Contoh Naskah Drama Tradisional Keong Mas untuk Pementasan

Ghina Aulia
25 Juli 2023, 09:45
Contoh naskah drama tradisional.
Youtube.com/ Riri Cerita Anak Interaktif
Ilustrasi, legenda Keong Mas.

Pementasan merupakan puncak dari implementasi naskah drama. Sengaja ditulis dan diperagakan oleh tokoh dengan karakternya masing-masing. Drama dapat ditulis dengan berbagai tema. Termasuk percintaan, modern, melodrama, hingga tradisional atau yang biasanya mengacu pada kisah legenda.

Drama terdiri atas epilog yang menggambarkan latar cerita secara keseluruhan. Dari situ pun biasanya disebut mengenai konflik yang terjadi.

Selain itu juga ada dialog yang berisi percakapan antar tokoh. Tak semata-mata diucapkan, dialog sebaiknya disertai dengan penjiwaan, gesture, artikulasi, dan intonasi yang sesuai agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh penonton.

Kali ini, Katadata.co.id akan memberikan contoh naskah drama tradisional yang berjudul Keong Mas. Diketahui bahwa Keong Mas merupakan salah satu kisah legenda dari Indonesia yang terkenal.

Contoh Naskah Drama Tradisional

Judul: Keong Mas

Dahulu kala, di istana Kerajaan Daha hiduplah seorang raja bersama kedua putrinya. Suatu hari, Raja memanggil kedua putrinya, karena mereka akan kedatangan tamu dari Kerajaan Kahuripan yang bernama Raden Inu Kertapati.

Raja : “Putri-Putriku Kemarilah!” (Memanggil kedua putrinya)
Galuh : (Berjalan menghampiri sang ayah) “Ada apa, Ayahanda?”
Kirana : (Berjalan dibelakang Galuh Ajeng) “Apakah ayahanda memanggilku juga?”
Raja : “Iya Putriku, ada pemberitahuan yang sangat penting. Besok Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan akan datang Lusa..”
Kirana : “Lalu, apa hubungannya dengan kami Ayahanda?”
Raja : “Ayah sudah membuat perjanjian dengan Ayah dari Raden Inu Kertapati, bahwa Ayah akan menikahkan salah satu putri Ayah dengan Raden Inu.”
Galuh : ( Berbinar senang) “Siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Inu, ayah?”
Raja : “Kami telah memutuskan bahwa Candra Kirana yang akan menikahkan Raden Inu Kertapati.. dan keputusan ini tidak bisa diganggu gugat!”
Galuh : (Menundukkan kepala) “Maaf ayahanda, Galuh ingin pergi ke belakang.. Permisi.. (Berjalan pergi sambil menundukkan kepala)
Kirana : (Melihat kepergian Galuh, Kemudian melihat sang Raja) “Terima Kasih,Ayahanda.. Kirana senang sekali..
Raja : “Sama-sama anakku.. mari kita persiapkan segala sesuatunya..” (Sambil mengelus kepala Kirana)
Sementara dewi galuh, merasa iri dengan kirana yang bernasib baik dan mujur akan menikah dengan inu kertapati, niat jahat untuk mencelakai kirana pun terbesit di pikirannya. Ia pun mendatangi sebuah gubuk milik penyihir.
Galuh : “Permisi, Apa ada orang didalam?” (melihat sekeliling)
Penyihir : “Apa yang anda butuhkan Gadis manis?” (berjalan menggunakan tongkat)
Galuh : “Aku membutuhkan bantuanmu! Tolong bantu aku!”
Penyihir : “Kamu ingin aku melakukan apa?”
Galuh : “Aku ingin kamu menyihir Candra Kirana menjadi Sesuatu yang menjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!”
Penyihir : “Baiklah, aku akan menyihir Candra Kirana sehingga dia tidak dapat bertunangan dan menikah dengan Raden Inu!”
Galuh : (Tersenyum senang) “Terimakasih atas bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai imbalannya.” (Memberi amplop berisi uang)
Penyihir : (Menerima uang itu) “Sekarang aku akan mempersiapkan kutukan untuknya…”
Galuh : “Kutunggu kabar darimu, penyihir!!” ( meninggalkan gubuk penyihir dan kembali ke Istana).
Keesokan Harinya, Candra Kirana pergi ke pasar membeli keperluan untuk menyambut kedatangan Raden Inu Kertapati besok. Sepulang dari pasar Kirana melewati sebuah sungai. Di sungai tersebut kirana dihadang oleh seorang perempuan tua yang buruk rupa. Perempuan tua itu adalah nenek sihir yang diperintah oleh Galuh untuk menyihir Kirana.
Penyihir : “Hwahahahaha!! Candra Kirana! Apa kabarmu, Hah? Kelihatannya kamu sangat senang hari ini? Hwahahaha…”
Kirana : (terkejut) “ Siapa kamu?”
Penyihir : “Diam! Aku kesini untuk menyihirmu menjadi keong!!
Kirana : “Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa salahku?”
Penyihir : “Saudaramu yang menyuruhku untuk menyihirmu.”
Kirana : “Galuh? Tidak mungkin, kau pasti berbohong !”
Penyihir : “Sudah ! jangan banyak omong ! terima saja nasibmu! hahahaha.” (mengucapkan mantra untuk menyihir Kirana menjadi Keong)
Kirana : “Tidak!” ( Berubah jadi keong emas)
Penyihir : “Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan Raden Inu!! Hwahahaha!” (Membuang Keong Mas ke sungai)

Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong emas dan dibuang ke sungai hingga terdampar di Desa Dadapan. Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan.

Nenek : “Oh, keong yang sangat cantik!! Aku akan membawanya pulang!” Setibanya di pondok, nenek itu meletakkan keong itu di tempat yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di kursi.
Nenek : “Sampai jam segini aku belum juga mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi, kalau tidak mendapat ikan, aku mau makan apa?” (Pergi keluar untuk mencari ikan)
Nenek itu kembali mencari ikan di sungai. Kemudian, Kirana kembali ke wujud manusianya.
Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh iya, tadi ‘kan ada seorang nenek yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu, untuk makan saja dia harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membuatkan makanan untuknya.”

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement