Bos Bank Mandiri Borong 300 Ribu Saham BMRI, Gelontorkan Rp 3 Miliar
Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Sigit Prastowo, menggelontorkan dana pribadinya sekitar Rp 3 miliar untuk menambah kepemilikan saham perusahaan tempatnya bekerja saat ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), mantan Direktur Utama PT Bank DKI itu menambah muatan saham BMRI dengan total sebanyak 300 ribu lembar saham direntang harga pembelian Rp10.100 - Rp9.975 per saham. Adapun transaksi berlangsung sebanyak dua kali, yakni 28 Oktober 2022 dan 3 November 2022.
Secara rinci disebutkan, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI periode 2020 ini merogoh kocek sekitar Rp 1,01 miliar untuk membeli 100 ribu saham dengan harga pembelian Rp 10.100 pada 28 Oktober 2022.
Selanjutnya, Sigit mengeluarkan dana sekitar Rp 1,99 miliar untuk membeli 200 ribu saham dengan harga pembelian Rp 9.975 pada 3 November 2022.
Sigit mengatakan penambahan saham tersebut dilakukannya untuk investasi. "Untuk status kepemilikan saham secara langsung dan tujuannya adalah investasi," ujar Sigit dalam keterbukaan informasi, Jum’at (4/11).
Kini kepemilikan saham Sigit dalam Bank milik BUMN tersebut menjadi 1.093.400 lembar saham atau setara 0,0023%. Sebelumnya, kepemilikan sahamnya hanya 793.400 saham atau 0,0017% dari modal disetor dan ditempatkan.
Berdasarkan data RTI per 4 November, harga saham Bank Mandiri merosot 1,47% atau 150 poin ke level Rp 10,025, dari penutupan kemarin, Rp 10,175. Secara akumulasi, harga saham tercatat melonjak hingga 43,06% sepanjang tahun ini, atau dalam perhitungan tahun kalender Year to Date (YtD).
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan laporan keuangan, Bank Mandiri membukukan laba bersih konsolidasi Rp 30,7 triliun pada kuartal III 2022, atau tumbuh 59,4% dari raihan laba bersih periode yang sama tahun lalu, Rp 19,2 triliun. Hal itu ditopang oleh realisasi kredit dan pendanaan yang tumbuh signifikan.
Adapun realisasi kredit Bank Mandiri secara konsolidasi per September 2022 tercatat Rp 1.167 triliun atau tumbuh 14,28% secara tahunan. Pertumbuhan kredit berada di atas pertumbuhan industri yang sebesar 11%.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 12,13% dari Rp 1.213 triliun pada kuartal III 2021 menjadi Rp 1.361 triliun pada akhir kuartal III 2022. Hal ini ditopang oleh peningkatan dana tabungan yang naik 15,1% menjadi Rp 533 triliun secara konsolidasi.
Dari sisi kualitas aset, posisi rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bank only melandai ke level 2,3% per September 2022. Posisi tersebut lebih baik dibandingkan periode September 2021 yang sempat menyentuh 3,1% atau turun sebesar 80 bps.