Urgensi dan Sejarah Peringatan Hari Kota Sedunia
Hari Kota Sedunia atau yang secara resmi disebut sebagai World Cities Day ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 31 Oktober. Penetapan tersebut melalui Resolusi 68/239.
Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat internasional terkait urbanisasi global. Tak hanya itu, masyarakat juga diharapkan berperan mendorong kerja sama antar negara untuk mengatasi tantangan urbanisasi serta berkontribusi dalam pembangunan kota berkelanjutan di dunia.
Berkenaan dengan hari peringatan tersebut, menarik untuk mengetahui Hari Kota Sedunia lebih lanjut. Simak penjelasan mengenai urgensi dan sejarah peringatan Hari Kota Sedunia serta cara memperingatinya sebagai berikut.
Urgensi dan Sejarah Peringatan Hari Kota Sedunia
Majelis Umum PBB menetapkan Hari Kota Sedunia dengan harapan agar masyarakat internasional menyadari isu urbanisasi global, kerja sama internasional, dan berkontribusi dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan di dunia. Hal ini lantaran urbanisasi berpotensi membentuk inklusi sosial yang baru.
- Inklusi sosial tersebut artiya akan menciptakan kesetaraan lebih besar, akses dan peluang yang lebih banyak, peran serta masyarakat yang beragam, sehingga ada pula keragaman kota, negara dan dunia.
Sayangnya hal ini kerap terjadi dalam pembangunan perkotaan. Sebab, adanya ketidaksetaraan dan pengucilan masyarakat yang mendominasi.
Ketidaksetaraan di kota sudah berkembang sejak 1980. Kota-kota besar di dunia bahkan menjadi kota paling tidak setara. Pada tahun 2023, tema yang diangkat dari aksi dan implementasi Agenda Baru Perkotaan yang memprioritaskan topik kota inklusif sebagai pilar utama pergeseran perkotaan ini adalah Financing Sustainable Urban Future For All atau Pembiayaan Masa Depan Perkotaan yang Berkelanjutan untuk Semua.
Kemudian pada Oktober 2016, Konferensi HABITAT III yang berlangsung di Quito mengadopsi kerangka kerja baru. Kerangka kerja itu mengarahkan dunia ke pembangunan kota berkelanjutan dengan memikirkan kembali bagaimana kota direncanakan, dikelola, dan dihuni.
Agenda Perkotaan Baru akan menentukan langkah guna menghadapi tantangan urbanisasi dalam 2 dekade kedepan. Agenda ini juga dianggap sebagai perpanjangan Agenda Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yang disepakati 193 negara anggota PBB pada 2015.
Hari Kota Sedunia ini berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs nomor 11. Tujuan nomor 11 itu merumuskan ambisi membuat kota dan pemukiman yang inklusif, tangguh, aman, dan berkelanjutan. Keempat hal ini merupakan dasar relevansi misi UN-Habitat.
Urban Oktober 2023 Sebagai Wujud Perayaan Hari Kota Sedunia
Urban Oktober yang diluncurkan oleh UN-Habitat pada 2014 bertujuan menekankan tantangan perkotaan di dunia. Selain itu UN-Habitat juga melibatkan komunitas yang cakupannya internasional menuju Agenda Baru Perkotaan.
Urban Oktober 2023 ini menjadi peluang bagi masyarakat global untuk menjadi bagian dari diskusi terkait tantangan dan peluang perkembangan kota besar dan kecil. Setiap bulan Oktober, masyarakat yang tertarik dengan urbanisasi berkelanjutan didukung untuk mengadakan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, diskusi, maupun acara.
Masyarakat yang dimaksud tersebut adalah baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, universitas, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas. Bulan Oktober awalnya diawali dengan Hari Habitat Sedunia setiap hari Senin minggu pertama bulan ini. Kemudian akan diakhiri dengan Hari Kota Sedunia.
Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dilaksanakan pada rentang waktu itu. Pelibatan pemangku kepentingan tersebut dianggap mampu mendukung perubahan progresif sehingga kehidupan yang lebih baik bagi semua orang di dunia yang sedang mengalami urbanisasi pun tercapai.
Makna Tema Hari Kota Sedunia 2023: Financing Sustainable Urban Future For All
Tema Hari Kota Sedunia 2023 memiliki makna yang menarik untuk diketahui. Makna tema Financing Sustainable Urban Future For All sebagai tema Hari Kota Sedunia 2023 ini adalah jika direncanakan secara bertanggung jawab berdasarkan analisis biaya atau manfaat yang baik serta didukung peraturan yang memadai, pembiayaan dan pembangunan infrastruktur dapat digunakan sebagai pendorong bagi pengembangan institusi, kebijakan, dan kapasitas di seluruh tingkat dan sektor pemerintahan.
Oleh sebab itu, mandat yang dipersoalkan dalam tingkat dan sektor pemerintahan pun harus jelas dan tidak tumpang tindih. Seluruh tingkatan dan sektor pemerintahan yang relevanharus turut serta dalam pengambilan keputusan mengenai investasi. Artinya pihak yang terlibat bukan hanya pihak yang bertanggung jawab atas pengumpulan pajak atau pendapatan lainnya.
Hal ini menjadi gagasan yang penting demi meningkatnya efektivitas pengelolaan pembangunan perkotaan dengan kolaborasi lebih baik. selain itu desentralisasi tanggung jawab juga harus dilaksanakan dengan baik.
Perencanaan kota menjadi penting termasuk perluasan kota yang teratur. Hal ini penting karena memandu investasi, penyiapan pembagian lahan, dan pemasangan infrastruktur yang wajib disiapkan dengan baik sebelum membangun.
Demikian penjelasan mengenai Hari Kota Sedunia yang meliputi urgensi dan sejarah peringatannya, wujud perayaannya yakni Urban Oktober, dan makna tema pada tahun 2023. Selanjutnya dapat diketahui, setiap kota di dunia perlu diperhatikan agar dapat menjadi kota dengan infrastruktur yang berkelanjutan.