Teori Belajar Sibernetik, Penerapan dan Kelebihannya
Teori belajar sibernetik melibatkan integrasi antara teori dan praktik, termasuk di dalamnya laboratorium dan komputasi. Dalam konteks teori pembelajaran, sibernetik dianggap bahwa komputasi tidak hanya memiliki peran dalam pengolahan data, presentasi, pembuatan database dan alat komunikasi.
Para ahli yang mempelajari bidang ini menganggap sibernetik sebagai ilmu yang mencakup pemrosesan informasi, pengambilan keputusan, adaptasi, pembelajaran dan organisasi yang terjadi pada individu, kelompok, negara serta organisasi. Ini tidak hanya berhubungan dengan teknologi atau kecanggihan tetapi juga mencakup sistem yang beroperasi di dalamnya.
Sebagai manusia, kita terus mengalami proses pembelajaran agar dapat bertahan dalam dinamika peradaban yang berlangsung dengan sangat cepat. Manusia menerima berbagai informasi yang kemudian diolah untuk dipahami. Dalam proses belajar ini, seringkali manusia menemukan cara atau gaya belajarnya sendiri melalui praktek yang berkelanjutan.
Teori Belajar Sibernetik
Teori belajar sibernetik dapat diartikan sebagai pandangan bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk semua situasi. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa yang beragam karena pengaruh sistem informasi yang mempengaruhi cara belajar.
Menurut teori pembelajaran sibernetik, pembelajar menggunakan jenis-jenis memori yang berbeda selama proses belajar karena setiap situasi memiliki karakteristik berbeda. Pengelolaan sistem pembelajaran berdasarkan teori sibernetik menekankan pentingnya memperhatikan kondisi internal dan eksternal.
Dalam konteks teori pembelajaran sibernetik, kondisi internal siswa melibatkan faktor-faktor seperti proses pengolahan informasi, kemampuan awal peserta didik, perhatian, motivasi, persepsi, lupa, retensi dan transfer. Sementara itu, kondisi eksternal siswa mempengaruhi proses belajar melalui manajemen informasi, termasuk tujuan pembelajaran, umpan balik dan kondisi belajar.
Penerapan Teori Belajar Sibernetik
Orang tua atau guru dapat mengaplikasikan teori pembelajaran sibernetik kepada anak-anak atau peserta didik dengan mengikuti beberapa langkah panduan berikut:
1. Menentukan tujuan instruksional.
2. Menentukan materi pelajaran.
3. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi yang akan disampaikan.
4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan informasi (algoritmik/heuristik).
5. Menyusun materi sesuai dengan urutan sistem informasinya.
6. Menyajikan materi dan membimbing peserta didik belajar dengan pola yang sesuai serta urutan pelajaran (sistem informasi).
Kelebihan Teori Belajar Sibernatik
Mengutip laman Serupa.id, terdapat beberapa kelebihan teori belajar sibernetik yang diungkapkan oleh Husamah dan Pantiwati:
1. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
2. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
3. Adanya keterarahkan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai.
4. Adanya penerapan pengetahuan dalam kehidupan nyata melalui transfer belajar ke lingkungan sekitar.
5. Kontrol belajar yang memungkinkan adanya penyesuaian ritme belajar sesuai dengan karakteristik individu masing-masing.
6. Umpan balik informatif memberikan petunjuk yang jelas mengenai tingkat pencapaian kinerja dibandingkan dengan standar yang diharapkan.
Pemrosesan Informasi dalam Teori Belajar Sibernetik
Menurut Anwar, pemrosesan informasi merujuk pada bagaimana seseorang menangani rangsangan dari lingkungan, cara melihat masalah, mengorganisir data, mengembangkan konsep dan menyelesaikan masalah menggunakan lambang/simbol, baik yang bersifat verbal maupun nonverbal. Berikut pemrosesan informasi dalam teori belajar sibernatik:
1. Sensory Memory atau Sensory Register
Sensory memory atau sensory register (SM/SR) merupakan tempat pertama kali informasi diterima dari lingkungan luar. Fungsi sensory memory ialah menerima stimulus atau informasi dari lingkungan seperti sinar, bau, panas, warna dan suara melalui alat-alat penerima yang disebut sebagai reseptor.
Reseptor tersebut merupakan bagian dari mekanisme tubuh untuk melihat, merasakan, mendengar, meraba, membau dan perasaan. Informasi yang diterima akan disimpan dalam sensory memory untuk sementara waktu dan karena itu rentan terganggu serta mudah berganti.
2. Working Memory dan Short Term Memory
Working memory merupakan bagian dari memori manusia yang berfungsi menangkap informasi melalui perhatian individu dan menyimpannya sebagai pikiran-pikiran. Informasi yang diterima dan diberikan perhatian akan diarahkan ke dalam sistem short-term memory (STM). STM menerima informasi dari sensory memory dan mungkin juga melalui komponen dasar ketiga sistem memori.
Penting untuk menjaga ingatan terhadap informasi dalam STM dengan mengulang dan melatihnya. Sebab tanpa latihan, informasi tersebut dapat hilang, terutama jika individu menerima informasi yang lebih baru dan lebih kuat.
3. Long Term Memory
Long-term memory (LTM) yang dimiliki individu merupakan penyimpanan pengetahuan dengan kapasitas tidak terbatas. Informasi yang disimpan dalam long-term memory tidak akan pernah terhapus atau hilang.
Jika seseorang mengalami lupa itu disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan dalam mengakses kembali informasi yang diperlukan. Karena itu, pengaturan informasi dengan baik dapat memudahkan proses penelusuran dan pemunculan kembali informasi yang diperlukan.
Teori belajar sibernetik menyoroti pentingnya pengintegrasian antara teori dan praktik dalam pembelajaran dengan memanfaatkan prinsip-prinsip sibernetik. Teori ini mengakui bahwa tidak ada satu pendekatan belajar yang ideal untuk semua situasi dan pengelolaan sistem pembelajaran harus memperhatikan kondisi internal serta eksternal peserta didik.
