Sri Mulyani Targetkan Penarikan Utang 2022 Berkurang Rp 221 Triliun
Pemerintah menargetkan penerbitan utang baru pada 2022 menurun hingga Rp 221 triliun, dari semula Rp 1.416 triliun menjadi Rp 1.195 triliun. Hal itu dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) KiTA, Kamis (11/8) sore ini.
Seperti diketahui, defisit APBN 2022 yang ditekan lebih rendah dari target awal telah mendorong kebutuhan pembiayaan utang juga berkurang.
"Situasi pembiayaan APBN kita masih terjaga baik dan ini menunjukan perbaikan luar biasa, ini indikator kesehatan APBN mulai kita perbaiki," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani
Penurunan tersebut seiring defisit APBN tahun ini yang ditargetkan turun ke 3,92% Produk Domestik Bruto (PDB), dari rencana dalam Perpres perubahan APBN 2022 nono 98/2022 sebesar 4,5% dari PDB. Sri Mulyani juga akan menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk mengurangi penarikan utang.
Secara neto, pembiayaan utang pemerintah tahun ini ditargetkan sebesar Rp 943,7 triliun. Sampai dengan Juli, realisasinya sebesar Rp 236,9 triliun atau baru seperempat target.
Pembiayaan utang tersebut turun 49,5% dibandingkan tahun lalu yang sudah mencapai Rp 468,8 triliun. Penurunan ini terutama berkurangnya penerbitan Surat Berharga Negara (SBN).