Survei Ungkap Suara Partai KIB Kompak Anjlok, Apa Penyebabnya?

Ade Rosman
26 Oktober 2022, 12:18
Survei KIB
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) memberikan keterangan pers disaksikan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa (kiri) dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kanan) di gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Hasil survei terbaru yang dirilis Litbang Kompas Selasa (25/10) menunjukkan perolehan suara trio Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengalami penurunan. KIB merupakan koalisi partai yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). 

Berdasarkan survei Golkar keluar dari tiga besar papan atas dengan hanya memperoleh 7,9 persen suara. Padahal pada survei yang sama Juni 2022 lalu partai Beringin mendapat suara 10,3 persen. Posisi Golkar di tiga besar disalip oleh Partai Demokrat dengan elektabilitas 14 persen. 

Sama halnya dengan Golkar PAN yang berdasarkan survei Juni lalu berada di papan tengah dengan perolehan suara 3-10 persen juga mengalami penurunan suara. PAN menjadi satu-satunya parpol yang mengalami penurunan pada papan tengah dengan mengantongi 3,1 persen. Raihan ini , turun dari sebelumnya 3,6 persen pada Juni lalu. Sedangkan PPP yang berada di papan bawah hanya memperoleh 1,7 persen suara.

 Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro mengungkapkan turunnya suara Golkar, PAN dan PPP bisa dipengaruhi konstelasi dalam penentuan capres. Tidak adanya sosok bakal calon presiden dengan potensi elektoral yang menjanjikan bisa menjadi salah satu penyebab merosotnya elektabilitas ketiga partai tersebut. 

"Ketiga partai politik itu juga tidak memiliki tokoh atau bakal calon presiden dengan potensi elektoral menjanjikan," katanya, saat dihubungi katadata.co.id, Selasa (25/10).

Selain itu, ia juga mengatakan seretnya suara partai di KIB juga bisa disebabkan kinerja para menteri di kabinet. Ia menilai  para menteri di kabinet pemerintahan dari ketiga partai tersebut tidak bisa menarik simpati pemilih dengan program yang dijalankan. 

"Kinerja para menteri dari ketiga partai itu tidak menonjol di kabinet," kata Bawono. 

Sebagai informasi survei Litbang Kompas digelar pada 24 September hingga 7 Oktober lalu dengan responden sebanyak 1200 orang di seluruh Indonesia. Pengambilan data dilakukan secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis di 34 provinsi di Indonesia.

Reporter: Ade Rosman
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...