Gempa Cianjur: 39 Orang Hilang di Satu Desa, Pengungsi jadi 62.545
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto mengatakan penanganan korban akibat gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 yang terjadi pada Senin (21/11) terus dilakukan. Hingga Kamis (24/11) BNPB mencatat 272 korban meninggal. Sebanyak 165 sudah teridentifikasi dan 107 masih terus dilakukan pendataan.
“Sementara itu korban luka-luka 2.046 orang, warga mengungsi 62.545 orang," ujar Suharyanto seperti dikutip Jumat (25/11).
Menurut Suharyanto hingga kini masih ada korban hilang di satu wilayah desa akibat tertimbun longsor. Sebanyak 39 korban dilaporkan hilang di wilayah Cijedil, Kecamatan Cugenang akibat longsor. Kerugian materil juga masih terus dilakukan pendataan dari laporan dari desa dan camat langsung ke posko utama.
"Total rumah rusak 56.311, rusak berat 22.267 unit, rusak sedang 11.836 unit dan rusak ringan 22.208 unit,” kata Suharyanto.
Penanganan bencana masih akan terus dilakukan. Evakuasi masih difokuskan pada pencarian dan penyelamatan korban. Menurut Suharyanto, selain SAR, pendistribusian logistik terus berjalan.
“Jadi para Camat sudah ambil logistik kebutuhannya dan didistribusikan ke desa dan desa mendistribusikan ke masyarakat yang membutuhkan," tutur Suharyanto.
Suharyanto menyatakan masyarakat yang keluarganya meninggal akibat gempa, dapat melengkapi surat sebagai syarat untuk mendapatkan santunan dari pemerintah. Selain itu ia meminta masyarakat untuk terlibat aktif dalam evakuasi gempa.
Kemarin, Presiden Joko Widodo kembali melakukan kunjungan kerja ke lokasi bencana. Jokowi meninjau beberapa lokasi di Cianjur, antara lain Desa Cijedil, RSUD Sayang, Desa Gasol dan SDN Cugenang.
Selama peninjauan, Presiden mendapatkan penjelasan oleh Kepala BNPB terkait perkembangan penanganan gempa Cianjur yang telah berlangsung memasuki hari keempat. Ini merupakan tinjauan kedua yang dilakukan oleh Presiden, setelah sebelumnya pada Selasa (22/11).