Huawei Cetak Laba Bersih Rp 80,27 Triliun, Fokus Kembangkan Riset
Perusahaan raksasa teknologi yang berbasis di China, Huawei, mengumumkan kinerja positif sepanjang 2022. Berdasarkan laporan tahunan 2022 yang baru dirilis, Huawei mencatatkan pendapatan senilai 642,3 miliar yuan atau setara Rp 1.449 triliun dengan kurs akhir tahun Rp 2.255. Sedangkan laba bersih senilai 35,6 miliar yuan atau setara Rp 80,27 triliun.
Bila dibanding laporan tahunan 2021 pendapatan yang dibukukan Huawei mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya 636,8 miliar yuan atau Rp 1.435 triliun. Sebaliknya laba yang berhasil dihimpun mengalami penurunan dibanding capaian 2021 mencapai 113,7 miliar yuan atau Rp 254 triliun.
Rotating Chairman Huawei, Eric Xu mengatakan kinerja perusahaan sepanjang 2022 merupakan capaian di tengah berbagai tekanan ekonomi yang terjadi sepanjang tahun. Perusahaan berkomitmen untuk terus menjaga pendapatan untuk memastikan kelangsungan usaha dan pengembangan di masa depan.
“"Pada t2022, faktor eksternal yang menantang dan faktor non-pasar terus mempengaruhi operasi Huawei,” ujar Eric Xu dalam rilis laporan kinerja tahunan Huawei, Minggu (2/4).
Secara keseluruhan pendapatan Huawei sepanjang 2022 ditopang oleh tiga lini utama yaitu bisnis operator, perusahaan dan konsumen. Bisnis operator menyumbang 284 miliar yen atau setara Rp 640,4 triliun, diikuti pendapatan perusahaan senilai 132,2 miliar yen atau setara Rp 298,11 triliun. Adapun lini konsumen menyumbang pendapatan 214,5 miliar yen atau setara Rp 483,6 trilliun.
Lebih jauh, CEO Huawei Sabrina Meng mengatakan sepanjang 2022 perusahaan terus memperkuat investasi dalam riset dengan menghabiskan anggaran 161,5 miliar yuan atau Rp 364 triliun. Nilai ini setara dengan 25,1% dari total pengeluaran R&D selama 10 tahun terakhir. Dia mengatakan nilai investasi untuk riset pada 2022 menjadi yang tertinggi dalam sejarah.
"Posisi keuangan kami tetap kokoh, dengan ketahanan dan fleksibilitas yang kuat,” ujar Sabrina.
Secara keseluruhan, Sabrina mengatakan pada akhir 2022, rasio kewajiban Huawei mencapai 58,9% dengan saldo kas senilai 176,3 miliar yen atau setara Rp 397 triliun. Adapun sebagian besar dari saldo total terdiri dari aset lancar seperti uang tunai, investasi jangka pendek, dan aset operasi.
Sabrina menyebut perusahaan akan terus mengembangkan kemampuan platform di seluruh portofolio HarmonyOS, Kunpeng, Ascend, dan cloud. Adapun fokus utama perusahaan pada peningkatan pengalaman bagi para developer serta mengaktifkan dan mendukung mitra ekosistemnya di semua lini. Saat ini Huawei bekerja dengan lebih dari sembilan juta developer dan lebih dari 40.000 mitra ekosistem.
“Kami yakin dengan kemampuan kami untuk mengatasi tantangan apapun yang menghadang, meletakkan dasar yang kokoh untuk kelangsungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Xu.
Pelatihan Talenta Digital
Sebagai bagian dari upaya Huawei meningkatkan layanan digital, perusahaan juga berkomitmen mendukung lahirnya lebih banyak talenta digital di Indonesia. Hailong Guo, CEO Huawei Indonesia, menjelaskan Indonesia memiliki potensi unik untuk pengembangan industri berteknologi tinggi.
Hailong mengatakan Huawei akan terus memanfaatkan momentum transformasi digital di Asia Tenggara terutama Indonesia yang diperkirakan akan mencapai US$1 triliun pada 2030. Salah satu caranya adalah melalui investasi dan inovasi berkelanjutan dalam konektivitas, komputasi, dan perangkat.
“Huawei akan membantu Indonesia memanfaatkan peluang pengembangan industri digital dengan memanfaatkan teknologi seperti 5G, AI, dan cloud computing,” ujar Hailong.
Saat ini perusahaan turut memberikan pelatihan talenta digital di Tanah Air. Huawei menargetkan bisa memberi pelatihan pada 100.000 talenta digital di Indonesia hingga akhir 2024.
“Kami akan memanfaatkan keahlian kami dalam teknologi mutakhir untuk mengembangkan ekosistem teknologi tinggi demi membangun Indonesia yang sepenuhnya terhubung, berorientasi 5G, lebih cerdas, digital, dan hijau,” ujar Hailong lagi.
Hailong menyebut Huawei telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kantor Staf Presiden (KSP), telah melatih lebih dari 80.000 talenta digital dalam dua tahun terakhir. Program ini sejalan dengan nasional digitalisasi yang tengah dikembangkan pemerintah.