PDIP Klaim Tak Gentar Hadapi Koalisi Gemuk Pendukung Capres Prabowo
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan partainya tak mempersoalkan bergabungnya Golkar dalam koalisi pendukung Prabowo Subianto di pemilihan presiden 2024 mendatang. Keputusan itu diambil Golkar di tengah upaya membentuk tim teknis untuk berkoalisi mendukung capres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo.
Menurut Basarah partai banteng tak mempermasalahkan berpalingnya arah koalisi Partai Golkar. Ia menyebut selama belum ada keputusan resmi dinamika politik bisa saja terjadi.
"Kami anggap sesuatu hal yang wajar dalam dinamika politik seperti ini, karena yang penting bagi kami sebuah kerja sama politik itu dasarnya harus kesukarelaan, keikhlasan, kehendak bersama tidak boleh ada kawin paksa ya, sehingga harus satu sama lain saling bekerja sama," kata Basarah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/8).
Saat ini, PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang telah memenuhi presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden 20 persen. Artinya, PDIP dapat mengusung sendiri calon Presidennya pada Pilpres 2024.
Meski begitu, Basarah mengatakan, PDIP tak mau jumawa dan menyombongkan diri. Menurut Basarah, PDIP tetap membuka diri untuk menjajaki hubungan dengan partai politik lain namun dengan catatan tidak ada yang memaksakan diri dan berlandaskan pada kesukarelaan.
Sebelumnya PDIP bersama Partai Golkar sepakat membentuk tim teknis. Nantinya tim teknis itu tersebut akan secara rutin membahas mengenai wacana koalisi di antara kedua partai dalam kontestasi Pilpres 2024. Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, tim teknis diperlukan untuk membahas masalah-masalah teknis.
"Partai Golkar sudah membentuk tim teknis, dipimpin oleh saudara Pak Melchias Markus Mekeng," Kata Airlangga di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (27/7). Airlangga menyampaikan hal itu usai melakukan pertemuan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Namun, pada Minggu (13/8) manuver politik Partai Golkar berubah dengan memberikan dukungan pada Prabowo. Pendeklarasian dukungan pada Menteri Pertahanan itu dilakukan berbarengan dengan Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Hadapi Koalisi Gemuk
Sementara itu Bendahara Umum PDI Perjuangan Olly Dondokambey menilai keputusan PAN dan Golkar mendukung Prabowo merupakan hal biasa dalam konstelasi politik. Dia menyebut PDIP tidak merasa ditinggal. PDIP kata Olly tetap akan membangun kerjasama dengan seluruh partai.
"Tentu mungkin Golkar dan PAN lebih nyaman berada di sana daripada dengan PDIP," kata Olly saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (14/8).
Olly menilai pola koalisi yang terjadi menjelang pilpres 2024 tak jauh berbeda dengan dinamika Pemilu 2014. Dia menyebut saat itu banyak partai yang tidak bergabung dengan PDIP ketika Jokowi dicanangkan sebagai capres.
Gubernur Sulawesi Utara itu meyakini bahwa PDIP sudah mematangkan strategi untuk Pemilu 2024 sejak lama, mengingat hanya PDIP yang bisa mencalonkan capres sendiri tanpa dukungan partai lain. Namun demikian, PDIP tetap membuka pintu kerja sama dengan partai lain
Terkait dengan nama-nama yang dilirik untuk menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo, Olly menegaskan bahwa PDIP tengah konsentrasi pada pemenangan Ganjar Pranowo. Ia menjelaskan bahwa sejumlah nama sudah diajukan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan hanya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkannya.