KOMIK: Serbuan Tagar ‘Kabur Aja Dulu’
Tanda pagar (tagar) #KaburAjaDulu atau “kabur aja dulu” ramai di media sosial X. Para pengunggahnya rata-rata berisi ungkapan keresahan terhadap kondisi di tanah air, sehingga memutuskan untuk pergi sementara, baik untuk bekerja maupun sekolah, ke luar negeri.
Dari analisis yang dilakukan Drone Emprit, tagar ini kebanyakan disematkan oleh kalangan anak muda usia 19-29 tahun. Mereka mengaku frustasi dengan kondisi ekonomi Indonesia yang dianggap stagnan. Ini terlihat dari tingginya tingkat pengangguran dan kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan upah yang layak.
Selain itu, tagar ini juga menyoroti kualitas hidup yang menurun, seperti infrastruktur yang buruk, kurangnya ruang publik yang memadai, hingga masalah polusi udara. Banyak juga warganet yang mengeluhkan kebijakan pemerintah yang tidak efektif menangani masalah sosial dan ekonomi.
Mengutip BBC, Dini Adriani (28), salah seorang WNI yang bekerja di Thailand, memilih bekerja di luar negeri karena memperoleh penghasilan yang lebih layak. Di negara itu, dia bekerja sebagai guru privat dengan penghasilan sekitar 21 ribu bath atau sekitar Rp10 juta per bulan.
Dini mengatakan, sebenarnya dia ingin kembali bekerja di tanah air. Namun, menurutnya, kondisi di Indonesia saat ini tidak bisa menjamin dirinya dan keluarga secara ekonomi. “Saya rasa cukup susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi diri saya dan keluarga, karena kebetulan saya sandwich generation,” kata dia dikutip, 18 Februari 2025.
Pejabat pemerintah ikut bereaksi menanggapi maraknya tagar #kaburajadulu. Namun respons mereka cenderung menyalahkan anak-anak muda ketimbang menyodorkan solusi. Misalnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang mempertanyakan nasionalisme orang-orang yang bekerja di luar negeri.
Sama halnya dengan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer yang mengaku tidak memedulikan tagar tersebut. “Masak hashtag kami pedulikan,” kata dia, 17 Februari.
Dia justru mengimbau agar WNI yang telah pergi tidak kembali lagi. “Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi,” ujarnya.