Doa Safar untuk Perjalanan Haji yang Bisa Diamalkan
Jamaah haji dari Indonesia dikabarkan akan segera berangkat pada bulan Mei-Juni 2024 mendatang. Seperti biasa – dalam prosesnya, pemberangkatan dilakukan secara berkala.
Haji merupakan ibadah yang bersifat wajib apabila mampu untuk dilaksanakan. Hal ini mengacu pada kedudukan haji yang menjadi salah satu dari lima rukun Islam.
Di dalam rangkaiannya, terdapat berbagai rukun haji yang patut dilaksanakan jamaah. Namun, juga bisa dimaksimalkan dengan mengamalkan sunnah tertentu. Salah satunya membaca doa safar atau perjalanan.
Maka dari itu, kali ini kami ingin membahas tentang apa saja doa safar untuk perjalanan haji. Lengkap dengan arti dan dalilnya, simak tulisan berikut ini.
Doa Safar untuk Perjalanan Haji 1
Berikut doa safar untuk perjalanan haji yang berhasil dirangkum dari Rumaysho beserta dalil yang mendasarinya.
أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِى لاَ تَضِيعُ وَدَائِعُهُ
Astawdi’ukallaha alladzi laa tadhi’u wa daa-i’uhu
Artinya: Aku menitipkan kalian pada Allah yang tidak mungkin menyia-nyiakan titipannya
Berikut dalilnya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ وَدَّعَنِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ « أَسْتَوْدِعُكَ اللَّهَ الَّذِى لاَ تَضِيعُ وَدَائِعُهُ »
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi meninggalkanku dan beliau mengucapkan, “Astawdi’ukallaha alladzi laa tadhi’u wa daa-i’uhu (Aku menitipkan kalian pada Allah yang tidak mungkin menyia-nyiakan titipannya)” (HR. Ibnu Majah no. 2825 dan Ahmad 2: 358. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kemudian, juga ada doa lain yang bisa dibaca oleh orang yang ditinggalkan berhaji:
أَسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وَأَمَانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ
Astawdi’ullaha diinaka, wa amaanataka, wa khowaatiima ‘amalik
Artinya: Aku menitipkan agamamu, amanahmu, dan perbuatan terakhirmu kepada Allah.
Doa Safar untuk Perjalanan Haji 2
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ
Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.
Artinya: Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan di mana pun kau berada.
Doa di atas bisa dibaca untuk melepas seseorang yang akan melakukan perjalanan haji. Selain itu, juga ada doa berikut ini – diriwayatkan oleh At-Tirmidzi:
وروينا في كتاب الترمذي، عن أنس رضي الله قال : جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم، فقال: يارسول الله، إني أريد سفرا فزودني، فقال: "زودك الله التقوى"، قال: زدني، قال: "وغفر ذنبك"، قال: زدني، قال: "ويسر لك الخير حيثما كنت" قال الترمذي: حديث حسن
Artinya: Diriwayatkan kepada kami pada Kitab At-Tirmidzi, dari Sahabat Anas ra. Ia bercerita bahwa seseorang mendatangi Rasulullah saw, “Wahai Rasul, aku hendak bepergian. Karenanya, berikanlah aku bekal,” kata sahabat tersebut. Zawwadakallâhut taqwâ, kata Rasulullah saw. “Tambahkan lagi ya Rasul,” kata sahabat itu. “Wa ghafara dzanbaka,” kata Rasulullah saw. “Tambahkan lagi ya Rasul,” kata sahabat itu. “Wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta,” jawab Rasulullah saw. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa kualitas hadits ini hasan, yakni di bawah kedudukan hadits shahih.
Apa itu Safar?
Secara bahasa, safar berarti perjalanan. Namun di dalam Al Quran, safar memiliki beberapa makna. Di antaranya yaitu perjalanan; terbit; berseri-seri; kitab; dan penulis.
Sementara pada pembahasan ini, safar secara spesifik dimaknai sebagai perjalanan. Pada ibadah haji, maka disebut safar haji (perjalanan haji). Diketahui bahwa dalam agama Islam, terdapat adab-adab safar yang patut dilaksanakan.
Ada pun yang pertama yaitu berdoa sebagai bentuk istikharah kepada Allah. Memohon pengampunan dan ridho dari-Nya. Hal ini mengacu pada hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari berikut:
“اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ، اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمِّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِي وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ.”
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kekuatan kepada-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan ke-Mahakuasaan-Mu. Aku memohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahui dan Engkau-lah Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (orang yang mempunyai hajat hendak-nya menyebutkan persoalannya) lebih baik dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya terhadap diriku -atau Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘…Di dunia atau Akhirat’- sukseskanlah untukku, mudahkanlah jalannya, kemudian berilah berkah. Akan tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku dalam agamaku, penghidupanku, dan akibatnya terhadap diriku, atau -Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘…Di dunia atau akhirat,’- maka singkirkanlah persoalan tersebut, dan jauhkanlah aku dari padanya, takdirkan kebaikan untukku dimana saja kebaikan itu berada, kemudian berikanlah keridhaan-Mu kepadaku.” [HR. Al-Bukhari no. 1162, 6382 dan 7390]
Itulah pembahasan mengenai doa safar untuk perjalanan haji yang bisa diamalkan oleh jamaah. Selain itu, perhatikan ibadah wajib dan sunnah lainnya agar lebih maksimal.