Cara Menghitung Laju Inflasi dan Penjelasan Lengkapnya
Istilah inflasi bukan merupakan istilah yang asing ketika membahas ekonomi. Namun, tahukah Anda apa arti kata inflasi yang sebenarnya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi adalah kemerosotan nilai ulang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.
Hal serupa juga dimuat pada situs resmi Bank Indonesia. Inflasi merupakan keadaan ketika harga barang dan jasa naik secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Inflasi biasanya menyebabkan polusi siklus ekonomi serta penurunan nilai mata uang.
Kenaikan harga barang dan jasa akan berlangsung secara terus menerus dan dalam kurun waktu yang lama. Inflasi akan berpengaruh terhadap suku bunga dan peredaran uang kertas. Namun yang paling terdampak adalah angka supply dan demand antara produsen dan konsumen.
Inflasi Menurut Ahli
Ibrahim dalam bukunya berjudul Pengantar Ekonomi Makro Edisi Revisi, menjelaskan bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Adapun yang akan terjadi adalah penurunan nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas.
Lebih lanjut, Ebert dan Griffin dalam bukunya yang berjudul Pengantar Bisnis juga turut berpendapat. Menurutnya, inflasi merupakan kondisi dimana jumlah barang beredar lebih sedikit dari jumlah permintaan dan menyebabkan terjadinya kenaikan harga secara menyeluruh di sistem perekonomian.
Inflasi dapat membuat perekonomian suatu negara memburuk secara menyeluruh. Perlu diwaspadai karena ekonomi juga dapat mengguncang sektor lainnya. Salah satunya adalah politik.
Kali ini, kami juga membahas tentang cara menghitung laju inflasi. Namun perlu diketahui bahwa penghitungan inflasi ini dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang disambungkan ke metadata SEKI-IHK, yaitu Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia-Indeks Harga Konsumen.
Cara Menghitung Laju Inflasi
Dilansir dari situs Ruang Guru, berikut ini adalah rumus sebagai cara menghitung laju inflasi:
Keterangan:
IHKn = Indeks Harga Konsumen di periode n
IHKn-1 = Indeks Harga Konsumen di periode n-1
Cara Menghitung IHK
Tak hanya itu, sebelumnya juga sempat disinggung mengenai Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terkait dengan berbagai hal. IHK merupakan indeks yang menghitung perubahan harga dalam suatu periode. Dilansir dari situs Sirusa BPS, terdapat beberapa jenis barang dan jasa yang tercakup di dalamnya, yaitu:
1. Bahan makanan
2. Makanan jadi, minuman dan tembakau
3. Perumahan
4. Sandang
5. Kesehatan
6. Pendidikan dan olahraga
7. Transportasi dan komunikasi.
Perlu diketahui bahwa IHK berguna untuk mengetahui perubahan harga barang dan jasa yang umum dikonsumsi. Dari IHK, kita dapat mengetahui tingkat inflasi atau deflasi dari waktu ke waktu. IHK juga memiliki fungsi sebagai indikator indeksasi-indeksasi lainnya.
Faktor yang Memengaruhi Inflasi
Inflasi tidak terjadi begitu saja. Biasanya terjadi karena ada tekanan dari ketersediaan dan permintaan barang dan jasa. Selain juga bisa dikarenakan target inflasi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi:
1. Demand pull inflation
Poin ini menekankan pada faktor yang disebabkan oleh tingkat permintaan konsumen. Biasanya terjadi karena tingginya permintaan sedangkan supply (ketersediaan) tidak dapat mengimbangi. Biasanya produksi tidak dapat ditingkatkan karena keterbatasan sumber daya atau teknologi. Selain itu juga bisa karena target produksi yang memang dibatasi karena sudah dianggap ideal.
Rozalinda (2014) menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat dapat mendorong tingkat permintaan barang atau jasa. Sedangkan produsen tetap melakukan produksi seperti biasa, maka dari itu terjadilah inflasi.
2. Cost push inflation
Faktor ini terjadi akibat biaya produksi yang meningkat. Naiknya biaya produksi membuat perusahaan harus menaikan harga barang atau jasa. Selain produsen haru mengendalikan angka supply, hal ini juga berkaitan erat dengan daya beli konsumen. Akibat harga naik, jumlah permintaan juga akan berkurang.
Skala Inflasi
Perlu diketahui bahwa inflasi terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan skalanya. Dikutip dari Fahmi (2010), berikut ini adalah penjelasannya.
1. Inflasi ringan
Sebuah inflasi tergolong ringan ketika berada di bawah 10% pertahun. Inflasi jenis ini biasanya tidak begitu terasa karena kenaikan harga yang terjadi secara lambat dan dalam persentase yang kecil.
2. Inflasi sedang
Inflasi sedang berada di presentasi 10-30%. Kenaikan harga relatif tinggi dan cepat. Perlu diperhatikan bahwa inflasi ini dapat mengguncang perekonomian.
3. Inflasi berat
Inflasi berat yaitu ketika kenaikannya mencapai 30-100%. Pada tahap ini, perekonomian suatu negara akan berubah drastis yang rentan terhadap krisis. Sektor ekonomi sangat rawan mengalami kelumpuhan.
4. Inflasi sangat berat
Berada di lebih dari 100%, nilai mata uang akan turun secara drastis dan membuat masyarakat enggan memegang uang kertas. Biasanya suku bunga akan meningkat tajam dan sebagian orang akan memilih untuk membeli aset yang sifatnya tidak bergerak. Situasi seperti ini biasa terjadi di zaman peperangan karena keperluan tempur yang tinggi.
Demikian penjelasan mengenai cara menghitung inflasi dan penjelasan lengkapnya. Anda dapat menerapkan rumus tersebut di dalam kasus suatu negara.