Lippo Karawaci Berbalik Jadi Untung Rp 787,79 Miliar
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) meraup laba bersih Rp 787,79 miliar dalam sembilan bulan pertama 2023. Laba tersebut melonjak 141% dibandingkan dengan kerugian Rp 1,92 triliun pada periode yang sama 2022 lalu.
Selain itu, kinerja positif ini berhasil mengurangi defisit perusahaan sebanyak 7,1%, meskipun masih tersisa defisit sebesar Rp 10,17 triliun hingga akhir September 2023.
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (30/10) pendapatan bersih perusahaan meningkat sebesar 17,9% year on year (yoy) mencapai Rp 12,33 triliun. Selain itu, pendapatan dari bisnis properti naik sebanyak 17,49% menjadi Rp 3,27 triliun. Pendapatan dari bisnis fasilitas dan layanan kesehatan juga meningkat 18,9% menjadi Rp 8,24 triliun.
Meskipun beban pokok pendapatan meningkat 13,8% menjadi Rp 6,98 triliun pada akhir September 2023, laba kotor LPKR tetap naik 23,8% menjadi Rp 5,34 triliun. Sementara laba usaha melonjak 2.091% yoy menjadi Rp 3 triliun pada akhir kuartal tiga 2023, dengan kontribusi penghasilan lainnya melonjak 1.346% menjadi Rp 1,15 triliun.
Penyumbangnya kenaikan itu juga berasal dari pembelian kembali obligasi yang meningkat drastis, mencapai 1.940% menjadi Rp 918,19 miliar. Emiten properti Grup Lippo tersebut juga meraup untung dari perubahan kurs mata uang sebanyak Rp 210,62 miliar pada akhir kuartal tiga 2023. Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya tidak mengalami perubahan.
Pada akhir kuartal tiga 2023, LPKR mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp 1,62 triliun, berbanding terbalik dengan rugi sebelum pajak Rp 1,36 triliun pada periode yang sama sebelumnya September 2022.
Selain itu, perusahaan mengurangi kewajiban sebesar 2,9% menjadi Rp 29,89 triliun, sementara total ekuitas meningkat sebesar 6,8% menjadi Rp 20,48 triliun pada akhir September 2023.