Jokowi Kembali Buka Keran Impor Beras 2 Juta Ton sampai Akhir 2023

Nadya Zahira
27 Maret 2023, 14:06
Impor beras
ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/hp
Pekerja memanggul karung berisi beras medium di Gudang Bulog Baru (GBB) Sidomulyo, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Selasa (17/1/2023).

Pemerintah kembali membuka keran impor beras. Perum Bulog mendapat penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mengimpor 2 juta ton beras sampai akhir Desember 2023, guna memenuhi cadangan beras pemerintah.

Informasi tersebut termuat dalam Surat Penugasan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada Perum Bulog yang dirilis pada 24 Maret 2023. Putusan tersebut merupakan hasil rapat dengan Presiden Joko Widodo. 

"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah dari luar negeri, yaitu sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Pengadaan 500 juta ton pertama dilaksanakan secepatnya," tulis Arief dalam suratnya, dikutip Senin (27/3).

Dalam surat tersebut, Arief menegaskan pihaknya tetap meminta Perum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan hasil produksi dalam negeri, terutama selama masa Panen Raya Maret-Mei 2023. Artinya, beras dalam negeri harus tetap diprioritaskan.

Katadata.co.id melakukan konfirmasi kepada Perum Bulog. Hasilmua, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal membenarkan adanya penugasan impor beras tersebut.

"Benar, impor tersebut akan dilakukan. 2 juta untuk satu tahun, bertahap, tahap pertama 500 ribu ton," ujarnya saat dihubungi Katadata.co.id.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, tugasnya adalah untuk mendukung apapun yang diputuskan dan diperintahkan. Dengan demikian, dia mendukung adanya impor beras 500 ribu jika memang sudah diputuskan oleh Presiden Joko Widodo.

"Jadi kalau sudah rapat dan diputuskan, lalu sudah diperintahkan, ya kita kerjakan.  Sudah diputuskan di juga impor tersebut di ratas (rapat terbatas)," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Senin, (27/3).

Sebelumnya, Zulhas juga mengaku bahwa harga beras belum menunjukkan tren penurunan lantaran stoknya menipis. Sehingga harga komoditas pangan tersebut berpotensi akan merangkak naik lagi saat menjelang Ramadan

"Beras ini belum berhasil kita turunkan sampai hari ini. Bahkan cenderung bisa naik, dan naiknya ini gak sedikit sudah lebih dari Rp 1.000. Walaupun data, menunjukan katanya kita surplusnya banyak," ujarnya saat Rapat Kerja Dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Rabu (15/3) 

Maka itu, Zulhas mengungkapkan menjelang Lebaran Idul Fitri 2023 ini dirinya merasa khawatir karena banyak harga komoditas pangan yang masih naik, dan stok beras yang menipis.

"Saya terus terang memang menjelang Lebaran ini saya agak khawatir juga, terus terang saja. Biasanya perasaan itu tidak ada tapi kali ini ada," kata dia.

Selain itu, dia membeberkan bahwa harga gabah di pasar sekarang sudah mencapai di atas Rp 6.000 per kg. Sedangkan beras medium di tingkat pabrik sudah di atas Rp 9.000 per kg.

Oleh sebab itu, pemerintah akan kembali melakukan impor beras sebesar 500 ribu ton untuk mengantisipasi kebutuhan saat Ramadan dan Idul Fitri 2023. 

Sebelumnya, Perum Bulog mendapatkan penugasan impor beras sebanyak 500 ribu ton yang dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar 200 ribu ton yang ditargetkan rampung pada Desember 2022, sementara tahap kedua sebesar 300 ribu ton pada Januari-Februari 2023.

United States Department of Agriculture (USDA) memproyeksikan Indonesia menjadi produsen beras terbesar keempat di dunia, sekaligus nomor satu di Asia Tenggara dengan estimasi produksi 34,6 juta MT pad musim 2022/2023.

Produksi beras Indonesia paling banyak berasal dari Jawa Barat (17%), Jawa Timur (17%), Jawa Tengah (14%), Sulawesi Selatan (6%), dan Sumatra Utara (5%).

Reporter: Nadya Zahira
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...