Bekal Tessa Wijaya Ikut Membangun Xendit hingga Menjadi Unicorn

Intan Nirmala Sari
20 Mei 2022, 08:55
Xendit, startup, fintech, impactalk, inspire me
Youtube

Xendit telah masuk ke dalam jajaran perusahaan rintisan yang menyandang status unicorn. Label bergengsi startup teknologi finansial atau fintech payment gateway tersebut diperoleh setelah berhasil mengumpulkan US$ 150 juta atau setara Rp 2,2 triliun dalam putaran pendanaan seri C, tahun lalu.

Istilah unicorn disematkan kepada startup yang memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar. Sedangkan decacorn hanya diperuntukkan bagi perusahaan dengan valuasi di atas US$ 10 miliar.

Advertisement

Co-Founder & COO Xendit, Tessa Wijaya mengatakan Xendit sudah berdiri sejak 2015, dan dalam lima tahun menjadi perusahaan payment gateway. Kini, perusahaan rintisan tersebut sudah mengembangkan produk outside payment only.

Menurut Tessa, sebagai startup infrastruktur untuk pembayaran, Xendit menghubungkan pebisnis dengan bank atau Mastercard dan Visa. Dia mengandaikan Xendit sebagai perusahaan logistik yang berperan memindahkan uang yang semuanya dilakukan di dunia maya atau digital.

Selama perjalanan tersebut, startup fintech itu telah melakukan banyak hal untuk memastikan merchants mulus bertransaksi secara online. “Starting a startup and growing it to be unicorn,” ujar Tessa dalam program serial podcast Impactalk yang dirilis oleh Impactto belum lama ini.

Inspirasi membangun Xendit sendiri hadir dari pengalaman Tessa menempa pendidikan di beberapa negara. Melansir Linkedin, mantan Senior Analyst PT Principia Management Group tersebut pernah mengenyam pendidikan Master of Philosophy di University of Sydney periode 2004-2006, serta Syracuse University di New York pada 1999-2003.

ImpactTalk Tessa Wijaya Co-Founder & COO of Xendit
ImpactTalk Tessa Wijaya Co-Founder & COO of Xendit (Impactto) 

Tessa mengatakan pengalamannya tinggal di luar negeri membuatnya mampu melihat hal-hal baik yang diterapkan di beberapa negara. Berkaca dari kondisi di negara lain, dia mulai mempertimbangkan hal apa saja yang baik dan bisa diterapkan di Tanah Air.

Selain itu, dia menilai pentingnya kualitas pendidikan. Menurutnya, pelajaran di Indonesia lebih banyak mengajak pelajar untuk mengingat bukan berpikir kritis. Perbedaan metode pendidikan tersebut justru mendorong Tessa untuk lebih banyak menyelesaikan permasalahan.

It’s extremely valuable from my experience to build Xendit to where it is today,” ujarnya.

[Perbincangan lengkap program Impacttalk tersebut bisa dililhat pada link berikut ini]

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement