Apa Itu Etanol dan Bahayanya pada Kendaraan? Ini Penjelasannya
Pemerintah Indonesia berencana menerapkan bahan bakar bensin dengan campuran etanol hingga kadar 10 persen atau dikenal sebagai E10 pada Bahan Bakar Minyak atau BBM dalam waktu dekat. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya menghadirkan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM.
Wacana bahan bakar campur etanol muncul setelah base fuel Pertamina Patra Niaga yang mengandung 3,5 persen etanol tidak dibeli oleh sejumlah badan usaha swasta penyedia BBM. Lantas apa itu etanol dan bahaya pada kendaraan?
Apa Itu Etanol?
Mengutip Britannica, etanol adalah senyawa organik yang memiliki rumus molekul C2H5OH. Etanol adalah jenis alkohol yang bisa dihasilkan dari bahan alami seperti tebu, jagung, singkong, atau limbah pertanian.
Etanol memiliki berbagai penyebutan lain seperti etil alkohol, alkohol absolut, atau alkohol murni. Etanol umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti melarutkan bahan-bahan kimia organik lain.
Etanol yang tidak berwarna ini memiliki sifat mudah terbakar dan mudah menguap. Bahkan, kandungan etanol pada BBM kerap menjadi bahan aditif atau tambahan di cairan bensin kendaraan bermotor.
Itulah sebabnya banyak negara mencampurkannya ke bensin untuk menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Artinya, etanol dalam BBM menjadi salah satu jenis energi terbarukan.
Kandungan etanol di BBM secara umum dapat mencapai 10 persen (E10). Badan usaha asal Amerika Serikat (AS) Shell telah lebih dahulu memakai etanol dalam BBM.
Sementara itu, kandungan etanol dalam Pertamina mencakup produk Pertamax Green 95 dengan etanol sebanyak 5 persen (E5). Ada pula etanol pada bensin Pertamax Green 92 (Pertalite) sebanyak 7 persen dan Base Fuel Pertamina 3,5 persen.
Bahaya Etanol untuk Kendaraan
Lantas, apakah etanol dalam BBM berbahaya untuk kendaraan? Mengutip Bell Performance, penggunaan etanol pada campuran BBM murni berdampak buruk pada mesin.
Campuran etanol dalam BBM dapat mengurangi jarak tempuh kendaraan. Hal ini disebabkan oleh molekul etanol yang mengandung nilai energi lebih sedikit daripada bensin murni.
Nilai energi dalam bahan bakar minyak bumi adalah fungsi dari jumlah ikatan karbon dalam molekul. Molekul bensin jauh lebih panjang dengan lebih banyak ikatan karbon daripada molekul etanol kecil, sehingga memiliki lebih sedikit potensi energi dalam bahan bakar campuran itu.
Sebagai contoh, campuran E10 atau 10 persen etanol memliki penurunan nilai energi lebih dari 3,5 persen sampai 5 persen. Lalu, etanol murni memiliki nilai BTU kotor 35 persen lebih rendah dari jumlah setara bensin.
Faktanya menggunakan konsentrasi etanol lebih tinggi dari 15-20 persen dapat menyebabkan kerusakan. Untuk mencegah hal tersebut, mesin harus disesuaikan untuk memperhitungkan sifat pembakaran yang berbeda dari konsentrasi tersebut.
Bahaya etanol bagi kendaraan lainnya adalah dapat menyerap air. Etanol murni memiliki kemampuan yang kuat untuk menyerap air dan ini bisa menjadi masalah besar untuk jenis E10-E85 bila masuk mesin.
Sebab, saat air terakumulasi dalam bahan bakar atau tangki penyimpanan, air akan tenggelam ke dasar tangki. Efeknya tentu korosi, penyumbatan filter, dan penurunan kualitas bahan bakar.
Berikut rangkuman bahaya etanol untuk kendaraan:
- Kerusakan warna pada tangki kendaraan.
- Kerusakan di bagian selang saluran BBM.
- Menimbulkan karat di dalam tangki bensin.
- Semakin borosnya konsumsi bahan bakar.
- Kerusakan komponen mesin kendaraan.
- Korosi pada bagian mesin, tangki, dan saluran yang bersentuhan langsung dengan bensin.
Demikian ulasan singkat mengenai apa itu etanol dan bahaya pada kendaraan. Pengguna kendaraan disarankan untuk menunggu panduan resmi dari pemerintah sebelum memutuskan untuk menggunakan bensin jenis ini.

