BCA Tebar Dividen Rp 205 per Saham, Lebih Tinggi 41,4% dari 2021
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA membagikan dividen tunai sebesar Rp 205 per saham untuk tahun buku 2022. Jumlah itu meningkat 41,4% dibandingkan dividen tunai yang dibagikan untuk tahun buku 2021.
Adapun secara total, dividen yang dibagikan mencapai Rp 25,3 triliun atau sebesar 62,1% dari laba bersih perseroan yang sebesar Rp 40,7 triliun.
“Sehubungan dengan laba bersih perseroan selama tahun buku 2022 yang sebesar Rp 40,7 triliun, RUPST memutuskan penggunaan laba bersih perseroan antara lain untuk dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp 205 per saham, meningkat 41,4%,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangan resmi, Kamis (16/3).
Dividen tunai tersebut sudah termasuk dividen interim tunai tahun buku 2022 sebesar Rp 35 per saham yang telah dibayarkan oleh perseroan kepada para pemegang saham pada tanggal 20 Desember 2022. Sehingga sisa yang akan dibayarkan perseroan pada tanggal yang akan ditetapkan oleh Direksi Perseroan adalah sebesar Rp 170 per saham.
Terkait jadwal pembayaran dividen tunai tersebut akan diumumkan bersamaan dengan Ringkasan Risalah RUPST, yang akan dipublikasikan BCA pada Senin, 20 Maret 2023.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah serta dukungan dari seluruh stakeholders, termasuk pemerintah dan otoritas perbankan, sehingga BCA dapat menutup tahun 2022 dengan kinerja yang solid. Meskipun menghadapi ketidakpastian perekonomian global, kami melihat momentum bisnis di Indonesia kembali bertumbuh,” katanya.
Jahja mengatakan bahwa hasil keputusan RUPST, termasuk pembagian dividen tunai ini, merupakan komitmen perseroan untuk senantiasa memberikan nilai tambah yang berkesinambungan kepada pemegang saham.
“Seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi nasional yang positif, kami optimistis atas prospek bisnis ke depan dan melangkah secara pruden di tahun 2023, sekaligus konsisten mendukung pemulihan ekonomi di berbagai sektor,” kata Jahja.
Tahun lalu, BCA beserta entitas anak membukukan laba bersih senilai Rp 40,7 triliun di tahun 2022 atau tumbuh 29,6% secara tahunan.
BCA mencatat pemulihan permintaan kredit seperti kredit korporasi yang naik 12,5% menjadi Rp 322,2 triliun di Desember 2022. Sementara kredit komersial dan UKM meningkat 10,1% mencapai Rp 210,2 triliun. Adapun, KPR tumbuh 11,0% menjadi Rp 108,3 triliun. Sementara itu, KKB naik 13,6% menjadi Rp 46,1 triliun, mampu meningkat dari penurunan di tahun sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 13,4% menjadi Rp 13,8 triliun.
Lalu, total portofolio kredit konsumer tercatat naik 11,7% menjadi Rp 171,3 triliun. Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 11,7% menjadi Rp 711,3 triliun di Desember 2022, lebih tinggi dari target pertumbuhan 8%-10%. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 14,9% mencapai Rp 183,2 triliun di Desember 2022, berkontribusi hingga 25,4% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.
Sementara itu, CASA naik 10,6% mencapai Rp 847,9 triliun per Desember 2022, berkontribusi hingga 82% dari total dana pihak ketiga. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,5% menjadi Rp 1.040 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,0% menjadi Rp 1.315 triliun.