Investor Diminta Jangan Panik Hadapi Perubahan Batas Bawah Harga Saham

Lona Olavia
9 Maret 2023, 11:18
Investor Diminta Jangan Panik Hadapi Perubahan Batas Bawah Harga Saham
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (2/1/2023). Pada pembukaan perdagangan saham di awal tahun 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 8,51 poin atau 0,12 persen ke 6.842,11.

Batas auto reject bawah (ARB) 7% dinilai sudah tidak diperlukan lagi dalam kondisi seperti sekarang di mana pandemi sudah terkendali dan kinerja emiten sudah bagus lagi.

Sebab menurut Pengamat pasar modal direktur PT Avere Mitra Investama Teguh Hidayat, ketika batas ARB 7% masih berlaku sampai sekarang, maka bisa muncul efek samping, yakni meningkatnya aktivitas spekulasi pada saham-saham berfundamental buruk atau istilahnya saham gorengan karena adanya ilusi psikologis.

Alhasil, ada banyak investor atau lebih tepatnya trader spekulan, yang sekarang berani membeli saham-saham yang berisiko sangat tinggi dan tidak layak investasi, hanya karena berharap harganya besok bakal ARA 20-35%, dan mengetahui risiko ARB terbatas maksimal 7%.

Dia berpendapat memang sebaiknya batas ARB kembali ke 20-35 persen, agar para pelaku pasar kembali menjadi investor dengan membeli saham-saham dari perusahaan benar menghasilkan laba dan membayar dividen, dan bukan lagi menjadi spekulan dengan membeli saham-saham yang digiring opininya akan melesat.

"Jika Anda cukup yakin saham Anda itu benar bagus, tidak bermasalah, tidak usah khawatir karena dia tidak akan crash ARB 20-355. Dalam jangka panjang, hal itu akan membuat pasar modal Indonesia lebih sehat. Investor akan kembali profit dari saham-saham berfundamental bagus yang memang sudah selayaknya naik tinggi," kata Teguh dikutip dari laman websitenya dikutip Kamis (9/3).
 
Hanya memang dalam jangka pendek, mungkin kata dia akan timbul gejolak baru karena para investor angkatan korona, sebelumnya belum pernah mengalami melihat sebuah saham turun sampai 35% hanya dalam sehari sehingga mereka bisa jadi akan panik dan bisa membuat IHSG bergejolak.

Namun Teguh yakin gejolak itu tidak akan berlangsung selamanya. “Itu hanya bagian dari suatu kondisi yang terjadi akibat adanya penyesuaian sehingga ke depan pasar modal Indonesia akan bergerak sesuai dengan kinerja dan bukan hanya berdasarkan sentimen atau rumor,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...