5 Contoh Teks Eksplanasi Banjir dan Pengertian Lengkapnya
Salah satu jenis tulisan yang bisa digunakan sebagai cara untuk menjelaskan suatu fenomena adalah teks eksplanasi. Singkatnya, teks eksplanasi merupakan tulisan yang sifatnya menjelaskan suatu peristiwa di kehidupan nyata.
Tomi Rianto di dalam bukunya berjudul Analisis Kohesi Gramatikal pada Wacana Lha Dalah (2011) menjelaskan, teks eksplanasi adalah format tekstual yang menjelaskan mengapa dan bagaimana suatu peristiwa terjadi. Terlepas dari jenis peristiwanya, termasuk peristiwa alam, sosial, budaya, ilmiah, dan lain-lain.
Berdasarkan penjelasan tersebut, teks eksplanasi dapat membahas tentang peristiwa di alam, soal, budaya, ilmiah, dan lain sebagainya. Terkait dengan itu, Katadata.co.id akan memberikan contoh teks eksplanasi banjir. Di mana, banjir merupakan salah satu fenomena alam yang biasa terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut daftar contoh teks eksplanasi banjir yang bisa dijadikan referensi.
Teks Eksplanasi Banjir 1
Sumber: Kelas Pintar
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Dalam arti “air mengalir”, kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai itu.
Selain sejumlah tempat yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain, banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan.
Di berbagai negara di seluruh dunia, sungai yang rawan banjir dikendalikan dengan hati-hati. Pertahanan seperti bendungan, waduk, dan weir digunakan untuk mencegah sungai meluap, peralatan darurat seperti karung pasir atau tabung apung portabel digunakan. Banjir pantai telah dikendalikan di Eropa dan Amerika melalui pertahanan pantai, seperti tembok laut, pengembalian pantai dan pulau penghalang.
Teks Eksplanasi Banjir 2
Sumber: Sonora
Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama. Banjir dapat terjadi karena alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang.
Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi pemukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.
Banjir memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat banjir tersebut terjadi di permukiman penduduk sehingga menyeret dan merusak apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini.
Teks Eksplanasi Banjir 3
Sumber: Sonora
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut kondisi curah hujan yang tinggi dan jebolnya tanggul bandara memicu banjir hingga masuk ke pemukiman warga di Kota Ambon, Provinsi Maluku pada Selasa 26 Juli 2022. BNPB menaksir, tinggi muka air akibat banjir mencapai 1,5 meter. Dengan kondisi itu, bencana banjir sempat menghambat aktivitas para warga. Masyarakat menggunakan tali untuk membantu berjalan kaki.
Dengan kondisi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon mencatat terjadi bencana longsor di sejumlah titik. Dari bencana itu, setidaknya ada enam unit rumah terdampak dan lima unit berpotensi longsor.
"Upaya penanganan darurat juga terus dilakukan BPBD Kota Ambon dengan menjalin koordinasi antar lintas unit terkait pendataan dan distribusi permakanan bagi para warga terdampak," ujar Abdul.
Teks Eksplanasi Banjir 4
Sumber: Sonora
Banjir merendam sejumlah kawasan di Kabupaten Buleleng, Bali usai wilayah itu diguyur hujan deras disertai petir, Kamis (8/4/2021). Hujan deras disertai petir menggelegar itu diduga dampak dari Badai Seroja. Pantauan di lapangan, banjir merendam sejumlah ruas jalan di Singaraja di antaranya Jalan Ahmad Yani, Kampung Anyar, Jalan Anggrek, Kartini, Jalak Putih, Mawar, Pramuka serta beberapa tempat lainnya.
Sejumlah warga kemudian turun membantu para pengendara yang terjebak banjir. Warga Singaraja, Putu Ferry Kurniawan mengatakan, hujan deras disertai petir terjadi sejak pukul 15.30 Wita. “Sekitar jam 5 sore, air mulai naik menggenangi jalan dan rumah-rumah warga,”
Hingga malam ini, banjir masih menggenangi sejumlah lokasi. Namun, ketinggian air berangsur surut. Warga pun mulai membersihkan rumahnya pasca terendam banjir.
Teks Eksplanasi Banjir 5
Sumber: Ruang Guru
Mendengar kata banjir memang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Banjir adalah fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir dapat terjadi karena alam dan tindakan manusia. Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.
Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai dan daya tampung sungai menjadi berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi pemukiman, hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.
Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi, degradasi lingkungan, dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir.
Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai. Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir daerah perkotaan.
Banjir memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat banjir tersebut terjadi di permukiman penduduk sehingga menyeret dan merusak apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini.