Prajogo Pangestu Didepak dari Jajaran 25 Orang Terkaya di Dunia
Konglomerat asal Indonesia, Prajogo Pangestu kini sudah tak lagi masuk jajaran 30 orang terkaya di dunia. Berdasarkan Forbes Real Time Billionaire pada Senin (15/1), nilai kekayaan bersihnya kini tercatat US$ 37,6 miliar atau setara dengan Rp 584,92 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.556 per dolar AS.
Dengan demikian, ia menempati posisi ke-36 sebagai orang terkaya di dunia. Padahal, mengawali perdagangan awal tahun 2024, kekayaan konglomerat asal Indonesia, Prajogo Pangestu meroket hingga mencapai US$ 55,6 miliar atau senilai Rp 859,71 triliun. Prajogo Pangestu menempati posisi nomor 24 orang terkaya di dunia.
Meskipun kekayaannya merosot, tetapi ia masih bertengger jadi orang nomor satu terkaya di Indonesia.
Kekayaan bersihnya mengalahkan harta pemilik Bayan Resources, Low Tuck Kwong US$ 27,8 miliar atau senilai Rp 432,46 triliun. Tak hanya itu, kekayaan Prajogo juga lebih tinggi dari duo pemilik Grup Djarum, R. Budi Hartono US$ 26,4 miliar dan Michael Hartono US$ 25,3 miliar.
Sebelumnya kekayaannya juga sempat anjlok US$ 7,7 miliar atau sekitar Rp 119 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.568 per dolar AS hingga Selasa kemarin (9/1).
Harta Prajogo menguap 15,31% dan menjadikannya sebagai miliarder dunia dengan penurunan paling dalam dibanding Elon Musk yang turun US$ 3,9 miliar hingga pemilik brand fesyen mewah Louis Vuitton, Bernard Arnault yang turun sebesar US$ 2,8 miliar. Kekayaan bersih Prajogo Pangestu minggu lalu mencapai US$ 42,7 miliar atau setara Rp 664,75 triliun.
Menilik sumber pemicunya, saham emiten geothermal milik taipan Prajogo Pangestu
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) ditutup longsor secara mingguan hingga 34,95%. Alhasil, posisi kapitalisasi pasar atau market cap BREN jatuh hingga menempati posisi nomor empat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/1).
Pada penutupan perdagangan akhir pekan kemarin, Jumat (12/1) saham BREN ditutup merosot 6,93% hingga ke level Rp 4.700 per saham, dengan market cap Rp 628,80 triliun. Angka market cap tersebut turun drastis sebanyak Rp 388 triliun dari sebelumnya tercatat Rp 1.016 triliun pada awal perdagangan saham, Selasa (2/1) lalu.
Tak hanya itu, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) juga merosot secara mingguan sebanyak 33,85% ke level Rp 1.065 dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) ambles 27,79% ke level Rp 3.560 per lembar saham.