Aturan OJK Segera Terbit, Simak Potret Keuangan Calon Bank Digital

Image title
19 Agustus 2021, 13:16
Bank Digital, Perbankan, OJK, Otoritas Jasa Keuangan
Donang Wahyu|KATADATA
Gedung OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan meluncurkan peraturan baru terkait bank umum yang di dalamnya membahas soal bank digital. Sebelumnya, otoritas perbankan menyebut ada tujuh bank yang tengah mengantre untuk menjadi bank digital.

Ketujuh bank yang dalam proses mengajukan diri sebagai bank digital antara lain, PT Bank BCA Digital, PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), dan PT Bank Capital Tbk (BACA). Selain itu, PT Allo Bank Indonesia Tbk yang semula bernama Bank Harda Internasional Tbk (BBHI). Sisanya, PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), dan PT Bank KEB Hana.

Advertisement

Berdasarkan laporan keuangan terbaru dari masing-masing bank yang mengajukan izin, mayoritas bank memang mencatatkan laba bersih meski mengalami penurunan secara tahunan. Namun, tidak sedikit juga yang mengalami kerugian.

Berikut catatan kinerja keuangan terbaru bank yang mengajukan izin secara resmi kepada OJK untuk menjadi bank digital:

PT Bank BCA Digital

Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tersebut masih membukukan kerugian bersih Rp 19,91 miliar pada semester I-2021. Padahal, pada periode sama tahun lalu, BCA Digital yang masih bernama Bank Royal Indonesia, membukukan laba bersih Rp 38,9 miliar.

Salah satu penyebab kerugian tersebut karena pendapatan bunga BCA Digital senilai Rp 76,72 miliar atau turun 5,54% dari Rp 81,23 miliar. Sementara, beban bunganya senilai Rp 15,41 miliar atau naik 1,65% dari Rp 15,16 miliar. Sehingga, pendapatan bunga bersihnya Rp 61,31 miliar, turun 7,19% secara tahunan dari Rp 66,06 miliar.

Posisi modal inti tier 1 BCA Digital per 30 Juni 2021 senilai Rp 1,35 triliun. Angka tersebut naik tapi tidak signifikan dari periode sama tahun lalu senilai Rp 1,34 triliun. Artinya, BCA Digital masih ada di BUKU 2.

PT BRI Agroniaga Tbk

Anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ini mampu membukukan laba bersih Rp 26,21 miliar pada semester I-2021. Laba bersih tersebut tercatat tumbuh hingga 31,06% dari periode sama tahun lalu senilai Rp 20 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bunga BRI Agro hanya Rp 879,11 miliar, turun 11,94% dari RP 998,32 miliar. Meski begitu, beban bunganya Rp 445,45 miliar mampu turun 34,03% dari Rp 675,2 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih mencapai Rp 433,66 miliar atau tumbuh 34,21% dari Rp 323,11 miliar.

Modal inti tier 1 BRI Agro per 20 Juni 2021 senilai Rp 4,21 triliun atau naik dari posisi 31 Desember 2020 senilai Rp 4,16 triliun. Artinya, BRI Agro masuk dalam kategori BUKU 2.

PT Bank Neo Commerce Tbk

Bank milik Akulaku ini mencatatkan rugi Rp 50,27 miliar pada triwulan I-2021. Rugi tersebut berbalik dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang masih membukukan laba bersih Rp 13,19 miliar.

Pendapatan bunga bank padahal mencapai Rp 142,73 miliar atau tumbuh 6,88% dari Rp 133,54 miliar. Tapi, beban bunganya Rp 90,4 miliar atau naik 15,12% dari Rp 78,53 miliar. Alhasil pendapatan bunga perusahaan Rp 52,32 miliar atau turun 4,89%.

Berdasarkan laporan keuangan, per Maret 2021, modal inti tier 1 bank yang dulu bernama Bank Yudha Bhakti ini Rp 1,02 triliun atau naik dari Rp 921,64 miliar pada Maret 2020. Artinya, Neo Commerce masuk kategori BUKU 2.

PT Bank Capital Tbk

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement