Sejarah dan Biografi Pangeran Diponegoro Pemimpin Perang Jawa

Dwi Latifatul Fajri
16 November 2021, 22:05
Pangeran Diponegoro
encyclopedia.jakarta-tourism.go.id

Pangeran Diponegoro adalah pahlawan nasional yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau lahir 11 November 1785 di Yogyakarta, dengan nama asli Raden Mas Ontowiryo. Putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III ini menjadi salah satu pahlawan yang cukup dikenal sebagai pemimpin Perang Diponegoro.

Pangeran Diponegoro memimpin perang untuk mendapatkan keadilan dari sikap penjajah Belanda yang melakukan penindasan kala itu. Belanda menyewakan tanah kepada petani pribumi secara semena-mena, sedangkan kepada pengusaha swasta sewa diberikan tanpa batasan agar bisa dijadikan lahan perkebunan.

Biografi Pangeran Diponegoro

Mengutip dari buku Sejarah Indonesia yang disusun Ersontowi, Pangeran Diponegoro dikenal karena Perang Jawa. Perang ini terjadi selama 5 tahun dari 1825 sampai 1830 di pulau Jawa.

Perang tersebut menewaskan banyak orang, ketika pimpinan Jenderal Hendrik Merkus de Kock dari Belanda berusaha mengalahkan penduduk. Sekitar 200 ribu orang tewas dalam pertempuran. Sedangkan pihak Belanda kehilangan 8.000 tentara dan 7.000 serdadu pribumi.

Pangeran Diponegoro meninggal pada 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi Selatan. Beliau meninggal di usia 69 tahun.

Mengutip Kemsos.go.id, Pangeran Diponegoro mendapatkan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh UNESCO pada 21 Juni 2013. Babad Diponegoro ditetapkan sebagai Memory of The World.

Sejarah Singkat Pangeran Diponegoro

Sejarah Singkat Pangeran Diponegoro
Sejarah Singkat Pangeran Diponegoro (encyclopedia.jakarta-tourism.go.id)

Perang Jawa terjadi karena Pangeran tidak ingin Belanda ikut campur dalam urusan kerajaan. Mengutip dari laman Kemdikbud.go.id, tahun 1821 terjadi penyalahgunaan penyewaan tanah karena warga Belanda, Inggris, Perancis dan Jerman. Petani lokal menderita karena penyewaan lahan tanah.

Dekrit yang dikeluarkan oleh van der Capellen dikeluarkan pada 6 Mei 1823. Pada 29 Oktober 1824, Pangeran Diponegoro mengadakan pertemuan untuk membahas perlawanan dengan Belanda.

Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan dengan cara membatalkan pajak yang digunakan kepada petani di Tegalrejo bisa membeli senjata dan makanan.

Alasan lain perlawanan terhadap Belanda yakni, ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak dan membuat rel kereta api melewati makam para leluhur. Peristiwa tersebut terjadi di Mei 1825, di mana Hendrik Smissaert yang merupakan Residen Yogyakarta yang ditunjuk oleh gubernur jenderal, memutuskan memperbaiki jalan kecil di Yogyakarta. Proses pembangunan dilakukan dari Yogyakarta ke Magelang.

Patok-patok dipasang melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro. Sementara itu, Patih Danureja tidak memberitahu pada Pangeran tentang patok itu. Patok-patok tersebut kemudian diganti menjadi tombak untuk pernyataan perang.

Perlawanan Pangeran Diponegoro

  • 5 Tahun Perang Tegalrejo

Sebelum perang dimulai, pada 20 Juli 1825 pihak istana mengutus dua bupati untuk memimpin pasukan Jawa Belanda. Dua bupati tersebut diminta menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo.

Kediaman Pangeran Diponegoro dirusak dan terbakar. Namun, keluarga dan pasukan bergerak ke arah barat untuk menyelamatkan diri. Mereka sampai di Desa Dekso, Kabupaten Kulonprogo sampai kemudian perjalanan diteruskan ke arah Selatan.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...