IHSG Turun 0,73%, Tertekan Kenaikan Suku Bunga The Fed 50 Bps

Patricia Yashinta Desy Abigail
15 Desember 2022, 17:52
IHSG Turun 0,73%, Tertekan Suku Bunga The Fed yang Naik 50 Bps
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/8/2022). IHSG ditutup melemah pada level 7.086,24 dimana nilai tersebut turun 16,64 poin atau 0,23 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya, yakni 7.102,88 poin.

Pasca pengumuman naiknya suku bunga acuan The Fed 50 basis poin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah dengan penurunan 0,73% ke level 6.751 pada hari ini, Kamis (15/12).

Berdasarkan riset Pilarmas Investindo Sekuritas sore ini, IHSG melanjutkan tren pelemahannya di tengah kenaikan suku bunga AS yang lajunya sudah mulai diperlambat dengan kenaikan 50 bps yang dirilis tadi malam. Namun, ternyata hal ini tidak cukup mampu mengangkat pergerakan pasar secara global yang ditandai oleh pelemahan serentak pada mayoritas indeks global. 

Memang data ekonomi Tiongkok cukup mengecewakan baik dari sisi tingkat pengangguran, produksi industri hingga penjualan ritel. Di dalam negeri sendiri, laporan ekspor Indonesia per November 2022 cukup mengecewakan meskipun masih tumbuh terbatas atau sebesar 5,58%. 

Hanya saja, berlanjutnya tren penurunan tingkat ekspor yang menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi dalam negeri, turut mempengaruhi daya tarik investasi ke dalam negeri. 

Pada saat yang sama, tingkat impor pun dilaporkan terkontraksi sebesar 1,89% imbas pelemahan nilai tukar yang menurunkan permintaan atas bahan baku. Baik dari kelompok impor migas maupun non-migas, memang mengalami penurunan, namun penurunan impor migas turun cukup dalam. Meski demikian, neraca dagang dalam negeri masih konsisten mengalami surplus. 

Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih, mengatakan terhitung sejak Maret 2022 The Fed rutin menaikan suku bunga, hingga pada Desember tahun 2022 suku bunga The Fed kembali naik 50 bps menjadi pada kisaran 4,25%-4,5%.

"Sekaligus menjadi suku bunga tertinggi sejak 2007 saat krisis subprime mortgage," kata Ratih dalam risetnya, Kamis (15/12).

Keputusan The Fed menaikkan suku bunga membuat beberapa bank sentral melakukan kebijakan yang sama termasuk Indonesia. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) misalnya berada pada level 5,25% atau naik 50 bps dari RDG bulan lalu.

Oleh karena itu, BI diprediksi akan tetap mengikuti langkah The Fed untuk menaikan suku bunga di pekan depan demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mencegah capital outflow di pasar keuangan seperti saham dan obligasi, ditengah imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang lebih menarik.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Lona Olavia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...