Biografi Ir. Soekarno, Presiden Pertama Indonesia

Annisa Fianni Sisma
24 April 2024, 14:30
Biografi Ir Soekarno
cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Biografi Ir Soekarno
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Soekarno, bukan hanya nama, tapi sosok yang tak terlupakan dalam sejarah bangsa. Dikenal sebagai Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno adalah Pahlawan Nasional yang perjuangannya diakui dunia. Biografinya menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda Indonesia.

Lebih dari seorang pemimpin, Soekarno adalah teladan. Ia mengorbankan segalanya, tenaga, pikiran, bahkan jiwa, demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa. Dari perlawanan terhadap penjajahan hingga upaya membangun negara, Soekarno memainkan peran kunci dalam perjalanan sejarah Indonesia.

Dengan memahami perjalanan hidup Soekarno, generasi masa kini dapat mengambil nilai-nilai positif yang berharga dari pengalaman sang proklamator. Simak biografi Ir Soekarno sebagai berikut.

PERINGATAN HARI LAHIR BUNG KARNO
PERINGATAN HARI LAHIR BUNG KARNO (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.)

Masa Muda dan Pendidikan Ir Soekarno 

Bung Karno, nama akrab dari Ir Soekarno, lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama asli Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya adalah Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya adalah Ida Ayu Nyoman Rai. Karena masalah kesehatan, masa kecil Soekarno dihabiskan di Tulungagung bersama kakaknya, Raden Hardjodikromo. Pada tahun 1909, ia kembali tinggal bersama orang tuanya di Mojokerto.

Di Mojokerto, ayahnya ditugaskan sebagai kepala Eerste Inlandse School, di mana Soekarno juga sekolah. Ketika kembali bersama orang tuanya, Soekarno mengganti namanya menjadi Soekarno untuk menghindari penyakit dan memastikan pertumbuhannya yang sehat. Sejak kecil, kecerdasannya sudah mencolok, bahkan ia mampu menguasai banyak bahasa, yang membuatnya dikenal di seluruh dunia.

Pada tahun 1911, Soekarno melanjutkan pendidikannya di ELS di Mojokerto. Di tahun 1915, ia pindah ke Surabaya dan tinggal bersama H.O.S. Tjokroaminoto, di mana ia mulai mengenal dunia perjuangan dan terinspirasi untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Soekarno kemudian melanjutkan pendidikannya di HBS Surabaya dan lulus pada tahun 1921. Ia kemudian pindah ke Bandung dan menempuh pendidikan di Technische Hooge School (THS), yang sekarang dikenal sebagai ITB, dan meraih gelar insinyur pada tahun 1926.

Karir Politik hingga Perjuangan Kemerdekaan 

ISI TEKS PROKLAMASI
ISI TEKS PROKLAMASI (ANRI)

Sejak muda, Soekarno aktif dalam politik Indonesia. Tergabung dalam Jong Java Cabang Surabaya, ia lantang menyuarakan kekhawatirannya atas fokus organisasi yang berlebihan pada Jawa dan kebudayaan. Keberaniannya dalam berbicara dan pemikirannya yang progresif menjadikannya figur yang menonjol.

Soekarno tak hanya berbicara, tapi juga bertindak. Ia menerbitkan surat kabar Jong Java dalam bahasa Melayu, membuka jalan bagi penyebaran gagasannya ke masyarakat luas. Pada tahun 1926, ia mendirikan Algemeene Studie Club (ASC), cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan setahun kemudian.

Perjuangan Soekarno tak selalu mulus. Keterlibatannya dalam PNI membuatnya berulang kali berurusan dengan penjara Belanda. Penjara Banceuy, Sukamiskin, dan pengasingan ke Ende dan Bengkulu tak menyurutkan semangatnya. Di balik jeruji besi, ia bahkan menulis pledoi "Indonesia Menggugat" yang menggemakan semangat kemerdekaan.

Meskipun diasingkan, Soekarno tak pernah dilupakan. Ia tetap menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh nasional lainnya dan terus memupuk cita-citanya. Kedatangan Jepang pada tahun 1942 membuka peluang baru. Soekarno bekerja sama dengan Jepang dan tokoh-tokoh nasional lainnya untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Puncak perjuangan Soekarno adalah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Didampingi Mohammad Hatta, ia menggemakan suara rakyat dan menandai babak baru sejarah bangsa. Soekarno terpilih sebagai Presiden pertama Indonesia, memulai perjalanan bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Masa Pemerintahan Ir. Soekarno

Pasca kemerdekaan, Soekarno berfokus pada penyatuan nusantara menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia tak hanya mengupayakan persatuan internal, tetapi juga aktif dalam mempromosikan solidaritas antar bangsa.

Puncaknya adalah Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, di mana Soekarno mempelopori Gerakan Non Blok, sebuah aliansi negara-negara yang tidak memihak blok Barat maupun Timur dalam Perang Dingin. Gerakan ini memberikan angin segar bagi negara-negara Asia Afrika yang baru merdeka dan ingin menentukan nasibnya sendiri.

Meskipun banyak negara di Asia Afrika merasakan manfaat dari Gerakan Non Blok, tak semua negara berhasil mencapai stabilitas. Konflik internal dan ketidakadilan masih melanda beberapa negara.

Di Indonesia sendiri, masa kejayaan Soekarno diwarnai dengan masa-masa sulit dalam politik, terutama setelah pengunduran diri Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden pada tahun 1956. Negara juga dihadapkan dengan berbagai pemberontakan separatis, yang mencapai puncaknya dengan G30S PKI pada tahun 1965.

Peristiwa G30S PKI menandakan berakhirnya era Soekarno. Ia mengalami pengucilan oleh Soeharto, presiden yang menggantikan posisinya. Di usia senja dan kondisi kesehatan yang menurun, Soekarno wafat di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1970.

Jenazahnya dimakamkan di Blitar dan menjadi simbol kota tersebut hingga saat ini. Makam Soekarno selalu ramai dikunjungi oleh peziarah dan wisatawan, terutama saat peringatan hari lahir dan wafatnya Sang Proklamator.

Meskipun masa pemerintahannya diwarnai dengan berbagai gejolak politik, Soekarno tetap dihormati sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah Indonesia. Sosoknya yang karismatik dan pemikirannya yang progresif menjadikannya inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...