Koalisi Demokrat, Nasdem, dan PKS Diramal Tak Bubar Karena Cawapres
Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diprediksi tidak akan lari dari rencana koalisi dengan partai NasDem. Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro meyakini koalisi tetap berlanjut meski nantinya kader mereka tidak dipilih menjadi pendamping Anies Baswedan dalam kontestasi pemilihan presiden 2024 mendatang.
"Bagi Partai Demokrat dan PKS berada dalam koalisi perubahan ini merupakan kesempatan terbesar bagi kedua partai politik tersebut untuk nanti masuk di dalam pemerintahan sebagai bagian dari partai berkuasa," kata Bawono kepada Katadata, Rabu (9/11).
Ia berpendapat, posisi cawapres pendamping Anies bisa saja bukan menjadi bidikan utama Demokrat dan PKS. Meski begitu, ia mengakui bahwa penentuan cawapres bisa menjadi penyebab mandegnya komunikasi antar partai pendukung.
"Titik temu koalisi dari ketiga partai itu tidak terbatas cuma dalam soal posisi cawapres saja. Bisa saja titik temu lain misal ketua tim pemenangan dan juga posisi-posisi di kementerian kelak," kata Bawono.
Senada dengan Bawono, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, pembahasan mengenai cawapres hanya merupakan bagian dari beberapa hal yang sudah dibahas dan disepakati oleh tiga pihak parpol. Koalisi partai lebih mengutamakan penyamaan visi.
"Jadi, bahas-bahas cawapres ini hanya salah satu bagian saja dari sekian banyak hal yang sudah kami bahas dan sepakati," katanya, dalam keterangan tertulis, Rabu (9/11).
Sebelumnya, koalisi perubahan yang terdiri dari Nasdem, PKS dan Demokrat akan mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju dalam Pilpres. Deklarasi ini meneguhkan deklarasi yang sebelumnya telah dilakukan oleh Nasdem.
Deklarasi semula dijadwalkan berlangsung Kamis (10/11). Namun agenda tersebut diundur karena ketiga pihak memiliki kesibukan lain di masing-masing internalnya.