Memahami Makna Hari Istiqlal yang Diperingati Setiap 22 Februari

Annisa Fianni Sisma
20 Februari 2023, 15:59
Makna Hari Istiqlal
istiqlal.or.id
Ilustrasi, Masjid Istiqlal.

Hari Istiqlal diperingati pada tanggal 22 Februari setiap tahunnya. Makna Hari Istiqlal ini berkaitan dengan pendirian masjid milik Republik Indonesia yang terletak di pusat ibu kota Jakarta.

Masjid Istiqlal adalah masjid paling besar di Asia Tenggara dan merupakan masjid kebanggaan bangsa Indonesia. Oleh karena itulah pendiriannya pun dijadikan hari peringatan.

Masjid Istiqlal memiliki sejarah dan makna yang sangat erat dengan Indonesia. Berkaitan dengan hari peringatan tersebut, simak ulasan mengenai makna Hari Istiqlal selengkapnya.

Makna Hari Istiqlal

Makna Hari Istiqlal
Makna Hari Istiqlal (istiqlal.or.id)
 

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, makna Hari Istiqlal erat kaitannya dengan pendirian Masjid Istiqlal. Pendiriannya yakni pada 22 Februari 1978 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto yang ditandai dengan adanya prasasti di area tangga pintu As-Salam.

Masjid Istiqlal didirikan sebagai rasa syukur bangsa dan rakyat Indonesia yang didominasi oleh masyarakat beragama Islam. Atas berkat dan rahmat dari Allah SWT, Indonesia mampu memperoleh kemerdekaannya dari cengkraman penjajah selama sekitar 350 tahun.

Berdasarkan penjelasan itu, secara singkat dapat diketahui bebasnya Indonesia dari penjajahan merupakan sebuah kemerdekaan. Oleh sebab itulah masjid tersebut dinamakan masjid Istiqlal atau yang artinya Merdeka dan makna Hari Istiqlal untuk mengingat kemerdekaan tersebut.

Ide pendirian masjid ini tercetus setelah empat tahun kemerdekaan yakni pada 1950. Saat itu. K.H. Wahid Hasyim yang menjabat sebagai Menteri Agama RI beserta H. Anwar Tjokroaminoto dari Partai Syarikat Islam mengadakan pertemuan dengan para tokoh Islam di Deca Park.

Deca Park terletak di Jalan Merdeka Utara dekat Istana Merdeka. Pertemuan yang dipimpin K.H. Taufiqurrahman itu membahas rencana pendirian masjid.

Pertemuan itu akhirnya secara mufakat disepakati oleh H. Anwar Tjokroaminoto sebagai Ketua Yayasan Masjid Istiqlal. Anwar juga ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal meski terlambat hadir pasca bertugas sebagai delegasi Indonesia ke Jepang yang membicarakan masalah perang.

Makna Hari Istiqlal
Makna Hari Istiqlal (istiqlal.or.id)
 




Kemudian, Presiden Soekarno aktif pula dalam proyek pembangunan Masjid Istiqlal dan menjabat sebagai Ketua Dewan Juri dalam Sayembara Maket Masjid Istiqlal pada 22 Februari 1955. Melalui pengumuman itu, arsitek perorangan dan kelembagaan pun diundang turut serta.

Masjid itu pun diberi nama Istiqlal. Arti Istiqlal adalah kebebasan, lepas atau kemerdekaan. Istilah ini berasal dari bahasa Arab. Tujuannya yakni sebagai lambang rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat berupa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

Makna Hari Istiqlal yang berkaitan Masjid Istiqlal itu sempat mengalami perbedaan pendapat terkait lokasi. Ir. H. Mohammad Hatta berpendapat bahwa lokasi yang paling tepat adalah Jalan Mohammad Husni Thamrin yang kini menjadi lokasi Hotel Indonesia.

Pertimbangannya yakni lokasi tersebut belum berada di lingkungan masyarakat muslim. Selain itu, saat itu belum ada bangunan di atasnya.

Pendapat Moh. Hatta juga didukung dengan kalkulasi biaya yang lebih hemat. Pasalnya, tidak akan mengeluarkan biaya untuk menggusurkan bangunan yang ada di atas maupun di sekitar lokasi.

Namun, Ir. Soekarno mengusulkan Masjid Istiqlal dibangun di Taman Wilhelmina di atas reruntuhan benteng Belanda. Selain itu, juga dikelilingi dengan bangunan pemerintahan dan pusat perdagangan.

Kemudian setelah dilakukan musyawarah, akhirnya lokasi pembangunan Masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina yakni bekas reruntuhan Benteng Belanda. Pendapat Ir. Soekarno pun terpilih.

Sejarah mengenai makna Hari Istiqlal pun berlanjut dalam sayembara maket. Dewan juri sayembara maket adalah para arsitek dan ulama. Susunannya yakni Dewan Juri adalah Presiden Soekarno sebagai ketua, dengan anggotanya Ir. Roeseno, Ir. Djuanda, Ir. Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H. Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin.

Makna Hari Istiqlal
Makna Hari Istiqlal (istiqlal.or.id)
 




Sayembara dilaksanakan pada 22 Februari 1955 hingga 30 Mei 1955. Peminat mencapai 30 peserta dari jumlah itu terdapat 27 peserta yang menyerahkan sketsa dan maketnya. Kemudian hanya 22 peserta yang memenuhi persyaratan lomba.

Setelah muncul evaluasi dan penilaian, ditetapkanlah 5 (lima) peserta sebagai nominator. Nama-nama pemenang tersebut yakni sebagai berikut:

  • Pemenang Pertama: Frederich Silaban (Desain bersandi KETUHANAN)
  • Pemenang Kedua: R. Utoyo (Desain bersandi ISTIGHFAR)
  • Pemenang Ketiga: Hans Groenewegen (Desain bersandi SALAM)
  • Pemenang Keempat: 5 orang mahasiswa ITB (Desain bersandi ILHAM)
  • Pemenang Kelima: adalah 3 orang mahasiswa ITB (Desain bersandi KHATULISTIWA dan NV. Associatie dengan sandi LIMA ARAB).

Kemudian pemasangan tiang pancang dilakukan oleh Presiden Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961. Hal ini bertepatan dengan hari peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dengan ribuan umat muslim.

Namun, pelaksanaan pembangunan tidak berjalan lancar. Sejak 1950 hingga 1965, masjid tak mengalami banyak kemajuan dan tersendat. Pada masa itu, banyak partai politik memperjuangkan kepentingannya dan munculnya peristiwa G30S/PKI.

Setelah situasi mereda, pada 1966, Menteri Agama K.H. M Dahlan mempelopori pembangunan lanjutan masjid ini. Kemudian ada K.H. Idham Chalid sebagai Koordinator Panitia nasional Pembangunan Masjid Istiqlal.

Setelah 17 tahun kemudian, Masjid Istiqlal selesai dibangun dan diresmikan pada 22 Februari 1978. Demikian makna Hari Istiqlal yang berkaitan dengan pendirian Masjid Istiqlal.

Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...