Mengenal ADHD, Pengertian, Faktor Penyebab, dan Pengobatannya
ADHD adalah gangguan kesehatan yang berkaitan dengan perkembangan saraf yang pada umumnya terjadi pada masa kanak-kanak. Berkenaan dengan hal tersebut, menarik membahas apa itu ADHD.
ADHD merupakan salah satu gangguan yang faktor penyebabnya beragam. Namun, pada dasarnya faktor penyebab kondisi tersebut adalah genetik dan lingkungan.
Setiap orang tua, wajib memahami adanya gangguan ini agar dapat melakukan pencegahan dan penanganan sejak dini. Untuk memahami apa itu ADHD, simak penjelasannya dalam uraian berikut.
Pengertian ADHD dan Subtipenya
ADHD memiliki kepanjangan attention deficit hyperactivity disorder. Gangguan kesehatan mental ini ditandai dengan perilaku hiperaktif dan impulsif. Gangguan ini menyerang anak-anak dengan membuatnya sulit berfokus pada satu hal dalam satu waktu. Gejala tersebut dapat terus muncul hingga remaja bahkan dewasa.
Terdapat 3 subtipe gangguan ADHD yakni sebagai berikut:
1. Dominan Hiperaktif-Impulsif
Penderita ADHD hiperaktif-impulsif ini memiliki masalah hiperaktivitas. Gejala tersebut muncul bersamaan dengan perilaku impulsif. Hiperaktif adalah kondisi ketika anak tidak bisa diam atau sulit fokus.
Sementara, impulsif merupakan seseorang yang bertindak hanya berdasarkan insting dan tidak memikirkan akibatnya. Suatu perilaku dapat dikatakan impulsif jika dilakukan secara berulang-ulang.
2. Dominan Inatentif
Penderita ADHD tipe dominan inatentif memiliki ciri-ciri sulit berfokus pada satu hal dalam satu waktu. Penderitanya sulit memperhatikan dengan baik karena rendahnya konsentrasi dan perhatiannya mudah teralihkan.
Contohnya yakni lebih ceroboh, tidak menyukai tugas yang terlalu fokus, melupakan tugas sehari-hari, melewatkan deadline, dan lain sebagainya.
3. Kombinasi Hiperaktif, Impulsif, dan Inatentif
Penderita ADHD jenis berikutnya yakni gabungan antara dua jenis ADHD di atas. Pada tipe ini, anak akan menunjukkan ciri-ciri hiperaktif, impulsif, serta tidak dapat berfokus pada satu hal dengan baik.
Perbedaan ADHD dan Autisme
ADHD juga kerap sulit dibedakan dengan gejala autisme. Pasalnya, keduanya merupakan masalah gangguan yang berkaitan dengan perhatian dan perilaku impulsif.
Terdapat perbedaan yang signifikan terkait keduanya. Perbedaannya yakni ADHD menghindari kondisi yang memerlukan fokus tinggi, sementara autisme berusaha fokus dengan hal yang mereka sukai saja.
Penderita ADHD cenderung berbicara banyak dan mengganggu orang lain yang sedang berbicara. Sementara itu, autisme sulit memasukkan kata-kata dalam pikiran mereka dan sulit melakukan kontak mata.
Selain itu, anak dengan ADHD tidak suka dengan aktivitas yang rutin atau sama setiap harinya. Sedangkan penderita autisme lebih suka hal yang tertata rapi dan tidak suka rutinitasnya berubah.
Faktor Penyebab ADHD
Setelah memahami apa itu ADHD beserta tipe-tipenya, wajib juga memahami faktor penyebab ADHD. Berikut ini faktor penyebab ADHD agar setiap orang tua dapat meminimalisir risiko anak menderita ADHD.
1. Genetik
Faktor ADHD yang pertama adalah genetik atau menurun dari keluarga. Melansir dari halodoc.com, gen seseorang akan mewarisi dari leluhurnya dan menjadikannya memiliki kemungkinan terserang penyakit atau gangguan yang sama.
2. Terpapar Neurotoksin Selama Kehamilan
Bahan kimia dapat berpengaruh pada perkembangan janin. Jika neurotoksin terlalu berlebihan, maka akan berpengaruh terhadap fungsi otak dan respon otak. Dalam kondisi tersebut, proses penerimaan ilmu juga dapat menjadi lebih lambat.
3. Rokok dan Alkohol
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (AS), rokok dan alkohol dapat menyebabkan ADHD. Anak-anak yang terpapar rokok dan alkohol saat dalam kandungan lebih mungkin menderita gangguan tersebut.
Gejala ADHD pada Anak, Remaja, dan Dewasa
Berikutnya, terdapat pula gejala ADHD pada anak, remaja, dan dewasa yang dapat terlihat dari cara mereka berperilaku. Berikut ini gejala-gejala tersebut selengkapnya.
- Kesulitan memperhatikan
- Gelisah secara berlebihan
- Kurang dapat mengendalikan diri dan berperilaku impulsif
- Perhatian rendah saat mengerjakan sesuatu
- Berbicara berlebihan dan bahkan menyela orang lain
- Sulit berdiam diri dan selalu harus bergerak
- Kesulitan dalam melakukan manajemen waktu
Pengobatan dan Pencegahan ADHD
ADHD diduga belum dapat disembuhkan tetapi ada penanganan untuk meminimalisir gejalanya. Tujuan pengobatan ADHD lebih kepada agar penderita memiliki kualitas hidup yang lebih baik meski menderita ADHD. Berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ADHD.
1. Obat Penenang
Obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi ADHD adalah untuk membuat pengidapnya menjadi lebih tenang. Penderita akan lebih merasa damai dan sikap impulsif pun berkurang. Manfaatnya, penderita dapat berfokus pada satu pekerjaan.
2. Cognitive Behavioural Therapy
Terapi kognitif ini dilakukan bagi pengidap ADHD untuk mengubah pola pikir dan perilakunya. Terapi ini memerlukan waktu yang cukup lama agar penderita terbiasa mengatasi ketika ADHD muncul.
3. Gaya Hidup Sehat Ibu Hamil
ADHD memang tidak dapat dicegah secara spesifik, tetapi risiko penderitanya dapat dikurangi. Risiko ini dapat dikurangi mulai dari masa kehamilan.
Ibu hamil lebih baik hindari asap rokok, tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, tidak mengonsumsi obat terlarang. Kemudian, biasakan hidup sehat seperti makanan sayur dan buah-buahan.
Demikian penjelasan mengenai apa itu ADHD beserta faktor penyebab, gejala, dan pengobatan serta pencegahannya. Selanjutnya perlu diketahui ADHD dapat dikenali dengan datang ke profesional. Hindari melakukan diagnosis pribadi karena hasilnya tidak akurat.