2 Contoh Khutbah Ramadhan yang Menginspirasi

Annisa Fianni Sisma
16 Maret 2024, 12:25
Contoh Khutbah Ramadhan
Pexels
Contoh Khutbah Ramadhan
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Khutbah adalah ceramah atau pidato yang disampaikan oleh seorang imam atau pemimpin agama Muslim kepada jamaah dalam sebuah masjid atau tempat ibadah lainnya. Pada umumnya, khutbah disampaikan untuk memberikan arahan, nasihat, dan motivasi kepada umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Dalam khutbah Ramadhan, imam biasanya mengingatkan jamaah tentang pentingnya berpuasa, meningkatkan ibadah, dan memperbaiki diri selama bulan Ramadhan. Khotbah juga sering membahas nilai-nilai seperti kesabaran, pengampunan, dan solidaritas sosial.

Berkenaan dengan itu, menarik mengetahui contoh khutbah Ramadhan. Simak contohnya sebagai berikut.

Contoh Khutbah Ramadhan 1

Shalat Jumat di Ponpes Al-Zaitun
Shalat Jumat di Ponpes Al-Zaitun (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.)

Assalamualaikum, wr. Wb. Hadirin yang berbahagia.

Ketika bulan Ramadhan tiba, seharusnya kita merasakan kebahagiaan yang mendalam. Doa yang kita sampaikan kepada Allah SWT untuk diberi umur panjang agar kita dapat mencapai bulan Ramadhan merupakan bukti bahwa doa kita telah dikabulkan oleh-Nya. Doa ini merupakan ajaran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, seperti yang tertera berikut ini:

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ

Artinya, “Ya Allah, berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan.” (HR Ahmad).

Berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT agar diberi kesempatan untuk melewati bulan Ramadhan bukanlah tanpa alasan. Hal ini karena bulan Ramadhan memiliki keistimewaan yang luar biasa; bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan Allah, dan di mana doa-doanya diterima. Bahkan, dalam bulan ini, Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu neraka bagi hamba-hamba-Nya yang menjalani Ramadhan dengan penuh pengabdian dan keikhlasan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، مَنْ فَطَّرَ فِيهِ صَائِمًا كَانَ لَهُ مَغْفِرَةً لِذُنُوبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ. قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفَطِّرُ الصَّائِمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى مَذْقَةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةٍ مِنْ مَاءٍ، وَمَنْ أَشْبَعَ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِي شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ (رواه البيهقي وابن خزيمة وغيرهما)

Artinya, “Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah menjadikan puasanya sebagai kewajiban, dan melaksanakan shalat malamnya sebagai perbuatan yang disunnahkan. Bulan ini adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran itu adalah surga. Bulan ini juga adalah bulan saling berbagi. Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa di bulan ini, maka baginya akan diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan dari neraka, serta mendapat pahala tanpa dikurangi sedikitpun.

Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak semua orang dari kami memiliki yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Allah memberikan pahala ini kepada orang yang memberi makan orang yang berpuasa, meskipun hanya dengan seteguk susu, satu kurma, atau satu teguk air. Dan bagi siapa yang memberi minum orang yang berpuasa hingga kenyang, Allah akan memberinya minum dari telagaku satu teguk yang membuatnya tidak merasa haus hingga masuk surga. Bulan ini, pada awalnya adalah bulan rahmat, pada pertengahannya adalah bulan ampunan, dan pada akhirnya adalah bulan pembebasan dari neraka." (HR. Al Baihaqi, Ibn Khuzaimah, dan yang lainnya)” (HR al-Baihaqi, Ibnu Khuzaimah, dan lainnya).

Contoh Khutbah Ramadhan 2

Khutbah Idul Adha
Khutbah (Pexels)

Assalamualaikum, wr. Wb. Selamat malam hadirin sholat tarawih kali ini.

Pada 10 hari di akhir Bulan Ramadhan akan menjadi saksi terhadap tindakan kita, apakah kita mampu mengisi waktu-waktu tersebut dengan amal kebaikan, ataukah kita termasuk yang lalai dan lengah. Saatnya kita mengejar pahala, mencari keridhaan Allah, dan menuju kemenangan serta hari fitri.

Banyak orang yang sangat berharap untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan, namun takdir telah menentukan waktu hidupnya berakhir. Banyak yang ingin bertemu dengan bulan Ramadhan dan meraih berkahnya, namun takdir kematian telah menghalangi harapan tersebut.

Kita bersyukur kepada Allah karena masih diberikan kesempatan untuk menyambut hari-hari terakhir Ramadhan kali ini. Semoga kita diberi kekuatan untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan mengisinya dengan amal ibadah yang penuh ketaatan.

Hadirin yang dikasihi oleh Allah,

Ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan, bagaimana Rasulullah saw menghabiskannya? Sayyidah 'Aisyah ra menceritakannya yakni:

 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ، وَشَدَّ الْمِئْزَرَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ

Artinya: “Rasulullah saw ketika memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan, dia akan melakukan ibadah malam, membangunkan keluarganya, memperkuat ikatannya dengan Allah SWT, dan mengencangkan ikat pinggangnya.” (Muttafaq 'alaih, dan lafazh ini dari Muslim). (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan waktu yang sangat baik untuk berdoa. Pada periode ini, terdapat berbagai waktu yang mulia dan mustajab, seperti sepuluh malam terakhir Ramadhan, sepertiga malam terakhir, sesaat setelah adzan berkumandang, waktu setelah menyelesaikan shalat lima waktu, dalam sujud, ketika umat Islam berkumpul dalam majelis-majelis kebaikan, dzikir, dan ilmu.

Semua kesempatan itu terkumpul dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan. Kita harus memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk terus berdoa, memohon kebahagiaan di dunia dan akhirat, ampunan dosa, berkah rezeki, umur yang panjang dalam ketaatan, perlindungan dari segala musibah dan wabah, dan lain-lain. Rasulullah saw bersabda:

وَيُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي (أَخْرَججَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Artinya: Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan dengan mengatakan: aku telah berdoa tapi belum juga dikabulkan, (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Terutama ketika berdoa sambil melakukan i’tikaf di masjid, doa tersebut memiliki keutamaan yang lebih besar. Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, Rasulullah selalu menghabiskan waktu dengan melakukan i’tikaf di masjid hingga beliau meninggal dunia.

Shalat Idul Adha Muhammadiyah di Palu
Ilustrasi, shalat jamaah (ANTARA FOTO/Basri Marzuki/aww.)

Saudara-saudaraku yang disayangi Allah SWT,

Pada malam-malam terakhir itu, kita dianjurkan untuk berupaya mencari Lailatul Qadar, malam di mana amal ibadah di dalamnya lebih bernilai daripada ribuan bulan atau sekitar 83 tahun 4 bulan. Meskipun Allah merahasiakan kapan Lailatul Qadar terjadi, Rasulullah memerintahkan kita untuk berusaha mencarinya pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.

Jika kita ingin menemukan keberkahan Lailatul Qadar dengan pasti, maka kita harus menghidupkan seluruh malam di bulan Ramadhan dengan berbagai ibadah dan ketaatan. Rasulullah saw bersabda:

 مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْه)

Artinya: "Barangsiapa yang mendirikan shalat pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan harapan pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (Muttafaq 'alaih). (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Para hadirin yang dikaruniai rahmat Allah,

Itulah inti dari khutbah singkat ini. Mari kita bersiap menuju hari raya, hari kemenangan, dan hari kembali kepada fitrah, dengan memanfaatkan sepuluh hari terakhir ini untuk melaksanakan berbagai ibadah dan ketaatan.

Demikianlah contoh khutbah Ramadhan yang dapat menjadi referensi atau menjadi bahan renungan di bulan Ramadhan.

 

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...