10 Ciri-ciri Tanah Liat dan Jenis-jenisnya
Tanah liat merupakan salah satu tanah yang berbentuk basah dan cukup padat. Jenis tanah ini biasa digunakan untuk membuat kerajinan gerabah yang akan diolah menjadi peralatan rumah tangga.
Jenis tanah ini memiliki daya tampung air yang tinggi. Maka dari itu, mudah baginya menyerap nutrisi. Namun, apabila sudah kering, hal tersebut akan menghambat pendistribusian mineral maupun nutrisi lainnya. Secara keseluruhan, jenis tanah ini mengandung 25% ‘tanah liat’ yang bermassa relatif berat. Selain itu, cocok juga digunakan pada tanaman tertentu.
Sementara itu menurut United States Department of Agriculture, tanah liat mengandung 40% - 100% bagian yang padat dan lengket. Di dalamnya terdapat kumpulan partikel kecil yang saling mengikat dan menempel sehingga memperkecil rongga udara yang biasa dibutuhkan tanaman dan mikroba untuk bertahan hidup.
Untuk memastikan apakah cocok untuk tanaman atau tidak, sebaiknya Anda perlu mengetahui apa saja ciri-ciri tanah liat. Simak tulisan di bawah ini.
Ciri-ciri Tanah Liat
Dirangkum dari Geography Point, berikut ciri-ciri tanah liat.
1. Memiliki tekstur yang halus
2. Mengandung banyak air karena dalam pengolahan tidak dikeringkan secara maksimal
3. Memiliki tekstur yang basah dan lengket
4. Mudah dibentuk
5. Akan menjadi keras saat kering
6. Sulit dibudidayakan karena massanya yang relatif berat
7. Memiliki konduktivitas termal yang tinggi
8. Mengembang saat basah dan berkontraksi saat kering
9. Memiliki tingkat kapiler yang tinggi
10. Mengandung sedikit bahan organik sehingga kurang subur dan tidak disarankan digunakan untuk bercocok tanam.
Selain ciri-ciri di atas, tanah liat juga mampu memberikan pondasi dan bentuk yang indah bagi tanaman. Namun, akan kurang baik jika tanah liat sudah mengering sepenuhnya. Tanah akan mencengkeram akar dari tumbuhan, lantaran air dan nutrisi yang masuk memerlukan waktu lebih.
Adapun hal lain yang perlu diketahui adalah cengkeraman pada akar juga cukup bagus untuk tanaman bertahan dari kelembapan ekstrem. Dimana, keadaan lembap secara berlebih bersifat kurang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah liat juga bisa meminimalisir berat tanaman karena adanya pembekuan dan pencairan. Penggunaan jenis ini bisa membuat Anda lebih sedikit menyiram dan menggunakan pupuk.
Tanah liat juga bersifat tanah terhadap erosi, yaitu pengikisan pada permukaan tanah. Jenis ini dapat mengatasi erosi angin dan air yang bisa mengurangi massa dan kepadatan nutrisi di dalamnya.
Kekurangan Tanah Liat untuk Tanaman
Berat pada tanah liat akan lebih sulit untuk disekop dibanding jenis lainnya. Sementara itu, ia juga relatif mudah memadat.
Apabila menggunakan tanah liat, Anda akan mengeluarkan tenaga lebih untuk menanganinya. Selain itu, tanah juga terlihat kotor apabila terlalu basah.
Tanah liat mengandung salah satu mineral yaitu garam. Hal tersebut memerlukan penanam untuk membersihkannya terlebih dahulu. Terlebih tanah ini sangat mudah untuk mengikat zat yang ada di sekitarnya.
Pasalnya, garam berlebih dinilai kurang baik untuk kesuburan tanaman. Mengutip dari 99, garam bisa membuat ketidakseimbangan nutrisi pada tanah, hingga menyebabkan tanaman mati.
Jenis-jenis Tanah Liat
1. Tanah Kaolin Clays
Tanah liat kaolin biasa digunakan untuk membuat porselen, kertas, karet, cat, dan lain-lain. Nama kaolin diambil dari bahasa Cina, yakni Kao-ling yang merupakan sebuah bukit.
Kaolin mengandung mineral kaolinit yang terbentuk seperti kristal. Setelah itu, berbentuk vermikular. Selain itu, juga terdapat kuarsa, feldspar, anatase, dan moskow di dalamnya. Ketika masih menjadi bubuk, kaolin biasa berubah warna menjadi kuning karena pigmentasi yang dihasilkan besi dengan kandungan besi dengan hidroksida.
2. Tanah Earthenware
Tanah liat earthenware biasa digunakan untuk membuat batu bata, ubin, dan pot tanaman. Namun, bisa juga dilapisi dengan kaca, sehingga bisa digunakan untuk vas bunga atau gelas minum.
Jenis ini merupakan yang paling umum dan biasa digunakan dalam membuat kerajinan gerabah serta bersifat tanah lama dan mudah digunakan. Di dalamnya terdapat kandungan zat besi dan mineral yang tinggi, sehingga dapat menjadi padat secara maksimal. Pengolahannya bisa menghasilkan keramik dengan permukaan yang lebih lembut.
3. Tanah Stoneware Clays
Stoneware juga bisa disebut sebagai tanah liat periuk dan bersifat mudah dibentuk. Saat belum melalui proses pembakaran, warnanya adalah abu-abu. Apabila sudah melaluinya, bisa berona abu-abu muda hingga coklat.
Tanah liat jenis ini bagus digunakan untuk peralatan makan. Lantaran sifatnya yang tidak berpori dan tahan air. Untuk memadatkannya, pengrajin biasa membakar stoneware pada suhu 1.150-1.300 derajat celcius.
4. Tanah Paper Clay
Tanah liat kertas merupakan hasil campuran dari bubur kertas, air, dan tanah liat yang ditempa setengah padat dan setengah cair. Sama seperti yang lain, jenis ini juga melalui proses pembakaran untuk menghasilkan bentuk yang padat namun tetap tipis, ringan, dan kokoh.
Tanah liat kertas dalam keadaan kering mengandung tanah liat basah yang menempel. Hal tersebut membuat lapisan-lapisan.