Kisah Inspiratif BJ Habibie Presiden Ke-3 Indonesia
Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie adalah presiden ketiga, Republik Indonesia. B.K. Habibie dikenal sebagai tokoh inspiratif yang patut diteladani. Salah satu kisahnya yaitu menyelesaikan kuliah di Jerman melalui beasiswa.
B.J. Habibie sebelumnya menempuh pendidikan di ITB selama 6 bulan. Kemudian, beliau memutuskan melanjutkan pendidikan S1 dan S2 di Jerman. B.J. Habibie bertekad menjadi orang berguna dan memiliki cita-cita membuat pesawat terbang untuk Indonesia.
BJ Habibie dikenal jenius karena menemukan teori Crack (Crack Propagation Theory). Kemudian teori tersebut dikenal dengan rumus Faktor Habibie. Mengutip dari gramedia.com, rumus faktor Habibie digunakan menghitung keretakan hingga atom pesawat terbang. Teori ciptaan BJ Habibie ini penting karena masih masih banyak kecelakaan pesawat diakibatkan oleh kegagalan struktural.
BJ Habibie dikenal sebagai Mr. Crack karena kejeniusannya. Beliau mendapatkan gelar Profesor Kehormatan atau predikat Guru Besar dari ITB. Selain itu, BJ Habibie mendapatkan pengakuan dari lembaga internasional. Berikut kisah inspiratif BJ Habibie di bidang pendidikan.
Kisah Inspiratif BJ Habibie
Mengutip dari Bctemas.beacukai.go.id, BJ Habibie lahir di Pare-Pare Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Beliau anak keempat dari 8 bersaudara. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada 12 Mei 1962. Dia dikaruniai dua putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
Semasa kecil, Habibie mempunyai kegemaran menunggang kuda dan membaca. Tetapi, dia harus kehilangan ayahnya yang meninggal dunia pada 3 September 1950. Setelah ayahnya meninggal, Habibie pindah ke Bandung bersama keluarga. Sang ibu membanting tulang untuk membiayai kehidupan anak-anaknya.
Setelah tamat SMAK Dago Bandung di Bandung tahun 1954, BJ Habibie lalu masuk ke ITB (Institut Teknologi Bandung). Tetapi dia tidak menyelesaikan pendidikan, karena mendapat beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliah di Jerman. Ketika sampai di Jerman, beliau bertekad untuk merantau dan belajar. BJ Habibie mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupan sehari-hari.
BJ Habibie memilih jurusan Teknik Penerbangan spesialis Konstruksi Pesawat Terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule, Jerman tahun 1955. BJ Habibie melanjutkan studi di Jerman selama 10 tahun.
Dari ratusan pelajar yang menerima beasiswa dan berangkat ke Jerman, BJ Habibie berangkat ke Jerman tanpa beasiswa dari negara. Ibunya membiayai kuliah BJ Habibie di Jerman. Ketika liburan musim panas tiba, BJ Habibie menghabiskan waktunya untuk mencari uang membeli buku.
BJ Habibie menimba ilmu selama bertahun-tahun di Jerman. Beliau belajar sambil bekerja secara praktik. Tahun 1960. BJ Habibie dapat menyelesaikan studi untuk gelar Diploma dengan predikat sempurna atau cumlaude. Kemudian dia bekerja di Firma Talbot, industri kereta api di Jerman. Berdasarkan biografi BJ Habibie juga meneruskan gelar dokter di Jerman.
Pada 1962, BJ Habibie menikahi Hasri Ainun dan memboyongnya ke Jerman. Kehidupan mereka sederhana untuk menghemat pengeluaran. Usaha dan jerih payah BJ Habibie membuahkan hasil, dimana dia lulus gelar doktor dengan predikat Cum Laude atau sangat sempurna.
Karir politik BJ Habibie dimulai tahun 1974, ketika dia kembali ke Indonesia. BJ Habibie ditetapkan sebagai Menteri Riset dan Teknologi selama 10 dekade sampai Maret 1998, ketika pemerintahan presiden Soeharto. Dia juga sempat memimpin perusahaan BUMN industri strategi selama 10 tahun. Kemudian, 14 Maret 1998, BJ Habibie diangkat sebagai wakil Presiden. Setelah mundurnya presiden Soeharto, BJ Habibie ditetapkan sebagai Presiden Indonesia ketiga.