Contoh Khutbah Idul Adha untuk Memaknai Hari Raya Qurban

Ghina Aulia
26 Juni 2023, 10:00
contoh khutbah idul adha
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/nym.
Ilustrasi, ribuan warga melaksanakan shalat Idul Adha di Taman Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2022).

Idul Adha merupakan hari raya umat Islam pada bulan Dzulhijjah. Pemerintah secara resmi mengumumkan bahwa pada tahun ini, Idul Adha jatuh pada 29 Juni 2023.

Ciri khas dari perayaan Idul Adha yaitu penyembelihan hewan qurban setelah salat ied. Selain itu, Idul Adha hampir serupa dengan Idul Fitri.

Termasuk salat ied di pagi hari serta rukun dan tata caranya. Setelah pelaksanaan, khotib akan berkhutbah dengan pembahasan yang tak jauh dari hikmah Idul Adha.

Kali ini, kami juga akan memberikan contoh khutbah Idul Adha yang bisa dijadikan acuan. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan singkat berikut ini, dilansir dari Konsultasi Syariah.

Contoh Khutbah Idul Adha

Hari ini gema takbir dikumandangkan di seluruh penjuru negeri islam… kita mengagungkan Allah, memuji-Nya sebagai bentuk rasa syukur kita atas semua nikmat dan karunia-Nya…

Allahu akbar… Allahu akbar… laa ilaaha illallaah wallahu akbar, Allahu akbar… wa lillahil hamd…

Kaum Muslimin, jamaah shalat id yang kami muliakan. Hampir dalam setiap agama dan aliran kepercayaan, mereka memiliki peribadatan dalam bentuk menyembelih hewan. Menumpahkan darah binatang, dalam rangka mengagungkan tuhan dan sesembahan mereka.

Orang-orang musyrikin mempersembahkan sembelihan mereka kepada thaghut – tuhan-tuhan selain Allah. Ada yang bentuknya larung kepala kerbau di laut, ada yang bentuknya sedekah bumi menanam kepala sapi di kaki gunung, atau dalam bentuk sesajian lainnya. Usaha yang mereka lakukan, berujung pada dosa syirik yang akan mengantarkan mereka kekal di neraka.

Di saat yang sama, islam memberikan kesempatan bagi kaum muslimin untuk beribadah kepada Allah, Rabb semesta alam, Sang Pencipta yang paling berhak untuk disembah, dengan menyembelih qurban. Ibadah mulia yang menjanjikan pahala besar.

Kita bisa perhatikan, kegiatan yang dilakukan sama. Sama-sama menyembelih, sama-sama bermodal binatang. Akan tetapi ujung akhirnya sangat jauh berbeda. Yang satu mengantarkan pelakunya kekal di neraka, dan yang satu mengiring pelakunya menuju kenikmatan surga.

Allahu akbar… Allahu akbar… Allahu akbar wa lillahil hamd…

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..,

Mengapa amal kita bisa bernilai pahala? Mengapa amal kita dinilai sebagai amal soleh?

Karena amal kita dibangin di atas pondasi iman… karena kita muslim, karena amal yang kita kerjakan adalah amal yang dilandasi dengan iman. Sehingga apa yang kita lakukan, tidak ada yang sia-sia, dan dinilai ibadah di sisi Allah. Sungguh kita sangat layak bersyukur, atas hidayah iman dan islam.

Hadirin yang berbahagia,
Pada saat anda berkurban, bayangkan, andai saat itu kita tidak berada dalam agama islam. Tentu qurban yang kita kerjakan, bukan untuk Allah, namun akan menjadi pengagungan kepada thaghut.

Karena itulah, sebagai wujud rasa syukur atas hidayah iman yang dijanjikan dengan surga, Allah perintahkan kaum muslimin untuk shalat dan menyembelih hewan qurban.

Allah berfirman,
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

“Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu telaga al-Kautsar. Karena itu kerjakanlah shalat karena Tuhanmu dan sembelihlah qurban.” (QS. al-Kautsar: 1 – 2).

Menurut 3 ulama tafsir zaman tabiin, Qatadah, Atha’, dan Ikrimah – ahli tafsir murid Ibnu Abbas –, makna perintah shalat dalam ayat itu adalah shalat id, sedangkan makna perintah menyembelih adalah menyembelih qurban. (Tafsir al-Qurthubi, 20/218).

Berdasarkan tafsir di atas, tidak ada kesempatan bagi kita untuk bisa menjalankan perintah dalam ayat ini sekali waktu, kecuali ketika idul adha.

Karena itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan agar umatnya selalu berqurban.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ, فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا

“Barangsiapa yang memiliki kelapangan rezeki, namun tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad 8273, Ibnu Majah 3123, dan sanad hadits dihasankan al-Hafizh Abu Thohir).

Ma’asyiral muslimin, hadaniallahu wa iyyakum…

Kita yang saat ini tinggal di luar daerah bencana… kita yang saat ini jauh dari wilayah gempa… perbanyaklah bersyukur kepada Allah, dan memohonlah agar Allah mengabadikan kenikmatan rasa aman ini selamanya..

Tadi malam kita bisa tidur dengan nyenyak di dalam rumah kita, tanpa ada rasa takut rumah kita akan roboh karena gempa…

Tadi pagi kita shalat subuh di dalam masjid, tanpa ada kekhawatiran, jangan-jangan masjid ini akan runtuh disebabkan gempa..

Sungguh Allah telah memberikan rasa aman kepada kita, lahir batin… fisik kita aman, batin kita tenang…

Hadirin yang kami muliakan…

Allah menjanjikan, siapapun yang berusaha menjaga iman, maka dia akan aman. Rumusnya, iman sama dengan aman. Allah berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. al-An'am: 82)
Jaminan keamanan yang diberikan oleh Allah ada 2:

[1] jaminan keamanan fisik dan
[2] jaminan keamanan batin

Jaminan keamanan fisik, ketika di dunia, Allah berikan kepada siapa saja diantara hamba-Nya yang Allah kehendaki. Baik hamba yang mukmin maupun hamba yang kafir. Semua manusia yang saat ini dalam kondisi sehat wal afiat, Allah telah memberikan keamanan fisik baginya.

Sedangkan jaminan keamanan yang kedua, jaminan keamanan batin, jaminan ini hanya Allah berikan kepada mereka yang memiliki tawakal yang sempurna kepada Allah… tawakal yang tumbuh karena iman… tawakal yang muncul dari keyakinannya bahwa dia punya Allah yang akan melindunginya, yang akan menjaganya…

Orang-orang soleh di masa silam, mereka menghadapi ujian yang luar biasa… ujian yang sampai mengancam jiwa dan raga.

Namun karena tawakkalnya yang tinggi, mereka tetap tegar dan tidak gentar dalam menghadapinya…

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...