INFOGRAFIK: Wacana Merger BUMN Pangan dan Pupuk
Menteri BUMN Erick Thohir merencanakan penggabungan perusahaan pelat merah di sektor pupuk dan pangan. Merger kedua sektor BUMN tersebut agar tercipta ekosistem yang saling terkait.
Dia mengatakan, rencana tersebut telah dimasukkan dalam cetak biru kerja BUMN hingga 2034. “Tidak mungkin kita bicara pangan tanpa pupuk misalnya. Nah, ini (sekarang) masih terpisah,” kata Erick dalam acara kumpul keluarga Kementerian BUMN di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur pada Minggu, 5 Mei.
BUMN Pupuk terdiri dari sejumlah perusahaan yang dipimpin oleh PT Pupuk Indonesia (Persero). Produksi utamanya adalah pupuk, baik subsidi maupun non-subsidi seperti urea dan NPK. Perusahaan juga memproduksi produk non-pupuk seperti amoniak.
Total sejak 2018 hingga 2023, PT Pupuk Indonesia (Persero) tercatat mencetak laba bersih mencapai Rp39,3 triliun.
Anak perusahaan BUMN Pupuk termasuk:
- PT Petrokimia Gresik
- PT Pupuk Kujang
- PT Pupuk Kalimantan Timur
- PT Pupuk Iskandar Muda
- PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
- PT Rekayasa Industri
- PT Pupuk Indonesia Niaga
- PT Pupuk Indonesia Logistik
- PT Pupuk Indonesia Utilitas
- PT Pupuk Indonesia Pangan
Sedangkan holding BUMN Pangan atau ID Food secara resmi dibentuk awal tahun 2022. PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) sebagai induk perusahaan membawahi 16 anak perusahaan:
- PT Sang Hyang Seri
- PT Berdikari
- PT Garam
- PT Perikanan Indonesia
- PT Perusahaan Perdagangan Indonesia
- PT Pabrik Gula Rajawali I
- PT Pabrik Gula Rajawali II
- PT Pabrik Gula Candi Baru
- PT Perkebunan Mitra Organ
- PT Laras Astra Kartika
- PT Mitra Kerinci
- PT Mitra Rajawali Banjaran
- PT Rajawali Nusindo
- PT GIEB Indonesia
- PT Rajawali Citramass
- PT Rajawali Tanjungsari Enjiniring
Produk BUMN Pangan termasuk beras, minyak goreng, gula, garam, teh, daging, hingga olahan perikanan. Terkait kinerja, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dalam enam tahun terakhir tercatat mencetak laba masing-masing Rp153 miliar pada tahun 2018 dan Rp58 miliar pada tahun 2020.
Pada 2021 hingga 2022, induk perusahaan BUMN Pangan ini tercatat merugi hingga total Rp1,1 triliun. Tahun berikutnya, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) kembali mencetak laba bersih Rp65 miliar per November 2023.
Penggabungan BUMN sektor pupuk dan pangan ini disebut sebagai upaya efisiensi kerja, menjaga ketahanan pangan nasional, dan peningkatan kesejahteraan petani, nelayan, hingga peternak.