Kredit Perbankan Tumbuh 2,21%, OJK Sebut Covid-19 Mulai Terkendali
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan penyaluran kredit industri perbankan mencapai Rp 5.652,8 triliun hingga September 2021. Kredit tersebut tumbuh 2,21% dibandingkan periode sama tahun lalu sekitar Rp 5.530,5 triliun.
Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot mengatakan, pertumbuhan kredit tersebut menandakan stabilitas sistem keuangan bisa terjaga dengan baik. Hal ini, seiring terkendalinya pandemi Covid-19 dan meningkatnya aktivitas perekonomian.
"Aktivitas perekonomian global mulai pulih sejalan penyebaran Covid-19 varian delta mulai mereda dan peningkatan vaksinasi khususnya di negara berkembang," kata Sekar dalam siaran resmi, Senin (8/11).
OJK secara berkelanjutan melakukan asesmen terhadap sektor jasa keuangan dan perekonomian untuk menjaga momentum percepatan pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, penilaian diperlukan untuk memperkuat sinergi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
Berdasarkan data OJK, pertumbuhan kredit sektor transportasi naik paling signifikan, 14,59% secara tahunan per September 2021. Sektor berikutnya yang tumbuh adalah pertanian 4,34%, konstruksi 3,6%, dan rumah tangga 3,77% secara tahunan.
Secara kualitas, rasio kredit seret alias non-performing loan (NPL) membaik. Per September 2021, NPL berada di level 3,22% dibandingkan NPL per Agustus 2021 yang ada di level 3,35%.
Industri perbankan juga tercatat mampu memupuk dana pihak ketiga (DPK) Rp 7.162,3 triliun hingga berakhirnya triwulan III-2021. DPK tersebut tumbuh hingga 7,69% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 6.650,8 triliun.
Likuiditas industri perbankan berada pada level yang memadai. Rasio alat likuid dibandingkan non-core deposit ada di level 152,8%, di atas batas yang ditetapkan 50%. Selain itu, rasio alat likuid dibandingkan DPK ada di level 33,53%, di atas batas 10%.
Permodalan lembaga jasa keuangan menguat, terlihat dari capital adequacy ratio (CAR) industri perbankan sebesar 25,24% per September 2021. Level permodalan tersebut naik dibandingkan Agustus 2021 di level 25,24%.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Handiman Soetoyo mengatakan, kredit akan terus tumbuh. Ini karena data PMI Manufaktur melonjak ke rekor tertinggi 57,2 pada Oktober 2021.
"Kami memperkirakan pertumbuhan pinjaman berlanjut, didukung oleh peningkatan lebih lanjut dalam mobilitas dan kegiatan ekonomi," kata kata Handiman dalam riset tertulis, dikutip pada Selasa (2/11).
Sebagai gambaran, Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) secara total menyalurkan kredit hingga Rp 2.888 triliun hingga kuartal III. Capaian ini meningkat 10,52% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 2.614 triliun.
Total laba bersih keempat bank BUMN meningkat 41,45% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 33,62 triliun menjadi Rp 47,56 triliun.
Ada sejumlah faktor yang membuat pendapatan bunga bersih bank BUMN dan BCA tumbuh. Salah satunya, beban bunga yang lebih rendah secara signifikan. "Alasan lain, karena pendapatan non-bunga yang lebih tinggi," kata Handiman.