Mengenal Sejarah, Corak, dan Perlambangan Motif Batik di Indonesia

Dwi Latifatul Fajri
28 September 2021, 12:00
Mengenal Sejarah, Corak, dan Perlambangan Motif Batik di Indonesia
pixabay.com

Salah satu hasil kerajinan Indonesia yang mendunia adalah batik. Di Indonesia, batik memiliki berbagai motif menarik dan unik. Setiap daerah di Indonesia memiliki motif dan ciri khas batik.

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), batik adalah proses pewarnaan teknik celup rintang memakai lilin panas dan canting tulis. Dari skripsi berjudul Batik Indonesia karya K.P.A. Hardjonagoro, salah satu teknik batik adalah celup rintang (dye resist).

Teknik celup rintang adalah teknik mewarnai pada sehelai kain. Lilin panas digunakan untuk merintangi kain agar tidak terkena warna. Sementara itu bagian yang tidak dilapisi lilin akan menyerap cairan pewarna.

Proses pembuatan batik dilakukan pembubuhan warna atau mewarnai berkali-kali. Pewarnaan ini supaya corak dan warna tetap awet. Secara tradisional proses pembuatan batik memakan waktu cukup lama.

Sejarah Motif Batik di Indonesia

Ada beragam motif batik di Indonesia, seperti motif batik bunga, motif kawung, dan batik modern. Batik mengalami perkembangan seperti masuknya agama Hindu ke pulau Jawa, pedagang India, Arab, Tiongkok, hingga Eropa ke Indonesia.

Berdasarkan rentang waktu, berikut sejarah batik di Indonesia

1. Agama Hindu dan Budha

Motif batik dipengaruhi oleh ragam hias populer seperti lereng, ceplok, sidomukti, dan kawung. Motif ini terlihat di arca-arca candi agama Hindu seperti candi Prambanan, candi Singosari dan candi Banon.

2. Batik Keraton

Kain batik tidak hanya digunakan sebagai pakaian. Kain batik memiliki susunan hiasan dan pewarnaan beragam. Paduan motif batik berdasarkan pandangan hidup dan lingkungan, misalnya lingkungan keraton.

3. Pola Larangan

Dahulu, batik mulai keluar dari lingkungan keraton. Namun, beragam hias dan pola batik keraton tidak boleh dipakai orang biasa. Pola-pola larang tersebut adalah lereng, parang, kawung (Yogyakarta) dan semen ageng.

4. Pertengahan Abad ke-19

Batik mengalami perkembangan karena teknologi. Muncul teknik baru dalam membatik yaitu teknik cap. Teknik ini membantu mempercepat proses pembuatan batik, sehingga harga batik tidak terlalu mahal.

5. Zaman Kolonial

Masa penjajahan Belanda, rakyat Indonesia diharuskan memakai pakaian tradisional. Di Jawa, masyarakat memakai jarit atau kain batik untuk pakaian. Selain itu, pemakaian batik juga bergeser karena pengaruh pakaian gaya barat. Batik mulai bergeser diganti celana panjang bergaya barat.

Jenis Batik

Beberapa derah seperti Surakarta, Yogyakarta dan Cirebon memiliki motif berbeda. Hingga kini, batik terus dikembangkan dari segi corak dan warna. Motif batik dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu:

1. Motif baku

Motif baku terdapat dalam batik rama. Ada 9 bentuk motif baku seperti meru, modang, baita, dampar, lar, burung, pusaka, binatang dan pohon hayat. Motif baku memiliki makna perlambangan.

2. Motif Anggitan

Anggitan merupakan motif tambahan atau pelengkap. Motif ini untuk mengisi ruang kosong dari motif baku.

3. Isen

Isen merupakan motif penghias baku dan anggitan. Isen ini berupa titik-titik, garis-garis, dan gabungan dari berbagai motif batik. Ada 13 bentuk isen-isen yang dipakai dalam batik.

Bentuk isen antara lain:

1. Cecek-cecek (Titik-titik)
2. Cecek-pitu (Titik-tujuh)
3. Sisik- melik (Sisik bertitik)
4. Cecek-sawut (Garis-garis dan titik)
5. Cecek sawut atau daun Garis-garis menjari
6. Herangan (Gambaran pecahan) yang berserakan
7. Sisik (Gambaran sisik)
8. Gringsing (Penutupan)
9. Sawut (Bunga berjalur)
10. Galaran (Seperti galar)
11. Rambutan atau rawan (Seperti rambut atau air rawa)
12. Sirapan (Gambaran atap dari sirap)
13. Cacah gori (Seperti gori dicaca)

Corak Batik

Corak batik adalah kerangka gambar yang terdiri dari perulangan pola dan motif. Batik membentuk corak yang mirip hewan dan tumbuhan. Corak ini disebut Imba. Imba adalah gambar tiruan bentuk alam yang digunakan sebagai motif batik.

Motif imba seperti air, api, awan, bebatuan, gunung, tumbuhan, bunga, serta bermacam-macam benda. Motif ini dipengaruhi ketika agama Hindu masuk ke Indonesia. Berdasarkan kepercayaan, agama Hindu menganggap keramat hewan sapi, banteng, kerbau, gajah, dan burung.

Motif tumbuhan dan bunga pada batik ada bermacam-macam. Motif bunga yaitu raditya puspita (bunga matahari), kembang bangah (bunga kecil makanan ular), kembang kantil (bunga kantil), blanggreng (bunga kopi), sawut (bunga perdu), dan masih banyak lagi.

Makna Perlambangan pada Motif Batik

Dari skripsi Batik Indonesia karya K.P.A. Hardjonagoro menyebutkan,, motif batik memiliki makna. Umumnya, perlambangan pada motif berdasarkan larangan dan upacara tradisional dari paham Jawa kuno, Hindu dan unsur alam pertanian.

Motif Batik Berdasarkan Paham Jawa Kuno

1. Meru

Pada batik, Meru menggambarkan tanah dan bumi sebagai lambang kehidupan manusia.

2. Modang

Modang adalah motif matahari, melambangkan sumber tenaga dan kekuatan

3. Naga

Naga di batik melambangkan air sebagai sumber kehidupan

4. Kukila atau burung

Menggambarkan angin yang memiliki makna dunia atas tempat tinggal para dewa.

5. Joli

Melambangkan alat angkutan masa lalu atau melambangkan dunia tempat manusia hidup.

6. Gurda, Lar, atau Sawat

Melambangkan mahkota atau kekuasaan tertinggi. Pada batik digambarkan dalam bentuk sayap burung Garuda

7. Baita

Melambangkan air sebagai sumber kehidupan

8. Dampar

Melambangkan tahta raja sebagai kekuasaan

9. Pusaka

Menggambarkan senjata dan alat pertanian yang dikeramatkan Keraton Mataram. Pusaka melambangkan ketenangan dan kegembiraan

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...