Cek Fakta Efisiensi Kendaraan Listrik
Implementasi program elektrifikasi sektor transportasi masih menuai banyak perdebatan. Meski demikian, hasil studi Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) menunjukkan bahwa kendaraan listrik relatif lebih efisien daripada kendaraan konvensional berbahan bakar minyak.
KPBB mengkaji energy loss (kehilangan energi) dan efisiensi energi pada kendaraan listrik dan kendaraan BBM. Hasilnya, potensi kehilangan energi kendaraan listrik hanya 11 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) yang memiliki potensi kerugian energi sekitar 54 persen.
Sementara dari sisi penggunaan energi, pada 2019 kendaraan BBM sektor transportasi jalan raya mengonsumsi sekitar 68,6 juta KL/tahun. Sedangkan penggunaan energi kendaraan listrik hemat 31 sampai 75 persen tergantung jenis energi yang digunakan untuk pembangkit listriknya.
Adapun untuk pembangkit listrik dari batubara, konsumsi energi sebesar 47,39 juta KL/tahun setara bensin atau lebih hemat 31 persen dibandingkan kendaraan BBM. Apabila dari LNG, kendaraan listrik hanya mengonsumsi 35,71 juta KL/tahun setara bensin dan lebih hemat energi 48 persen. Jika menggunakan tenaga air, penghematan energi bisa mencapai 75 persen dengan konsumsi energi 17,17 juta KL/tahun setara bensin.
Selain itu, KPBB juga mengukur emisi kendaraan bermotor. Pada 2010, kendaraan BBM di jalan raya menghasilkan emisi sebesar 105 MtonCO2e. Emisi dari kendaraan BBM ini meningkat menjadi 255 MtonCO2e pada 2019 dan akan terus meningkat hingga 470 MtonCO2e pada 2030.
Peningkatan emisi transportasi di jalan raya bisa ditekan dengan adopsi kendaraan listrik. Dengan perhitungan adopsi sejak 2019, emisi transportasi jalan raya bisa menjadi 190 MtonCO2e pada 2030.
Dengan demikian, adopsi kendaraan listrik bisa mengurangi 280 MtonCO2e emisi pada tahun 2030. KPBB menilai, dari pengendalian emisi tersebut bisa memberikan manfaat ekonomi sekitar Rp 9.603 triliun pada tahun yang sama.
SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.