Profil Singkat 6 Tokoh Pahlawan Perang Ambarawa
Dalam sejarah Indonesia, ada beberapa perang yang terjadi di beberapa daerah demi mempertahankan kemerdekaan NKRI. Salah satunya adalah perang Ambarawa yang merupakan pertempuran antara Tentara Indonesia dengan Tentara sekutu yang diboncengi NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.
Perang ini terjadi antara 20 Oktober 1945 sampai 15 Desember 1945 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dalam perang ini, ada beberapa tokoh pahlawan yang terlibat dan berjuang mati-matian demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Berikut ini rangkuman beberapa tokoh pahlawan yang terlibat dalam Perang Ambarawa.
Tokoh Pahlawan Perang Ambarawa
Berikut ini profil singkat mengenai enam tokoh pahlawan yang terlibat dalam Perang Ambarawa yang rela berkorban demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia:
1. Kolonel Soedirman
Tokoh pahlawan perang Ambarawa pertama adalah Soedirman, yang kemudian menjad panglima dan jenderal Indonesia pertama dan termuda. Dalam perang Ambarawa, Kolonel Sudirman bertindak sebagai pemimpin dan akhirnya memenangkan perang pahit menggunakan taktik supit urang.
Saat itu, taktik supit urang hanya digunakan dalam kondisi yang sangat terbatas. Namun dengan keberanian, keuletan, dan kecerdasannya, beliau berhasil memaksimalkan taktik ini.
Sederhananya, supit urang adalah teknik menyerang lawan yang dilakukan dari dua sisi sehingga lawan dalam posisi terjebak. Teknik serangan ini berhasil memutus komunikasi antara pasukan asing, merusak pertahanan.Akibatnya, Sekutu benar-benar terkepung.
Dalam pertempuran melawan sekutu di Ambarawa, Jenderal Soedirman dengan gagah berani memimpin pasukannya dan pantang menyerah.
Kemenangan yang diraih berkat taktik jitu ini sangat dipuji oleh militer Indonesia. Presiden Soekarno segera memberinya pangkat Panglima Angkatan Darat.
2. Letnan Kolonel Isdiman
Letkol Isdiman merupakan perwira Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang memiliki posisi sebagai Komandan Resimen TKR Banyumas.
Beliau menjadi prajurit kepercayaan Kolonel Soedirman karena memiliki kecakapan yang mumpuni. Adapun peran Letkol Isdiman dalam perang Ambarawa adalah sebagai pengatur siasat.
Kolonel Soedirman memberi tugas kepada prajuritnya tersebut untuk memimpin perang di Ambarawa sehingga pasukan sekutu hengkang dari wilayah tersebut sekaligus Indonesia.
Perjuangan Letkol Isdiman dalam memimpin pasukan serta mengatur siasat sangat gigih. Beliau tidak gentar walaupun menghadapi situasi yang sulit atau terpojok.
Letkol Isdiman merupakan salah satu tokoh yang gugur dalam Pertempuran Ambarawa karena serangan udara yang dilakukan oleh sekutu.
Pada saat bertugas di lapangan, markas beliau diserang oleh 3 pesawat mustang dan 2 dakota milik pasukan sekutu. Bagian kaki Letkol Isdiman terkena peluru dari senapan mesin pesawat.
Beliau gugur saat perjalanan ke rumah sakit terdekat untuk memperoleh perawatan. Gugurnya Letkol Isdiman mendorong Kolonel Soedirman untuk turun langsung memimpin perang.
3. Letnan Kolonel Gatot Soebroto
Letkol Gatot Soebroto merupakan salah satu tokoh penting dalam Pertempuran Ambarawa yang memulai karir militernya sebagai anggota KNIL. Dalam perang Ambarawa tahun 1945, beliau berperan sebagai juru taktik utama.
Dia menemani Jenderal Sudirman untuk melawan pasukan asing. Pemilihan Letnan Kolonel Gatot Soebroto sebagai bagian dari Pertempuran Ambarawa dilakukan setelah berhasil dibentuknya Divisi 5 Purwokerto. Divisi ini dipimpin oleh Kolonel Sudirman.
Ia juga berperan dalam mengumpulkan senjata dari tentara Jepang melalui negosiasi. Jumlah senjata yang begitu banyak hingga dikirim ke BKR di wilayah Jawa Barat. Selama Pertempuran Ambarawa, Letnan Kolonel Gatot Soebroto diangkat menjadi komandan Sektor Front Ambarawa.
4. Kolonel G.P.H Jati Kusumo
Tokoh pahlawan berikutnya adalah G.P.H Jati Kusumo yang merupakan putra Raja Paku Buwono X dan Raden Ayu Kironorukmi
Lahir di Surakarta, pada 1 Juli 1917, Beliau mendapat pendidikan militer sejak kecil sehingga kemampuan di bidang tersebut sangat terasah dan menonjol.
G.P.H Jati Kusumo adalah tokoh Pertempuran Ambarawa yang berperan sebagai Komandan Divisi IV dimana Ia bertugas untuk mengejar dan mengepung tentara asing.
Selama pertempuran sengit di Ambarawa, Kolonel G.P.H Jati Kusumo menerapkan kepemimpinan yang bagus sehingga pergerakan pasukan berjalan dengan baik.
Banyak jabatan penting yang dipercayakan kepada G.P.H Jati Kusumo semasa hidup. Contohnya, Ketua BKR Surakarta, Panglima TRI Divisi IV, Kepala Staf Angkatan Darat, Menteri dan Dubes.
5. Kapten Surono Reksodimedjo
Tokoh yang terlibat dalam Pertempuran Ambarawa selanjutnya adalah Kapten Surono Reksodimedjo yang lahir di Banyumas pada 6 September 1923.
Dalam perang Ambarawa pada 20 November 1945, Ia dipercaya sebagai kapten di bawah komando Letnan Kolonel Gatot Subroto. Kemampuan militer Kapten Surono tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, beliau telah menempuh pendidikan militer yang panjang.
Beliau pertama kalli mendapatkan pendidikan militer dari Seskoad Bandung, War College Jerman kemudian berlanjut ke The American Command and General Staff College. Meskipun menempuh pendidikan militer di luar negeri, namun pecintaannya pada tanah air sangat dalam.
6. Sarbini Martodihardjo
Tokoh pahlawan terakhir yang berjasa besar dalam perang Ambarawa adalah Sarbini Martodihardjo.
Beliau merupakan pahlawan tangguh yang lahir di Kebumen, 10 Juni 1914. Semasa hidup, Sarbini Martodihardjo mengabdikan diri pada Tanah Air di bidang militer sekaligus pemerintahan RI.
Pada saat perang Ambarawa, ialah yang bertugas memimpin pasukan Tentara Keamanan Rakyat Resimen Kedu Tengah untuk menyerang tentara NICA di Jambu, Ambarawa.
Beliau yang saat itu berpangkat sebagai Letnan Kolonel, memandu pasukan TKR untuk melakukan pengepungan sekaligus penyerangan terhadap tentara asing tersebut. Dengan semangat juang para pasukan dan keahliannya menjadi seorang pemimpin, penyerangan tersebut berhasil dilakukan sesuai rencana.
Pada masa Presiden Soekarno, Sarbini Martodihardjo dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Dwikora II tahun 1966.
Hingga saat ini, Sosok Sarbini Martodihardjo dikenang sebagai Bapak Veteran Indonesia. Nama beliau sendiri bahkan telah diabadikan sebagai nama gedung di Jakarta yakni Balai Sarbini dan SMK Jenderal M. Sarbini.