8 Puisi Hari Ibu yang Menyentuh dan Penuh Makna Sebagai Ungkapan Kasih Sayang
Di Indonesia, Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember untuk memperingati besarnya peran dan cinta kasih seorang ibu kepada anak dan keluarganya.
Peringatan ini merupakan momen dimana seorang anak menyampaikan rasa cinta dan terima kasih kepada sang ibunda. Tidak hanya berupa hadiah, anak bisa mengungkapkan perasaan tersebut melalui puisi yang menyentuh.
Selain memiliki kalimat yang indah, puisi juga bisa menjadi bentuk ekspresi untuk menyampaikan perasaan secara lebih personal dan menyentuh hati
Berikut di bawah ini kumpulan puisi Hari Ibu yang bisa dijadikan sebagai inspirasi.
Puisi Hari Ibu
Berikut ini delapan puisi dari berbagai sumber sebagai inspirasi bila ingin membuat karya sastra ini untuk menyambut Hari Ibu pada 22 Desember mendatang.
1. Cinta Seorang Ibu
Karya: Helen Steiner
Cinta seorang Ibu adalah sesuatu yang berarti
yang tidak ada yang bisa menjelaskan
Cinta seorang Ibu terbuat dari pengabdian yang mendalam
dan pengorbanan dari rasa sakit,
Cinta seorang Ibu tidak ada habisnya dan tidak egois
dan bertahan apa pun yang terjadi,
Karena tidak ada yang bisa menghancurkannya
atau mengambil cinta itu pergi,
Cinta seorang Ibu sabar dan pemaaf
ketika semua orang lain meninggalkan,
Dan cinta seorang Ibu tidak pernah gagal atau terputus-putus
meski hati sedang patah,
Dan cinta seorang Ibu bersinar dengan segala keindahannya
dari permata yang paling langka dan paling cemerlang,
Ini jauh melampaui definisi,
Cinta seorang Ibu menentang semua penjelasan,
Dan itu masih menjadi rahasia
seperti misteri penciptaan,
Banyak keajaiban yang luar biasa
manusia tidak bisa mengerti
Dan bukti menakjubkan lainnya
dari tangan penuntun Tuhan yang lembut.
2. Eufoni Hati
Karya: Ega Febrian Kurnia
Biarkan sekali ini ku berbisik
Alangkah indahnya hariku denganmu
Kala arunika menyerbak di kelopak mataku saat pertama kalinya
Kau buai dengan tangan halus dan air mata bahagia
Sesuatu yang indah dari anugerah-Nya
Kini langkah tak terasa...
Telah ada suara yang berbeda dari suara tangis itu...
Telah ada beban yang berbeda dari sekadar pangkuanmu dulu
Dan telah ada pelukan hangat ketika kau sedang sendu
Sungguh segalanya tak sepadan dengan ketegaranmu
Ibu
Ibu
Ibu
Kau lah awal dan akhir dari cinta pertamaku...
Sungguh, biarkan sua ini menyertai...
Bahwa Aku sangat menyayangimu
3. Setetes Air Mata
Karya: Hanim Fatmawati Madiun
Setetes air mata seorang ibu
Gejolak hati yang seakan akan ingin menjerit
Air mata terus mengalir
Membasahi kedua pipinya
Yang sangat lembut
Di malam yang sunyi gelap gurita
Kedinginan yang merada di tubuhnya
Hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan
Seorang ibu terus
Meneteskan air mata
Dan ia mulai bertanya
Kepada seorang anak
Ia mulai mengucapkan
Kata-kata dengan lisan
Mulutnya seakan akan ingin marah
Penderitaan yang dirasakan
Ia mulai berbaring
Dan meneteskan air mata
Apa yang ia rasakan
Dan mulai merenung dan diam
Tanpa kata-kata
4. Ibu Malaikatku
Karya :Mosdalifah
Ibu...
Di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta
Ibu...
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak pikirkan lelahmu
Kau terus berjalan di antara duri-duri
Ibu...
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Ibu..
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapan pun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
Ibu, malaikatku.
5. Ibu
Karya: Alfarizhi Putra Syadika
Ibu
Cahaya hidup
Malaikat pelindung
Tempatku mengadu
Tempatku berkeluh kesah
Ibu
Kasihmu begitu tulus
Engkau korbankan seluruh hidupmu
Untuk menjaga, mendidik kami anakmu
Ibu
Maafkan aku
Selalu membuatmu kecewa
Maafkan aku
Selalu membuatmu menangis dan bersedih
Ibu...
Terima kasih
Atas untaian doa
Selalu engkau panjatkan
Untuk kami anak-anakmu
Terima kasih ibu
Atas kesabaranmu
Menghadapi kami anak-anakmu
Terima kasih atas kasih dan sayangmu
6. Kesunyian Ibu
Karya: Denza Perdana
Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya.
7. Bidadari Pergi Tak Berpamit
Karya: Della Puspita
Jerit kalbu memekik pilu
Duka selaksa kian terasa
Wajah berseri kini pucat pasi
Belai tangan takkan terasa lagi
Dalam sepi ku ratapi
Kasih pergi tanpa permisi
Terisak tangis tersembunyi
Bayang gelap pun menyelimuti
Kendati banyak mata mengasihani
Sosok putri kini seorang diri
Teringat pesan yang kau ajari
Ingatlah Tuhan bahwa kau tak sendiri
Teruntuk segala hal yang kau torehkan
Kata yang tak sempat kau ucapkan
Terima kasih semesta telah menghadirkan
Bidadari terindah dalam kehidupan
8. Dia Mamaku
Karya: Zakiyah Noer Islami
Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakannya mengguncangkan Nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tahukah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia mamaku
Itulah delapan puisi Hari Ibu sebagai inspirasi bila ingin menulisnya sebagai hadiah untuk ibunda tercinta.