Kota Solo Targetkan 1.500 UMKM Go Digital
Sebanyak 1.500 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Solo ditargetkan dapat makin akrab dengan digitalisasi atau go digital. Namun saat ini masih banyak tantangan yang dihadapi pemerintah Kota Solo untuk mewujudkan hal tersebut.
Dinas Koperasi dan UKM Surakarta Wahyu Kristina mengatakan bahwa tantangan yang dimaksud seperti rendahnya literasi digital dan konsistensi para pelaku UMKM. Adapun saat ini baru 15% dari seluruh pelaku UMKM di Kota Solo yang sudah mendigitalisasi bisnisnya.
“Ketika mereka sudah masuk penjualan daring dapat pesanan banyak mereka kewalahan, sehingga produksi yang awalnya bagus tapi di tengahnya mulai berkurang. Memang harus ada kemudahan akses permodalan agar dapat mempertahankan kualitas dari penjualan,” ujar Wahyu Kristina kepada Katadata.co.id di acara talkshow Satu dalam Cita: Memasarkan Produk Lokal di Dunia Digital, di Pura Mangkunegaran, Solo, Sabtu (24/6).
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah Kota Solo, jelas Wahyu membuat sebuah program kerja sama antara siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan UMKM lokal. Nantinya satu siswa SMK akan menggandeng 10 UMKM untuk pendampingan.
Dengan demikian, program ini diharapkan dapat menciptakan 1.000 UMKM go digital. Rencananya program kerja ini akan dilaksanakan pada Agustus mendatang ketika Solo menjadi tuan rumah untuk hari UMKM Nasional yang ke-23 pada 10-13 Agustus 2023 mendatang.
“Kami optimistis karena biasanya komunikasi antara anak sekolah dengan UMKM lebih enak dan nyambung. Saya berharap program ini akan berhasil membuat UMKM di Solo go digital,” kata Wahyu.
Dalam kesempatan yang sama Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan mengungkapkan, indeks literasi digital masyarakat Indonesia memang masih perlu ditingkatkan lagi.
“Lewat survei literasi digital yang dilakukan Kominfo, angkanya masih di 3,54 dari skala 1-5. Ini perlu terus ditingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat semakin cakap digital,” kata Semuel.
Semuel menambahkan, Kemenkominfo terus memberikan pelatihan literasi digital ke seluruh kelompok masyarakat. Hingga saat ini, sudah sekitar 20 juta masyarakat di seluruh kabupaten di Indonesia yang menerima pelatihan literasi digital.
Direktur Sisiplus Katadata Marah Andikha mengatakan bahwa UMKM harus segera beralih ke digital agar bisa naik kelas. Ini dilakukan agar produk-produk UMKM bisa semakin luas dipasarkan melalui platform digital.
Apalagi berdasarkan survei yang dilakukan Katadata, 93% masyarakat Indonesia lebih tertarik membeli produk lokal dibandingkan produk luar negeri
“Momentum ini tentunya harus segera dimanfaatkan oleh UMKM dalam memasarkan produknya di platform digital yang ada saat ini,” kata Andikha.