Mengenal Tipe Perkecambahan Secara Sederhana
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan bagian-bagian biji lainnya yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Sedangkan menurut Encyclopedia Britannica, tahap awal perkecambahan dimulai saat biji menyerap air.
Penyerapan ini terjadi melalui liang biji (mikrofil) yang prosesnya disebut sebagai imbibisi. Penyerapan air merupakan tahap yang penting karena sebelumnya biji benar-benar kering dengan kandungan air sekitar 5%-10%.
Tipe Perkecambahan Tumbuhan Spermatophyta
Dikutip dari laman Zenius.com dan ruangguru.com, tipe perkecambahan pada tumbuhan Spermatophyta terbagi menjadi dua jenis, yakni epigeal dan hipogeal.
1. Tipe Perkecambahan Epigeal
Tipe perkecambahan epigeal adalah perkecambahan yang ditandai dengan terangkatnya kotiledon ke atas permukaan tanah, sehingga bagian hipokotil dapat terlihat jelas. Kotiledon akan melakukan proses fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Pada proses ini, radikula menjadi organ pertama yang muncul dan tumbuh menembus permukaan tanah. Contoh tumbuhan yang berkecambah dengan tipe ini adalah kacang hijau, kedelai, dan kacang tanah.
2. Tipe Perkecambahan Hipogeal
Tipe perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan di mana kotiledon tidak dapat terangkat ke permukaan tanah, sehingga hipokotil tidak bisa terlihat. Proses pertumbuhan ini ditandai dengan epikotil yang memanjang.
Plamula akan tumbuh ke permukaan tanah dan menembus kulit benih. Adapun contoh tumbuhan yang berkecambah dengan cara hipogeal adalah jagung, kacang ercis, dan kacang kapri.
Perbedaan Tipe Perkecambahan
Perbedaan tipe perkecambahan epigeal dan hipogeal adalah letak kotiledon saat berkecambah. Epigeal ditandai dengan munculnya kotiledon ke permukaan tanah. Sedangkan hipogeal ditandai dengan kotiledon tetap berada di bawah permukaan tanah.
Proses Perkecambahan
Selain tipe perkecambahan, terdapat juga rangkaian perkecambahan yang perlu diketahui. Berikut pembagiannya:
1. Imbibisi
Imbibisi adalah proses masuknya air ke dalam benih untuk memicu proses perkecambahan. Masuknya air ini bisa terjadi secara difusi maupun osmosis.
Adapun proses osmosis ini terjadi akibat keadaan benih yang lebih kering dari lingkungannya, sehingga air mudah masuk ke dalam benih. Benih yang kering akan mengabsorbsi air melalui micropyle dan testa (kulit benih).
Dalam proses ini, lapisan koloid akan menarik air dan mengembang, sehingga volumenya naik sampai 200 %. Proses akhirnya ditandai dengan kulit biji yang terpecah.
2. Pembentukan Enzim
Air yang masuk akan memicu aktifnya hormon giberelin pada embrio. Nantinya, hormon tersebut akan memicu sel-sel di lapisan aleuron memproduksi enzim amilase.