Sejarah Terowongan Silaturahmi Istiqlal dan Gereja Katedral

Tifani
Oleh Tifani
5 September 2024, 15:01
Sejarah Terowongan Silaturahmi Istiqlal dan Gereja Katedral
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.
Pemimpin Takhta Suci Vatikan Paus Fransiskus (tengah depan) berfoto bersama dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan tamu undangan lainnya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Dalam kunjungannya Paus Fransiskus melihat langsung terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral serta menandatangani "Deklarasi Bersama Istiqlal 2024: Meneguhkan Kerukunan Umat Beragama untuk Kemanusiaan."
Button AI Summarize

Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (05/09/2024). Kepala negara Vatikan ini juga memasuki terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.

Dalam kunjungan tersebut, Paus Fransiskus memberi selamat kepada seluruh pihak karena terowongan ini akan menjadi tempat dialogis antar umat beragama. Hal ini berbeda dengan gambaran terowongan sebagai lorong yang gelap.

Lalu, bagaimana sejarah terowongan silaturahmi istiqlal dan gereja katedral?

Sejarah Terowongan Silaturahmi Istiqlal dan Gereja Katedral

Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta
Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta (KemenPUPR)
 

Pembangunan Terowongan Silaturahni diusulkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2020 lalu. Usulan pembangunan terowongan itu muncul di tengah proyek renovasi Masjid Istiqlal.

Terowongan silaturahmi Istiqlal dan Gereja Katedral dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mulai 15 Desember 2020 dan selesai pada 20 September 2021. Terowongan bawah tanah ini juga simbol toleransi antar umat beragama di Indonesia.

Pembangunan terowongan itu sendiri sebelumnya tak ada dalam rancangan awal renovasi masjid. Awalnya renovasi hanya meliputi bagian interior dan sejumlah bagian di eksterior masjid, seperti sungai, taman, dan lahan parkir.

Namun usulan pembangunan terowongan kemudian muncul di tengah proyek itu. Terowongan silaturahmi yang dibangun dengan biaya Rp37,3 miliar itu tersambung dengan basement parkir di Masjid Istiqlal yang dapat menampung 1.000 unit mobil.

Pada Jumat, Terowongan silaturahmi digunakan jamaah Masjid Istiqlal, sedangkan dipakai jemaat Gereja Katedral Jakarta pada Minggu. Terowongan Silaturahmi dibangun sepanjang 28,3 meter dengan tinggi 3 meter dan lebar 4,1 meter.

Luas terowongan ini 136 meter persegi dengan total luas shelter dan tunnel 226 meter persegi. Dinamakan Terowongan Silaturahmi karena dapat digunakan oleh pengunjung Gereja Katedral maupun pengunjung Masjid Istiqlal.

Banyak yang mengira terowongan ini berada di dalam masjid, tetapi sebenarnya dibangun di depan gerbang utama dan tembus ke gerbang masuk Gereja Katedral. Eksterior terowongan menggunakan material transparan sehingga tidak menghalangi pemandangan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan bangunan cagar budaya.

Interior terowongan silaturahmi dibuat senada dengan interior Masjid Istiqlal menggunakan marmer.

Sejarah Nama Terowongan Silaturahmi Istiqlal dan Gereja Katedral

Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta
Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta (KemenPUPR)
 

Dilansir dari laman resmi Kemenag,  terowongan silaturahmi tidak hanya sebagai simbol kerukunan umat, tetapi juga simbol keberlanjutan peradaban. Gereja Katedral mewakili masa lampau dan warisan sejarah Indonesia yang dibagun dengan arsitektur bergaya neo-gotik khas Eropa yang ada sejak 1808.

Sementara itu, Masjid Istiqlal lebih bernuansa modern dan masa kini yang dirancang oleh Frederich Silaban yang beragama Kristen. Terowongan yang dibangun dengan kata "silaturahmi" mempunyai nilai religiusitas dan lebih mengena daripada jembatan.

Selain itu, Terowongan Silaturahmi juga memberikan makna secara fungsional berupa mobilitas jemaah dari Istiqlal ke Katedral dan sebaliknya secara lancar.

Sejarah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral

Terowongan Silaturahmi
Terowongan Silaturahmi (Waskita Karya)
 

Dalam pembangunan terowongan silaturahmi Istiqlal dan Gereja Katedral, PUPR mempertimbangkan keamanan dan keselamatan bangunan. Sebab, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral merupakan bangunan cagar budaya yang harus dijaga.

Masjid Istiqlal dibangun pada masa Presiden Soekarno dengan arsitek seorang Nasrani, Frederich Silaban tahun 1961. Lokasinya dekat dengan Gereja Katedral yang sudah ada sejak zaman kolonial menjadi lambang toleransi beragama.

Adapun bangunan Gereja Katedral bergaya neo-gotik yang ada saat ini diresmikan pada 21 April 1901. Sebelum bangunan ini, Gereja Katedral yang memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga atau De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming ini merupakan bekas rumah Letnan Gubernur Jenderal H.M. de Kock yang beberapa kali mengalami kerusakan dan pemugaran.

Demikian ulasan lengkap mengenai sejarah terowongan silaturahmi istiqlal dan gereja katedral yang dikunjungi Paus Fransiskus hari ini.

Editor: Safrezi

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...