INFOGRAFIK: Rencana Menteri Erick Merger BUMN Transportasi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan penggabungan sejumlah perusahaan pelat merah sektor transportasi dan logistik pada 2025. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari penyederhanaan jumlah BUMN menjadi hanya 30 perusahaan.
“Dari 45 program yang kami dorong untuk lima tahun ke depan, salah satunya adalah konsolidasi dari (saat ini) 47 perusahaan menjadi 30. Ini bagian dari upaya memperbaiki ekosistem BUMN,” kata Erick Thohir, 24 Desember 2024 lalu.
Dia mengatakan, kementerian tengah mematangkan proses merger di sektor perkeretaapian. Rencananya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) bakal menjadi induk usaha setelah nantinya dimerger dengan PT Industri Kereta Api (INKA). KAI sendiri merupakan perusahaan penyelenggaraan jasa angkutan perkeretaapian, sedangkan INKA merupakan perusahaan manufaktur sarana perkeretaapian.
Erick menyebut bahwa merger dilakukan agar mempermudah sinkronisasi bisnis antarkedua perusahaan, mengingat INKA kerap memproduksi rangkaian kereta untuk KAI.
Sinkronisasi ini juga menjadi alasan Kementerian BUMN mengkaji rencana merger BUMN sektor pelayaran. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) bakal menjadi induk usaha setelah nantinya dilebur dengan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) dan PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP).
“Kami dorong Pelni dan ASDP menjadi anak usaha Pelindo. Kalau pelabuhannya bagus, manajemen kapal Pelni akan lebih efisien, dan ASDP juga akan lebih teratur. Semua akan sinkron untuk logistik dan penumpang," kata Erick Thohir.
Untuk diketahui, Pelindo merupakan perusahaan yang bergerak di bidang logistik, pengelolaan dan pengembangan pelabuhan. Pelni merupakan perusahaan jasa transportasi kapal laut. Sedangkan ASDP merupakan perusahaan jasa kapal penyeberangan dan pengelolaan pelabuhan terintegrasi.
Pelindo sendiri merupakan hasil penggabungan dari empat perusahaan sektor pelabuhan Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV pada 2021 lalu.