Bank Mega Sewakan Kantor untuk Allo Bank dan Entitas Asuransi

Lavinda
Oleh Lavinda
18 Maret 2022, 12:49
Bank Mega
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayõb (ketiga kanan) bersama Direktur Konsumer Diza Larentie (ketiga kiri) membuka gerbang keliling dunia pada peluncuran Program Keliling Dunia di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (6/2/2020).

PT Bank Mega Tbk menyewakan gedung miliknya kepada dua perusahaan afiliasi, yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk dan PT Asuransi Umum Mega.

Berdasarkan pengumuman, Bank Mega dan Allo Bank menandatangani perjanjian sewa menyewa Lantai Dasar Gedung Menara Bank Mega di Jalan Kapten P. Tendean Nomor 12-14A, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Gedung yang disewa seluas 382,5 Meter Persegi.

Selain itu, Allo Bank juga menyewa lahan reklame di Gedung Menara Bank Mega Jakarta seluas 195,83 Meter Persegi.

"Nilai transaksi atas penyewaan sebesar Rp 3,66 miliar, terdiri dari biaya sewa ruang selama tiga tahun Rp 3,16 miliar dan sewa lahan reklame Rp 493,49 juta." ujar Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam keterangan tertulis, Jumat (18/3).

Selanjutnya, Bank Mega dan Asuransi Umum Mega menandatangani perjanjian sewa menyewa ruang di Bank Mega Kantor Cabang Pembantu Yogyakarta Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta.

Kostaman mengatakan, konsumen memiliki kecenderungan memilih untuk melakukan transaksi bisnis dan keuangan secara efisien di suatu area terpadu. Melihat peluang tersebut, perusahaan memiliki ruang kantor dengan kapasitas besar menyewakan ruang kerja tersebut untuk dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki kebutuhan terkait.

"Dengan upaya tersebut, maka diharapkan memberi manfaat ekonomis terhadap bangunan perkantoran yang dimiliki perusahaan," katanya.

Transaksi Bank Mega dengan Allo Bank dan Asuransi Umum Mega merupakan bentuk transaksi afiliasi. Pasalnya, kepemilikan saham ketiga perusahaan dikendalikan secara langsung oleh pihak yang sama, yaitu PT Mega Corpora.

Sebagai informasi, sebanyak 58,02% saham Bank Mega dimiliki oleh Mega Corpora. Sisanya 41,98% dimiliki oleh publik. Di sisi lain, Allo Bank yang sebelumnya bernama Bank Harda Internasional itu dimiliki oleh Mega Corpora sebanyak 60,88%, dan sisanya publik 39,12%.

Sebelumnya, Chairman CT Corps Chairul Tanjung, induk pemegang saham Allo Bank, mengumumkan rencana kolaborasi dengan Grup Salim dan sejumlah institusi digital raksasa untuk membangun ekosistem digital dan fisik di berbagai lini usaha.

Pada Januari 2022, Allo Bank mengumumkan rencana penerbitan 10,04 miliar saham baru atau 86% dari seluruh modal perusahaan. Jumlah ini setara 46,24% setelah penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Allo Bank menetapkan saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga pelaksanaan Rp 478 per saham.

Berdasarkan surat pernyataan kesanggupan dan ketersediaan dana pada 27 Desember 2021, Mega Corpora selaku pemegang saham utama telah menyatakan hanya mengambil sebagian saham baru yang menjadi haknya, atau 30% dari seluruh saham baru, yakni 2,71 miliar saham baru senilai Rp 1,3 triliun.

Nantinya, kepemilikan Mega Corpora akan menjadi 60,87% saham perusahaan. Mega Corpora akan mengalihkan sebagian saham baru yang menjadi haknya kepada PT Bukalapak.com sebesar 11,49%, entitas Grup Salim yakni PT Indolife Investama Perkasa 6%, Abadi Investments Pte. Ltd, 7%, H Holdings Inc 2,07%, Trusty Cars Pte Ltd 0,69%, dan PT CT Corpora 1,88%.

Sejumlah perusahaan teknologi dan perusahaan modal ventura yakni, Grab, Carro dan Growtheum Capital Partners ikut berpartisipasi bersama dalam rights issue Allo Bank melalui salah satu konsorsium. Chairman CT Corps Chairul Tanjung mengatakan para pemegang saham akan berkolaborasi untuk membangun ekosistem digital dan fisik secara lengkap.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...