Sejarah dan Urgensi Peringatan Hari Persaudaraan Manusia Internasional
Hari Persaudaraan Manusia Internasional atau International Day of Human Fraternity diperingati setiap tanggal 4 Februari. Peringatan ini terkait dengan tujuan pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Perdamaian menjadi kondisi yang diinginkan dan diharapkan setiap manusia di seluruh dunia. Perdamaian menciptakan rasa kasih sayang dan saling menghargai satu sama lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, menarik mengetahui sejarah Hari Persaudaraan Manusia Internasional dan prinsip perdamaian yang diusung PBB. Simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
Sejarah Hari Persaudaraan Manusia Internasional
Setelah kehancuran Perang Dunia Kedua, didirikanlah PBB dengan tujuan utama menyelamatkan generasi mendatang dari ancaman perang. Salah satu tujuan pentingnya adalah mencapai kerja sama internasional dalam menyelesaikan masalah global, dengan mempromosikan dan mendorong penghormatan terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar bagi semua individu tanpa memandang ras, jenis kelamin, bahasa, atau agama.
Pada tahun 1999, Melalui resolusi 53/243, Majelis Umum mengadopsi Deklarasi dan Program Aksi tentang Budaya Perdamaian. Resolusi ini berfungsi sebagai mandat universal bagi masyarakat internasional untuk mempromosikan budaya perdamaian dan penolakan terhadap kekerasan, yang memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia, termasuk generasi yang akan datang.
Deklarasi ini timbul sebagai hasil dari prinsip yang telah lama dipegang dan dihargai, yang termaktub dalam Konstitusi UNESCO, bahwa "karena perang dimulai di benak manusia, maka di benak manusialah pertahanan perdamaian harus dibangun." Dokumen ini mendasarkan diri pada keyakinan bahwa perdamaian tidak hanya merujuk pada ketiadaan konflik, tetapi juga melibatkan proses partisipatif yang positif dan dinamis, di mana dialog didorong dan konflik diselesaikan melalui semangat saling pengertian dan kerja sama.
Pada tanggal 20 Oktober 2010, dalam resolusi A/RES/65/5, Majelis Umum menyatakan bahwa saling pengertian dan dialog antar agama adalah unsur krusial dalam budaya perdamaian.
Majelis Umum PBB menetapkan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia sebagai upaya untuk mempromosikan harmoni di antara semua individu tanpa memandang agama mereka. Lebih lanjut, resolusi ini mengakui pentingnya dialog antara berbagai kepercayaan dan agama dalam meningkatkan saling pengertian, harmoni, dan kerja sama di antara umat manusia.
Sebagai makhluk yang hidup bersama di dunia ini adalah perlunya saling mengasihi dan mendukung agar kita dapat hidup dalam keharmonisan dan perdamaian di bumi yang berkelanjutan. Sayangnya, kita terus menyaksikan konflik dan intoleransi di dunia ini, diwarnai oleh lonjakan jumlah pengungsi dan orang-orang yang terlantar dalam lingkungan yang tidak bersahabat di sekitar mereka.
Urgensi Peringatan Hari Persaudaraan Manusia Internasional
Majelis Umum PBB telah menetapkan tanggal 4 Februari sebagai Hari Persaudaraan Manusia Internasional melalui resolusi 75/200. Perlu disadari bahwa kontribusi berharga datang dari individu-individu yang berasal dari berbagai agama atau kepercayaan untuk kesejahteraan umat manusia. Dialog antar kelompok agama menjadi sarana yang berpotensi meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap nilai-nilai bersama yang dimiliki oleh seluruh umat manusia.
Selain itu, perlu juga untuk menekankan arti peningkatan kesadaran terhadap keberagaman budaya, agama, atau kepercayaan yang beragam, serta menggalakkan toleransi. Toleransi ini mencakup penerimaan dan penghormatan masyarakat terhadap keragaman ekspresi keagamaan.
Pendidikan, terutama di lingkungan sekolah, seharusnya memiliki peran signifikan dalam mendukung promosi toleransi dan menghapus diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan.
Lebih lanjut, kita perlu mengakui bahwa toleransi, tradisi keberagaman, saling menghormati, dan keanekaragaman agama dan kepercayaan dapat memperkuat ikatan persaudaraan di antara umat manusia.
Oleh karena itu, menjadi sangat esensial untuk mendorong kegiatan-kegiatan yang bertujuan mempromosikan dialog antaragama dan antarbudaya, dengan tujuan meningkatkan perdamaian dan stabilitas sosial.
Hal ini mencakup penghargaan terhadap keberagaman, saling menghormati, serta menciptakan lingkungan yang mendukung perdamaian dan pemahaman, baik secara global maupun pada tingkat regional, nasional, dan lokal.
Prinsip-Prinsip Budaya Hidup Damai Menurut PBB
Budaya damai adalah kumpulan nilai, sikap, tradisi, dan gaya hidup yang didasarkan pada:
- Penghormatan terhadap kehidupan, penolakan terhadap kekerasan, serta dukungan dan praktik non-kekerasan melalui metode pendidikan, dialog, dan kerja sama.
- Penghargaan penuh terhadap prinsip kedaulatan, integritas teritorial, dan kemerdekaan politik negara, tanpa campur tangan dalam urusan yang mendasar di dalam yurisdiksi domestik negara mana pun, sejalan dengan Piagam PBB dan hukum internasional.
- Penghargaan penuh dan dukungan terhadap semua HAM dan kebebasan dasar.
- Komitmen terhadap penyelesaian konflik melalui jalur damai.
- Upaya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dan lingkungan hidup untuk generasi saat ini dan masa depan.
- Penghargaan dan dukungan terhadap hak atas pembangunan.
- Penghargaan dan dukungan terhadap hak dan kesempatan yang sama bagi perempuan dan laki-laki.
- Menghormati dan mempromosikan hak setiap individu untuk berekspresi, berpendapat, dan mendapatkan informasi.
- Kepatuhan terhadap prinsip kebebasan, keadilan, demokrasi, toleransi, solidaritas, kerja sama, pluralisme, keberagaman budaya, dialog, dan pemahaman di semua lapisan masyarakat dan antara bangsa-bangsa.
Itulah ulasan mengenai hari persaudaraan manusia internasional, serta prinsip-prinsip hidup damai menurut PBB.