Baret Biru Indonesia Jaga Perdamaian Timur Tengah
Saat Presiden Prabowo Subianto menyatakan kesiapannya untuk mengerahkan pasukan perdamaian untuk mengawal perdamaian di Palestina, Indonesia sudah sejak lama bersiap di titik api konflik Timur Tengah lewat keikutsertaan di Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Dalam pidatonya di ajang High-level International Conference for the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution, di Markas Besar PBB, New York, AS, Senin (22/9), Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong solusi dua negara sebagai satu-satunya pemecahan masalah konflik Palestina-Israel.
"Kami siap turut ambil bagian dalam perjalanan menuju perdamaian ini. Kami siap menyediakan pasukan penjaga perdamaian," ujarnya, dalam pidato berbahasa Inggris.
Lewat akun media sosialnya, Prabowo kembali menegaskan soal kesiapan mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina.
"Sebagai anggota PBB yang konsisten menyerukan perdamaian, Indonesia juga telah menyatakan kesiapan untuk menempatkan pasukan penjaga perdamaian guna mengakhiri perang dan menjamin keamanan rakyat Palestina," dikutip dari akun X Prabowo, Selasa (23/9).
Kesiapan pengiriman pasukan mengawal perdamaian di Palestina itu bukannya tanpa alasan. Sejak 2006, Indonesia sudah mengirimkan pasukan perdamaian ke titik api konflik Timur Tengah lewat Kontingen Garuda (Konga) di Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Sejarah UNIFIL dan Personel
UNIFIL didirikan pada 19 Maret 1978 lewat Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426 imbas invasi Israel ke Lebanon. Misi awalnya adalah mengonfirmasikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan, memulihkan perdamaian dan keamanan internasional, serta membantu pengembalian otoritas Pemerintah Lebanon di wilayah itu.
Dewan Keamanan PBB kemudian menambah tugas UNIFIL lewat Resolusi 1701 pasca-konflik Israel dan Hizbullah, 2006. Mandat terbaru itu termasuk membantu Pemerintah Lebanon mengamankan perbatasannya.
Sejak saat itu pulalah Indonesia selalu ambil bagian dalam pasukan perdamaian UNIFIL lewat Konga yang dirotasi tiap tahunnya.
Per 2025, RI bahkan menjadi penyumbang personel terbesar bagi UNIFIL. Data per Agustus 2025 menunjukkan pasukan Indonesia di UNIFIL mencapai 1.256 personel. Dalam lima besar penyumbang pasukan di UNIFIL, menyusul Italia (1.193 personel), India (903), Nepal (877), dan Ghana (876).
Keikutsertaan pasukan TNI di UNIFIL ini melengkapi rekam jejak panjang keterlibatan Indonesia dalam misi perdamaian PBB sejak 1957 sebagai bentuk pelaksanaan amanat UUD '45. Mengutip data Kementerian Pertahanan, beberapa misi perdamaian Kontingen Garuda di antaranya di Kongo (1961-1963), Vietnam (1973-1975), Irak (1989), Namibia (1989), Kuwait (1992), Kamboja (1993), Somalia (1993), Bosnia (1993-1996), Filipina (1999), Tajikistan (1998), Sierra Leone (1999), Nepal (2007), hingga Darfur (2007).
