INFOGRAFIK: ‘Swiftonomics’ Melanda Dunia

Leoni Susanto
20 Maret 2024, 11:22

Konser musisi asal Amerika Serikat, Taylor Swift bertajuk ‘The Eras Tour’ selama enam hari di Singapura sukses menarik ratusan ribu penonton dari berbagai negara tetangga, termasuk Indonesia. Singapura turut merasakan swiftonomics yang menyumbang PDB Singapura hingga Rp3,51 triliun.

Pada Februari lalu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut bahwa Indonesia juga butuh swiftonomics dalam pariwisata Indonesia.

Istilah ‘swiftonomics’ diartikan sebagai dampak pertumbuhan ekonomi di berbagai kota dan negara yang disambangi tur konser global Taylor Swift. Selain karena popularitas dan musikalitas, permintaan konser Taylor Swift yang tinggi juga didorong karena adanya peningkatan permintaan industri hiburan, khususnya pertunjukan musik pasca-pandemi.

Kedatangan Taylor Swift berdampak pada peningkatan PDB negara lokasi konser, memberikan multiplier effect terhadap sektor industri kreatif dan pariwisata seperti transportasi, penerbangan, penginapan, restoran, hingga UMKM yang terpukul pandemi Covid-19.

Estimasi perputaran uang pada gelaran The Eras Tour di AS pada Maret sampai Agustus 2023 lalu mencapai Rp71,86 triliun. Sedangkan di Australia pada Februari 2024 lalu diestimasikan menghasilkan perputaran uang hingga Rp12,18 triliun. Di Jepang pada bulan yang sama diestimasi menghasilkan Rp3,58 triliun. 

Terbaru di Singapura perputaran uang diestimasi mencapai Rp3,51 triliun. Di Meksiko yang disambangi Taylor Swift pada Agustus 2023 diestimasi menghasilkan perputaran uang hingga Rp921,81 miliar. Sedangkan di Brazil pada November 2023 lalu perputaran uangnya diestimasi mencapai Rp1,15 triliun.

Sedangkan pendapatan kotor konser The Eras Tour sepanjang 2023 sendiri diklaim melampaui Rp17,18 triliun, menjadikan Taylor Swift penyanyi dunia pertama yang mencapai angka ini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami