14 Contoh Geguritan Bahasa Jawa Singkat
Geguritan adalah karya sastra tradisional yang dibaca dengan irama tertentu (dinyanyikan). Nama lain geguritan adalah macepat yang dinyanyikan dengan suara ringan. Arti geguritan berasal dari kata gurit dalam bahasa Jawa kuno yang artinya tulis, gubah, dan karang. Sedangkan anggurit artinya mengubah puisi. Jadi, geguritan adalah suatu karangan berbentuk puisi.
Geguritan adalah puisi berbahasa Jawa modern yang tidak terikat aturan. Pembawaan dan intonasi membaca khas Jawa. Tema geguritan bahasa Jawa beragam misalnya tentang pahlawan, pendidikan, lingkungan, alam, dan lainnya.
Ciri-ciri geguritan hampir sama seperti karya puisi. Umumnya geguritan disampaikan pada acara bersifat formal dan informal. Berikut contoh ciri-ciri, unsur, dan contoh geguritan bahasa Jawa.
Ciri-ciri Geguritan
Ciri ciri geguritan bahasa Jawa hampir sama dengan puisi. Berikut ciri penggunaan bahasa dalam geguritan.
- Ragam bahasa Jawa yang dipakai bebas
- Tidak harus memiliki guru gatra
- Tidak harus memiliki guru lagu
- Tidak harus mempunyai guru wilangan
- Menggunakan diksi (kata khusus)
- Kalimat geguritan bermakna tertentu
- Nama pengarang atau penulis geguritan tidak selalu ada
- Tidak terikat pada aturan tertentu
- Tidak ada jumlah baris setiap baris
- Rima setiap akhir baris bunyinya bebas
- Menggunakan majas yang indah
Unsur Geguritan
Geguritan terdiri dari beberapa unsur seperti rima, tema, gaya bahasa, pesan, pemotongan kata atau kalimat, hingga pilihan kata. Unsur geguritan penting untuk membuat sebuah karya sastra berbahasa Jawa. Berikut penjelasan tentang unsur geguritan.
1. Pemotongan Kata atau Kalimat
Dalam geguritan terdapat pemotongan kata dan kalimat yang bertujuan memberi penekanan tertentu. Selain itu pemotongan kata berfungsi menghubungkan antar kalimat
2. Pesan
Kalimat dalam geguritan mengandung pesan penting. Pesan ini dapat dipahami oleh pendengar ketika dibacakan oleh penggurit (pembaca geguritan).
3. Pilihan Kata
Diksi atau pilihan kata dalam geguritan harus menarik dan indah. Penulis dapat memilih kata yang tepat. fungsi pemilihan kata ini supaya ketika dibaca terdengar indah.
4. Gaya Bahasa
Terdapat penekanan, intonasi, dan gaya bahasa ketika membaca geguritan. Melalui gaya bahasa, pendengar bisa terbawa emosi dan memahami artinya.
5. Imajinasi
Sebagai karya sastra, geguritan diciptakan untuk menghasilkan imajinasi. Pengarang perlu menajamkan imajinasinya supaya ketika dibaca, pendengar terlarut dalam emosinya.
6. Latar
Geguritan mengambil latar suatu tempat atau waktu. Misalnya latar waktu ketika masa kerajaan. Hal ini bertujuan supaya pembaca bisa mengetahui kapan dan waktu terjadinya suatu peristiwa.
7. Perasaan
Pengarang geguritan bisa mencurahkan perasaannya dalam menulis. Perasaan jadi unsur penting yang mempengaruhi keindahan pembaca.
8. Rima
Rima adalah bentuk pengulangan bunyi di bagian awal, tengah, dan akhir. Penempatan rima membuat geguritan makin indah. Diksi berkaitan dengan rima yang terdiri dari sonansi, aliterasi, dan rima akhir. Asonansi adalah rima yang berpatokan pada suara vokal. Aliterasi merupakan rima yang berpatokan pada suatu konsonan. Sedangkan rima akhir adalah suara sama di akhir larik puisi.
9. Tema
Sebelum membuat geguritan, penulis terlebih dahulu menentukan tema. Dalam karya sastra tema adalah pokok pikiran terbentuknya puisi. Ada beragam tema yang bisa dipilih seperti geguritan alam, pendidikan, hingga pahlawan.
Contoh Geguritan Bahasa Jawa
Berikut ini beberapa contoh geguritan bahasa Jawa dari berbagai tema yang dapat menjadi referensi.
1. Geguritan berjudul Ibuku
Oleh: Alfia Nisa Arahma
Ibu
Sapa kang bisa ngerti aku
Kajaba ibuku
Saben dina saben wektu
Ibu tansah ndidik awakku
Saben ibu duka marang aku
Lara tenan rasane atiku
Ibu
Aku njaluk restu
Supaya anggonku sinau
Bisa migunani kanggo masa depanku
Ibu
Aku tresna marang ibu
Tanpa ibu aku dudu sapasapa
Amarga ibu aku ana ing donya
Maturnuwun ibu
Aku tresna ibu
2. Geguritan berjudul Pak Tani
Pancen luhur bebudenmu
Urip prasaja ora kesusu
Ana ing desa kang asri
Urip rukun dadi petani
Tanduran digulawenthah ngati-ati
Gotong royong iku wes mesthi
Asile dienteni wong sanagari
Ora lali syukur rina wengi
Bu tani uga polah
Nyiapake dhaharan ana ing omah
Banjur digawa menyang sawah
Dhahar ing galengan kanthi bungah
3. Geguritan Berjudul Korupsi
Oleh: Budi Susanto