Contoh Kultum Ramadhan tentang Lailatul Qadar sebagai Referensi

Ghina Aulia
11 Maret 2024, 09:00
Contoh kultum ramadhan
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp.
Ilustrasi, ceramah.
Button AI Summarize

Salah satu contoh kultum Ramadhan yang menarik, adalah mengenai Lailatul Qadar, yang merupakan malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. Dalam bahasa Arab, Lailatul Qadar berarti "Malam Kemuliaan" atau "Malam Takdir".

Malam ini disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai malam di mana Al-Qur'an pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW oleh Allah SWT. Lailatul Qadar memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam. Dalam Surah Al-Qadr (QS. 97:1-5), Allah SWT berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."

Contoh Kultum Ramadhan tentang Lailatul Qadar

Lailatul Qadar dapat menjadi salah satu contoh kultum Ramadhan karena memiliki beberapa alasan yang penting. Lailatul Qadar merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan kehidupan, memperbaiki diri, dan merenungkan betapa besar nikmat dan rahmat yang diberikan Allah SWT.

Oleh karena itu, tema ini cocok untuk diangkat dalam kultum Ramadhan, karena dapat memberikan kesempatan bagi jamaah untuk merenungkan nilai-nilai spiritual dan meningkatkan kualitas ibadah.

Berikut ini contoh kultum Ramadhan yang mengambil tema Lailatul Qadar, yang dapat Anda gunakan sebagai referensi.

Meraih Kebahagiaan di Lailatul Qadar

Lailatul Qadar, yang juga dikenal sebagai malam kemuliaan, adalah salah satu malam yang paling istimewa dalam Islam. Malam ini terjadi pada salah satu malam terakhir dari bulan Ramadhan, namun tanggal pastinya tidak diketahui secara pasti. Para ulama berbeda pendapat terkait tanggal pastinya malam Lailatul Qadar.

Pendapat pertama mengatakan bahwa Lailatul Qadar terjadi setiap hari di bulan Ramadhan. Kedua, mengatakan, bahwa Lailatul Qadar terjadi di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam Kitab Musnad Ahmad, juz IV, halaman 316:

اِلْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى أَوْ سَابِعَةٍ تَبْقَى أَوْ خَامِسَةٍ تَبْقَى

Artinya: “Carilah Lailatul Qadar pada malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam ke sembilan yang tersisa, tujuh yang tersisa dan lima yang tersisa”.

Pendapat ketiga mengatakan, bahwa Lailatul Qadar terjadi pada hari-hari ganjil di 10 terakhir bulan Ramadhan, tanpa menentukan itu di tanggal ganjil atau tidak.

وَلَفْظُ الشَّافِعِيِّ: “وَطَلَبُهَا فِيْ الْوِتْرِ مِنْهُ أَيْ: مِنِ العَشْرِ, اَحَبُّ اِلَيَّ”. وَمِنْ هَذَا اَلْخَبَرُ أَخَذَ القَاضِي الحُسَيْنِ تَأَكُّدَ طَلَبِهَا فِيْ الْعَشْرِ اَلْأَخِيْرِ أَيْضاً؛‎ لِأَنَّ الْوِتْرَ لَا يُدْرَي أَنَّهُ أَرَادَ بِهِ المَاضِيَ أَوْ الوِتْرَ المُسْتَقْبَلَ؛ فَيَدْخُلُ فِيْهِ‎ الكُلُّ.‎

Artinya : “Lafal dari Imam As-Syafi’i: “Mencari Lailatul Qadar pada malam ganjil dari sepuluh terakhir bulan Ramadhan lebih aku sukai.” Kemudian dari kabar As-Syafi’i ini, mengambil pendapat Qadi Husein, yang dijadikan dasar dari kesunahan mencari Lailatul Qadar pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan (tanpa mengkhususkan pada malam-malam ganjil). Karena tidak diketahui malam terakhir yang telah lalu ataukah yang akan datang, maka masuklah semua sepuluh hari tersebut.” (Mughnil Muhtaj, juz I, halaman 221).

Terkait kemuliaan dan keutamaan malam Lailatul Qadar dijelaskan langsung oleh Allah dalam surat Al-Qadr ayat 3. Allah berfirman:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Artinya, "Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 3)

Dalam ayat lain Lailatul Qadar juga disebut sebagai malam yang diberkahi:

إِنَّآ أَنزَلۡنَٰهُ فِى لَيۡلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ

Artinya, “Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatul Qadar). Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan.” (QS Ad-Dukhan: 3).

Menurut Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, ayat “Lailah Mubarakah” yang dimaksud ialah malam Lailatul Qadar. Hal ini jika kita merujuk pada penjelasan Al-Quran surat Al-Qadr ayat 1 tentang Al-Qur’an yang diturunkan di Lailatil Qadr. Lebih lanjut Al-Baqarah ayat 185 mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan Al-Quran. Adapun malam Lailatul Qadar, berarti malam yang amat berharga, cocok artinya dengan Lailatin Mubarakatin (malam yang diberi berkah), yang tertulis di ayat ini.

Selain itu, dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw juga menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar malam yang mulia, yang akan menjadi kesempatan pengampunan dosa yang telah lalu. Keistimewaan itu dianugerahkan bagi orang yang menghidupkannya dengan amal kebaikan. Nabi saw bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya, "Barangsiapa yang melakukan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Lailatul Qadar dianggap sebagai malam yang sangat mulia dan penuh keberkahan. Umat Islam dianjurkan untuk beribadah dan beramal kebaikan pada malam ini untuk mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement