Saham Turun hingga Ganggu Kesehatan Mental, Ini Pesan Lo Kheng Hong
Investor kawakan Lo Kheng Hong sampaikan pesan agar investor pemula khususnya generasi milenial sukses berinvestasi di pasar saham.
Lo Kheng Hong menyebut seorang investor pemula harus mematuhi aturan utama dalam berinvestasi saham, yaitu tidak boleh rugi. Menurutnya kerugian dalam investasi dapat menyebabkan stres dan gangguan mental yang serius karena uang yang telah diperoleh dengan susah payah sepanjang hidup bisa lenyap begitu saja.
Ia juga turut membandingkan konsep berinvestasi dengan ibaratnya mencari pekerjaan setelah lulus kuliah. Seperti seorang investor, kata Pak Lo biasa ia disapa, seorang yang baru lulus kuliah harus mencari perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan besar atau wonderful company sehingga dapat memberikan gaji yang besar kepada karyawannya dan kesejahteraan.
Dalam artian untuk mengurangi penyebab yang bisa mengganggu kesehatan mental dalam berinvestasi, maka kunci utamanya adalah menaruh uang pada saham wonderful company. Selain itu, jika sudah menemukan maka dibutuhkan kesabaran. Pak Lo sendiri menyebutkan bahwa sabar itu adalah ilmu yang tingkatannya paling tinggi di pasar saham.
“Kita harus mencari wonderful company, cari perusahaan banyak yang cuannya,” ucap Lo Kheng Hong dalam channel Youtube MDP TV bertajuk “INVEST-a-DAY Millenial to be Millionaire” dikutip Senin (23/10).
Pak Lo menuturkan dengan memiliki saham dalam perusahaan semacam itu, ia mengklaim seseorang bisa tidur dan bersantai sepanjang hari. Namun jika belum memilikinya, maka seseorang harus terus bekerja keras, menjalankan gaya hidup hemat dan kesederhanaan.
"Saya tidur saja bisa kaya, kenapa bisa kaya? karena saya punya wonderful company yang bisa menjadi mesin pencetak uang bagi saya,” ujar pria yang sering dijuluki Warren Buffet asal Indonesia tersebut.
Terkait kesabaran, Lo Kheng Hong berbagi pengalaman dalam investasi sahamnya. Ia mengatakan, kenaikan harga saham untuk melambung tinggi tergantung dari kinerjanya. Sebagai contoh, ia pernah membeli saham PT Indika Energy Tbk (INDY) pada 2016 dengan harga Rp 100. Dalam waktu dua tahun, yakni 2017 saham tersebut meningkat nilainya menjadi lebih dari Rp 4.000 per saham.
Namun ia juga mengakui bahwa ada saham yang pernah ia pegang dalam jangka waktu yang sangat lama, seperti saham PT Paninvest Tbk (PNIN). Kala itu ia beli pada 2004 dan masih belum dijual hingga 2023.
Meskipun nilai saham ini belum mengalami kenaikan yang signifikan, ia merasa bersyukur dan menunjukkan bahwa meskipun ia tidak bisa menjualnya dengan keuntungan, ia masih memiliki aset berharga.
“Tapi ada juga yang lama, yang saya pegang lama PNIN, beli dari 2004 sekarang 2023 masih belum dijual, benar-benar Mercy harga Bajaj, tapi ini Bajaj terus tidak naik-naik,” ucap pria berusia 64 tahun tersebut.
Selain itu, ia menyebut saham-saham tertentu, seperti PT Panin Financial Tbk (PNLF) yang telah memberikannya keuntungan besar. Hal itu lantaran karena ia memiliki saham di perusahaan induk, yaitu PNIN.