Dampak Inflasi adalah Akibat yang Mempengaruhi Sektor Ekonomi
Inflasi adalah keadaan ketika harga barang dan jasa akan meningkat secara menyeluruh. Biasanya hal ini terjadi di lingkup suatu negara.
Perlu diketahui juga bahwa inflasi dapat berpengaruh terhadap sektor perekonomian lainnya. Baik dari pihak produsen maupun konsumen.
Maka dari itu, inflasi menjadi salah satu permasalahan yang rumit bagi suatu pemerintahan. Lantaran inflasi juga dapat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
Winardi di dalam bukunya yang berjudul Kamus Ekonomi (1998) mendefinisikan, inflasi merupakan suatu periode pada masa tertentu, terjadi ketika kekuatan dalam membeli terhadap kesatuan moneter menurun. inflasi juga dapat terjadi jika nilai mata uang yang didepositokan beredar lebih banyak dibanding pasokan barang atau jasa yang ditawarkan.
Dilansir dari Bank Indonesia, inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.
Di samping itu, inflasi juga memiliki tujuan. Mengutip dari Investopedia, inflasi bertujuan untuk mengukur dampak keseluruhan dari perubahan harga barang dan atau jasa yang terdiversifikasi. Maka dari itu, sangat mungkin untuk merepresentasikan nilai tunggal dari peningkatan tingkat harga barang dan jasa selama periode tertentu.
Dampak Inflasi
Dampak inflasi adalah akibat dari terjadinya kenaikan harga barang secara keseluruhan. Berikut ini pembahasannya:
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat menunjang perkembangan ekonomi dengan adanya permintaan. Dampak inflasi ini dapat bersifat negatif dan positif. Tak hanya mendorong perekonomian, inflasi juga dapat menyebabkan kemerosotan nilai riil akibat pendapatan yang tetap. Hal ini akan terjadi kepada buruh atau pekerja yang memiliki gaji tetap.
Hal tersebut dapat menjadi sebuah kerugian karena penghasilan akan tetap ditukarkan dengan barang dan jasa yang harganya semakin naik. Berbeda halnya apabila orang-orang memiliki persentase pendapatan dan kekayaan melebihi kenaikan inflasi, hal ini justru dapat menambah nilai riil dari harta yang dimiliki.
2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Diketahui juga bahwa inflasi dapat menyebabkan daya saing barang yang diekspor berkurang. Hal tersebut dikarenakan harga barang ekspor yang semakin tinggi. Maka dari itu, negara juga dapat mengalami kerugian akibat berkurangnya jumlah penjualan yang berimbas ke mengecilnya devisa yang diterima.
3. Dampak Inflasi Terhadap Sektor Riil
Sektor riil adalah yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat, yaitu barang atau jasa yang non keuangan. Mengutip dari situs Ajaib, dijelaskan juga bahwa sektor riil meliputi usaha dagang pakaian, warung makan, jasa cuci mobil, dan masih banyak lagi. Singkatnya, sektor riil adalah usaha yang terlihat tampak fisiknya. Biasa disebut juga dengan physical investment.
Terkait inflasi, hal ini dapat menyebabkan terjadinya hambatan dan gangguan pertumbuhan sektor riil. Hal tersebut disebabkan oleh daya beli (permintaan agregat) yang menurun dan menyebabkan produsen harus menurunkan tingkat produksi. Hal ini juga dapat berimbas ke meningkatnya angka pengangguran akibat tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang semakin tinggi.
4. Dampak Inflasi Terhadap minat Menabung
Menurunnya nilai mata uang akan menurunkan minat menabung. Hal ini juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan memiliki uang yang ingin ditabung.
5. Distorsi Harga
Rozalinda (2014) kembali menjelaskan, inflasi tinggi membuat harga barang melonjak secara menyeluruh. Namun hal itu tidak selalu dipahami oleh masyarakat. Sedangkan inflasi rendah justru lebih mudah disadari sehingga pembeli dan penjual lebih inisiatif, misalnya mencari barang substitusi.
6. Distorsi Penggunaan Uang
Inflasi ternyata juga menyebabkan menurunnya nilai uang. Orang cenderung memaksimalkan penggunaan uang atas jumlah uang yang ada.
7. Distorsi Pajak
Tingginya inflasi menyebabkan beban pajak semakin tinggi pula.
Asal Inflasi
Berikut ini adalah beberapa inflasi yang berhasil dikutip dari buku Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi (2014) karya Rozalinda:
1. Domestic Inflation
Inflasi ini berasal dari dalam negeri. Timbul akibat terjadi defisit belanja negara, gagal panen, atau permintaan yang meningkat terhadap barang dan jasa tertentu.
2. Foreign Inflation (Foreign Inflation)
Jenis inflasi ini berasal dari luar negeri. Biasanya diakibatkan naiknya harga barang yang diimpor atau adanya lonjakan permintaan ekspor secara terus menerus dan berasal dari luar negeri.
Jenis-jenis Inflasi
Supriyanto (2007) dan Suseno dan Aisyah (2009) turut menjelaskan bahwa inflasi memiliki beberapa jenis. Berikut ini adalah penjelasannya:
a. Inflasi berdasarkan tingkatannya
- Inflasi ringan di bawah 10% setahun
- Inflasi sedang antara 10-30% setahun
- Inflasi berat 30-100% setahun
- Hiperinflasi, tidak terkendali di atas 100% setahun
b. Inflasi berdasarkan penyebabnya
- Demand inflation
Inflasi ini disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Peningkatan tersebut biasanya dipicu oleh pengeluaran pemerintah yang dibiayai oleh pencetakan uang, naiknya permintaan ekspor, serta naiknya pengeluaran investasi swasta akibat rendahnya tingkat kredit.
- Cost inflation
Jenis inflasi ini disebabkan oleh naiknya biaya produksi. Misalnya seperti meningkatnya biaya pengolahan bahan bakar dan menyebabkan harga BBM (bahan bakar minyak) yang turut melonjak.
Demikian penjelasan dampak inflasi. Dapat disimpulkan bahwa dampak inflasi adalah beberapa hal yang mencakup aspek produksi barang dan atau jasa. Selain itu, inflasi juga berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat yang meliputi daya beli dan kapasitas produksi.