Contoh Batuan Metamorf Berdasarkan Jenis Tekstur dan Komposisinya
Ada banyak contoh batuan metamorf yang ada di bumi dan terbentuk dari proses alami selama jutaan tahun lamanya. Tidak heran jika batuan metamorf kerap disebut batu alam. Metamorf merupakan jenis batuan hasil transformasi dari suatu tipe batuan yang ada sebelumnya atau dikenal sebagai metamorfosis.
Batuan merupakan kumpulan atau agregat dari mineral dalam keadaan mengeras atau membeku. Batuan dikenal juga sebagai benda alam, penyusun utama materi bumi yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku.
Contoh Batuan Metamorf
Klasifikasi batuan metamorf didasarkan pada tekstur dan komposisi terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu foliation, yakni batu yang memiliki tekstur planar. Kedua, non foliation, yakni batu yang tidak berfoliasi serta memiliki tekstur granulat.
Berikut contoh batuan metamorf berdasarkan jenis tekstur dan komposisinya, dilansir dari Repository.unri.ac.id.
1. Foliasi
Foliasi berasal dari bahasa latin "folium" yang artinya daun yaitu lembaran, susunan planar paralel mineral pada batuan. Bisa dianalogikan sebagai lembaran kertas di buku atau daun datar yang terletak di tanah. Berikut contoh batuan metamorf jenis foliasi:
Slate
Slate merupakan jenis batuan metamorf yang halus dan umumnya diproduksi oleh metamorfosa tingkat rendah dari batuan serpih. Warna batuan slate bergantung pada komposisi kimia serpih induknya atau batu lumpur. Apabila warnanya merah berarti oksida besi, hijau artinya klorit, ungu artinya oksida mangan dan hitam (bahan organik seperti karbon).
Phyllite
Jenis batuan mineral platy lebih besar dibandingkan dengan batu slate namun tidak mudah terlihat. Batu phyllite berasal dari batu karang yang diproduksi dengan metamorfosis kelas atas dengan suhu sedikit lebih tinggi dibanding batu slate dan memiliki kemilauan glossy.
Schist
Schist merupakan batuan foliasi yang dimulai dari tekstur butiran ukuran medium hingga kasar. Hasil foliasi dari susunan paralel dari mineral platy cenderung lebih besar seperti klorit, mika dan hermatit sehingga tidak perlu menggunakan mikroskop.
Gneiss
Gneiss merupakan batu granular berbutiran kasar dengan pita bolak-balik cahaya (kuarsa dan feldspar) dan mineral gelap (biotit dan hornblende). Batu ini diproduksi oleh kondisi tekanan tinggi dan suhu tinggi. Batu gneiss sering terbentuk dari metamorfosis diorit atau granit.
2. Non Foliasi
Batuan yang tidak berfoliasi akan terlihat masif dan tidak memiliki struktur. Batuan non foliasi terdiri atas biji-bijian yang cenderung tumbuh rata di segala penjuru dan membentuk mosaik kristal yang saling rapat serta terkait. Berikut contoh batuan metamorf non foliasi:
Kuarsit
Kuarsit merupakan batu pasir kaya kuarsa yang bermetamorfosa. Kuarsi murni berwarna putih atau terang namun oksida besi dan mineral lainnya kerap memberi beragam warna merah, cokelat, hijau dan lainnya.
Marmer
Marmer merupakan metamorfosa batu gamping atau dolomit. Batu marmer yang paling murni berbentuk dan memiliki warna seperti putih salju. Namun banyak marmer yang mengandung sedikit batuan sedimen lainnya di antara bagian batuan sedimen aslinya.
Amfibolit
Amfibolit merupakan batuan metamorf kasar yang terdiri atas amphibol dan plagioklas. Amfibolit terbentuk dari metamorfosis basalt, gabro dan batuan lainnya yang kaya dengan zat besi dan magnesium.